Prolog

3.7K 152 23
                                    

Disclaimer : Ichiei Ishibumi

Di pematang di kota XXX, seorang pemuda yang masih memakai pakaian sekolah yang pasti dikenali oleh semua orang di wilayah XXX, yaitu kemeja putih, celana biru dan almamater biru yang menjadi ciri khas SMA Negeri 1 XXX.

Memang pemuda itu mengenakan seragam kebanggaan yang bahkan sudah terkenal di seluruh Indonesia, namun saat ini dia sedang tidur pada saat waktu pembelajaran sedang berlangsung. Saat ini masih jam 10.30, bisa dibilang kalau pemuda itu tengah membolos tanpa takut atau malu saat tidur di pematang masih mengenakan seragam.

“Aaaah, bosan. Aku benar-benar bosan. Kalau bosan bisa dijual, aku pasti sudah kaya sampai mati.”

Saat ini pemuda itu tidak mendengar apapun dari luar karena telinganya saat ini disumbat oleh sebuah Headphone berwarna hitam bergaris merah, jadi dia tidak akan mendengar ocehan para penduduk yang kebetulan melihatnya.

“Hahahaha lihat dia. Menyedihkan sekali.”

Memang Raizer tidak mendengarkan suara yang barusan, namun insting yang selama ini dia kembangkan merasakannya, perasaan yang pasti akan mengundang masalah. Pemuda itu menyeringai karena sepertinya dia akan mendapatkan kesenangan sebentar lagi. Dia bangkit dari tidurnya dan berjalan mendekati keenam orang yang salah satunya sedang di-bully.

“Hoy hoy, biarkan aku ikut bersenang-senang.”

Seringai pemuda itu terlihat sangat bersemangat karena mendapatkan hiburan di hadapannya. Saat mendengar suara pemuda itu, para berandal yang barusan menikmati membully satu orang itu langsung kaget sambil berjingkat mundur saat melihat pemuda yang saat ini berjalan dan melemaskan kedua tangannya.

“D-Dia Raizer Sang Iblis.”
“Bagaimana ini bos?”
“Tenanglah, dia hanya sendiri. Kita hajar dia bersama-sama!”

Mereka berlima langsung menyerang secara bersamaan menuju pemuda bernama Raizer. Sebelum melesat maju, Raizer melepaskan Headphone-nya ke lehernya dan langsung menerjang mereka dalam sekali hentakan.

Seketika pemuda itu langsung berada di hadapan sang bos yang berada di barisan paling belakang melewati keempat berandal yang sebenarnya ingin menyerang Raizer.

“HA!!”

Raizer langsung meluncurkan pukulan kanannya tepat di wajah bos berandal itu yang seketika langsung melemparkan orang itu ke sungai. Tidak sampai disitu, Raizer langsung menunduk untuk menghindari pukulan asal keempat berandal dan kemudian dia mengangkat kaki kanannya untuk menendang dagu berandal A yang sepertinya mendapat sial hari ini. dampak dari tendangan itu bisa dibilang sangat kuat karena bisa menghempaskan berandal A ke udara dan menghempaskan tubuhnya cukup jauh.

Sekarang Raizer berdiri untuk melayani berandal B, C dan D yang terlihat masih memiliki harapan untuk membuatnya senang.
Raizer menangkis semua serangan acak berandal-berandal yang memang dari awal hanya bermodal nekat dan pukulan asal karena mereka berdua tidak memiliki keterampilan beladiri. Pada akhirnya, mereka kalah dengan wajah penuh lebam karena berani mencari kesempatan untuk kabur dari Raizer yang sedang bosan.

“Cih, membosankan sekali.”

Di wilayah XXX, tidak ada berandal yang tidak tahu nama Raizer. walaupun tampangnya terlihat menjanjikan, namun sifat yang ia miliki benar-benar berkebalikan. Karena sudah tidak ada kegiatan lagi untuk dilakukan di pematang tempatnya tidur, Raizer memutuskan untuk masuk sekolah walaupun seharusnya saat ini sudah mulai pada jam ke 6.

Sekolah

Baru saja dia ingin masuk kedalam kelas, tiba-tiba seorang guru menghentikannya.

“Nak Raizer, berantem lagi?”

Tanya guru itu kepada Raizer mengingat dialah yang paling sering berurusan dengan Raizer saat anak itu ketahuan berkelahi, walaupun Raizer tidak pernah sekalipun ingin merahasiakan apa yang ia lakukan.

Mondaiji DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang