Chapter 2

1.9K 137 7
                                    

Yap, Chapter 2 sudah ku publish. Aku menulis marathon seperti ini karena imajinasi di kepalaku sedang liar-liarnya.  langsung saja, silahkan baca!!

Disclaimer : Ichiei Ishibumi

~♠ЖMondaiji DxD♠~

Keesokan harinya, di kelas XI-3 kembali muncul sang ketua OSIS yang pastinya mencari orang yang sama karena kemarin sosoknya tidak muncul sama sekali di hadapan gadis wajah tembok tersebut. Saat dia membuka pintu kelas dimana Raizer belajar, tetap saja ada satu kursi kosong yang kebetulan juga ditempati oleh orang yang sama dicari oleh Sona.

"Kaichou, mungkin kita datang nanti setelah istirahat. Sekarang sudah waktunya jam pelajaran."

Saran gadis disampingnya yang merupakan wakil ketua OSIS, Shinra Tsubaki.

"Tidak, sebentar lagi dia pasti datang."

Dan benar saja. Sosok berambut hitam dengan entengnya melompat dari tanah ke lantai dua melewati jendela.

"Apa seperti itu caramu masuk ke kelas, Leviansa-kun?"

Raizer baru sadar kalau ada orang lain yang masuk kedalam barisan orang yang melihat kebiasaan absurb Raizer yang masuk lewat jendela. Sebelum dia menjawab, dia masuk kedalam kelas dan menutupnya kembali.

"Maa seperti itulah, supaya tepat waktu. Masuk dengan cara biasa itu membuang-buang waktu cukup banyak untuk berjalan di koridor. Bukankah di Jepang itu sangat disiplin dengan waktu?"

Tanya Raizer yang masih saja menggunakan nada sarkasnya walaupun sedang berhadapan dengan siswa paling berpengaruh di akademi Kuoh.

"Kau sudah telat 30 menit, apa itu maksudmu sebagai tepat waktu?"

Raizer dengan percaya dirinya berkacak pinggang sambil mengangguk dengan tegas.

"Ya, menurut RMT."

Semua orang di kelas termasuk dua orang di depan pintu bingung dengan perkataan Raizer.

"RMT? Apa maksudmu GMT? Raizer, apa kau itu lebih bodoh daripada aku?"

Tanya pemuda paling mesum di akademi ini dengan wajah yang lebih percaya diri karena merasa ada yang lebih dalam dirinya daripada Raizer.

"Tidak, RMT. Raizer Mean Time. Bukankah setengah jam itu bagus? Biasanya aku baru datang setelah setengah jam pelajaran sudah selesai. Bukankah itu bagus?"

Sona terlihat hanya menghela nafas sambil membenarkan letak kacamatanya. Benar apa yang kedua temannya bilang, orang ini abnormal.

"Leviansa-kun, ikutlah dengan kami. Ada beberapa hal yang harus kau ketahui."

"Oke."

Raizer tidak takut ataupun gugup sedikitpun karena dia sudah terbiasa dipanggil oleh atasan saat di sekolah yang lalu-lalu. Dia berjalan dengan santai melewati para murid yang sedang seharusnya fokus ke pelajaran, namun saat Raizer berada di depan papan tulis, dia merasa ada akal bulus yang hinggap di kepalanya. Seringaian kecil muncul di wajah Raizer yang membuat murid lain menjadi waspada, namun ternyata kewaspadaan mereka tidak berguna karena Raizer hanya mengambil sebuah kapur dan menambah barisan soal matematika yang sudah ada di papan.

*Tak*

"Kalau ada dari kalian yang bisa menyelesaikan soal ini, aku akan melakukan apa saja. Ja naa."

Raizer-pun pergi dengan meninggalkan oleh-oleh sebuah soal yang memiliki panjang hingga dua baris dengan kesulitan yang bahkan tidak dapat dipecahkan oleh guru yang mengajar. Semua orang mulai merasa ragu kalau soal tersebut ada jawabannya, bahkan aplikasi matematika saja tidak berpengaruh untuk menyelesaikan soal tersebut.

Mondaiji DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang