Chapter 10

1.4K 73 3
                                    

Disclaimer : Ichiei Ishibumi

Pernyataan telah dibuat, pemenangnya adalah Raizer. Memang Raizer saat ini tak sadakan diri dengan luka yang parah, namun dalam duel ini terdapat dua kondisi kekalahan. Pertama adalah lawan yang tidak sanggup melawan lagi, dan yang kedua adalah lawan keluar dari arena. Kondisi kedua-lah yang membuat Raizer memenangkan duel tersebut. Raiser yang awalnya bingung akhirnya sadar saat dia melihat kebelakang. Matanya terbelalak sekaligus syok berat karena dia melihat tangan yang ia gunakan untuk menyangga tubuhnya telah berada di luar arena.

"Uso...darou? Hanya karena tanganku? Apa-apaa ini?"

Segala emosi di dalam diri Raiser campur aduk sehingga dia tidak tahu harus bagaimana. Dia kesal, marah, benci, dan yang paling besar adalah rasa malu dan kecewa.

"Itu karena kamu meremehkan lawanmu, Raiser-kun."

Tiba-tiba di hadapan Raiser muncul sang Maou kepala tomat busuk, alias Sirzech.

"Seharusnya kamu bisa mengalahkannya dengan mudah karena Raizer-kun hanyalah manusia biasa. Kekuatan sarung tangan barusan adalah yang paling lemah diantara Jinki lainnya bahkan kekuatan sucinya tidak sekuat salib untuk melukaimu, seharusnya kamu bisa menembusnya dengan sihir tingkat tinggi. Itu akan menjadi pembelajaranmu, Raiser-kun."

Sirzech kemudian berbalik dan melihat kondisi Raizer yang tengah diberi pertolongan pertama oleh tim medis dengan kekuatan sihir mereka. Tidak hanya pihak medis, namun Asia juga ikut menyembuhkan luka Raizer yang sangat parah menggunakan Twilight Healing miliknya yang memiliki kemampuan menyembuhkan lebih hebat daripada tim medis lainnya.

"Asia-san, apakah Raizer bisa disembuhkan?"

Seperti biasa, Zell adalah yang paling cerewet karena sekarang akhirnya dia bisa memeriksa kondisi Raizer secara langsung.

"Lukanya terlalu parah. Luka Raizer-senpai bahkan lebih parah dariapda Issei-san."

"Tolong usahakan setidaknya nyawanya pasti terselamatkan."

"Baik."

Asia kembali memfokuskan seluruh kekuatan sihirnya untuk menyembuhkan luka fatal Raizer. Perlahan luka Raizer mulai menutup, namun ada sesuatu yang aneh.

"I-Ini..... apa yang terjadi?"

~♠ЖMondaiji DxD♠~

*Tiiit.....tiiiit....tiiit....tiiiit......*

Di dalam ruangan serba putih, disana terbaring pemuda yang telah melewati masa-masa kritis dari kondisinya yang sangat parah. Disamping ranjang pemuda itu, terlihat kalau ada seorang lagi yang tengah dirawat, namun lukanya tidak terlalu parah. Walaupun begitu, tampak kalau jari pemuda itu bergerak beberapa kali.

"N...ngh....."

Sosok itu perlahan membuka matanya setelah cukup lama tak sadarkan diri. Dia melakukannya dengan perlahan agar matanya dapat membiasakan diri dengan intensitas cahaya yang masuk kedalam matanya.

Raizer PoV

Sial, kepalaku pusing sekali. Apa rasanya mabuk yang seperti di TV itu seperti ini? Ah, aku tidak tahan rasanya. Rasanya kepalaku cenat-cenut ingin meledak. Apa yang sebenarnya terjadi? Tenang. Tenanglah diriku! Raizer-sama baru bisa berpikir jika tenang, jadi aku harus tenang. Sebagai langkah awal, aku mengobservasi ruangan yang merupatakan tempatku berada. Atap putih, gorden, kasur pasien, infus, alat kedokteran entah apa namanya, dan sebuah tubuh yang ngorok dengan lantangnya di samping ranjangku. Sudah dipastikan, ini adalah rumah sakit.

Sekarang menuju tahap kedua. Aku memejamkan mataku dan memasuki kepalaku untuk menggeledah isi perpustakaan yang tertata rapi di otakku. Setelah beberapa saat, akhirnya aku ingat kalau aku sedang melawan Raiser dan karena serangan brutalnya, aku langsung tak sadarkan diri. Seterusnya aku tidak tahu apapun. Tunggu!-

Mondaiji DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang