Disclaimer : Ichiei Ishibumi
Pertarungan kedua orang itu benar-benar tak seimbang. Namun entah mengapa, walaupun mereka adalah iblis bangsawan, namun aura intimidasi dan teror yang dipancarkan Raizer membuat mereka sedikit gemetaran. Tatapan Raizer yang lebar memperlihatkan mata hitam yang menyala karena pantulan cahaya, kemudian seringaian maniak seolah dia tidak bisa menahan sesuatu lagi dalam dirinya. Dan yang paling mencolok adalah, aura yang dikeluarkan Raizer cukup mencekam, seolah mereka melihat seorang iblis yang terbentuk dari aura tersebut.
Tribun Maou
"Benar-benar sifat seperti iblis ya? Sepertinya dia tidak berbohong tentang itu."
Di tribun khusus para Maou, Sirzech terlihat tersenyum sendiri sambil bergumam sesuatu. Salah satu Maou yang tidak sengaja mendengar sekaligus yang paling dekat dengan Sirzech, Maou Leviathan.
"Apa maksudmu, Sir-tan?"
Mungkin dari para Maou yang ada, dia adalah yang paling bebas, bahkan saat ini dia menggunakan cosplay entah dari anime atau manga mana itu.
"Raizer-kun, sebenarnya aku sedang bertaruh disini. Dia memang seperti yang dikatakan oleh Shirayuki-hime. Raizer-kun benar-benar tidak dapat dikendalikan, sekarang keselamatan Rias hanyalah taruhan keduaku."
"Shirayuki? Maksudmu Shirayuki-hime itu?"
"Ya, Raizer-kun diangkat menjadi cucu Shirayuki-hime. Tentu dia mendapatkan latihan keras, namun yang paling membuatku kagum adalah sifat liarnya yang lebih mengerikan daripada binatang."
Arena
Sekarang Raizer tidak akan menahan diri lagi-tidak, dia hanya akan menambah kekuatan penuhnya. Kekuatan Raizer biasanya berdasarkan pada emosinya. Jika tadi memang sudah kekuatan penuh Raizer dalam mode normal, sekarang kekuatan penuh Raizer semakin besar karena emosinya yang kegirangan. Dia berlari sekuat tenaga untuk memperpendek jarak diantara mereka berdua. Raizer terus dilempari bola api yang cukup banyak, namun dia bisa menghindarinya dengan gerakan minim walaupun harus mersakan panas dari radiasinya. Namun semangatnya lebih membara daripada panas dari bola api itu. Melihat Raizer yang mendekat, Raiser menjadi sangat waspada karena serangan yang ia terima sebelumnya sangat terasa namun tidak melukai. Raiser mencoba terbang, namun dia tidak terlalu cepat sehingga Raizer berhasil menangkap kaki Raiser dan menariknya secara paksa kebawah dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya sudah dalam posisi dan menghantamkan bogem mentah langsung ke ulu hati Raiser yang langsung memuntahkan cukup banyak darah dari mulutnya.
Raizer tidak hanya memberikan satu, namun tiga pukulan pada saat Raiser masih mengambang di udara. Kemudian Raizer menghempaskan Raiser menggunakan pukulan kedua telapak tangan Raizer yang mengenai dada Raiser.
Sebenarnya dia ingin langsung mengejar Raiser, namun semua itu gagal karena munculnya piar api yang muncul dari tanah dan melesat secara diagonal menyerang Raizer.
"Gahk!?"
Sekarang Raizer juga mendapatkan serangan telak, bahkan lebih parah daripada Raiser. Dia terpelanting beberapa kali di udara, namun berhasil menapakkan kakinya ke tanah walaupun harus terseret beberapa meter. Dia tidak berhenti untuk beristirahat dan melesat secepat mungkin untuk mengikis jarak diantara mereka.
"Hahahaha, ini menyenangkan."
Walaupun darah terus menetes dari tubuhnya, namun dia tidak memperdulikannya sama sekali dan malah menyeringai seperti seorang maniak. Raiser melemparinya puluhan bola api dan pilar-pilar api yang muncul dari tanah. Seseorang bilang kalau petarung berpengalaman tidak menggunakan otak untuk bergerak, namun insting atau naluri. Seorang petinju tidak mungkin berpikir dulu saat dia melihat serangan cepat dari musuhnya. Begitupula dengan Raizer, pengalamannya dalam pertarungan jalanan membuat instingnya terasah sehingga bisa dapat menghindari hampir semua serangan api Raiser.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mondaiji DxD
HumorRaizer Arga Leviansa, atau biasa dipanggil Sang Iblis dikalangan para berandal di kota XXX. Sebenarnya dia hanya pencari kesenangan tingkat akut, namun karena sikapnya yang sulit dikendalikan akhirnya dia dikirim ke Jepang dimana nenek sekaligus pen...