Disclaimer : Ichiei Ishibumi
~♠ЖMondaiji DxD♠~
Tepat satu bulan latihan telah Raizer dan Zell jalani dengan penuh suka dan duka yang tidak sedikit. Sekarang adalah saatnya mereka menuju ke tahap perkembangan yang baru. Hasil dari latihan mereka benar-benar terasa hanya dalam waktu satu bulan berkat pelatihan Kokuyo yang memaksa potensi kedua orang itu keluar dengan latihan super berat. Sekarang mereka berdua sudah siap untuk pergi ke tempat turnamen yang dibicarakan Kokuyo sebulan yang lalu.
Mereka berdua sudah mempersiapkan apa yang mereka butuhkan untuk pergi ke Kyoto, yaitu uang dan ponsel. Khusus untuk Raizer, dia selalu setia mengenakan Headpone yang bertengger di lehernya. Perjalanan kali ini bukan untuk berlibur ke kota Kyoto, melainkan mengikuti turnamen yang masih tidak mereka ketahui bagaimana peraturan dan jenis turnamennya.
"Kalian yakin tidak membawa apapun?"
Mereka mengangguk yakin. Tidak peduli apa yang akan mereka bawa, rasanya itu tidak berguna karena Raizer dan Zell akan ikut turnamen.
"Kalau begitu mari kita berangkat."
Kokuyo sudah memesan taksi yang sekarang berada di depan asrama. Awalnya perjalanan mereka terasa normal-normal saja, naik taksi, saat di bandara tidak terlihat kalau mereka adalah orang yang mencolok, masalahnya adalah saat mereka ingin registrasi. Dari awal masuk ke bandara Raizer memang bingung, biasanya sebelum berangkat pasti selalu membawa tiket yang sudah di pesan atau membeli tiket di loket, namun Kokuyo tidak melakukan hal tersebut. Wanita itu langsung menghampiri seorang petugas bandara dan berbicara sebentar. Hari ini bertepatan saat hari libur sehingga Raizer dan Zell kesulitan untuk mendengar apa yang dibicarakan nenek mereka.
Dengan senyum ramah, petugas bandara itu menuntun mereka dan begitu saja melewati antrian penumpang yang ingin naik pesawat.
"Nek, bagaimana bisa kita melewati antrian begitu saja?"
Akhirnya Zell bertanya kepada Kokuyo dengan keanehan yang mereka alami sekarang. Normalnya hanya pejabat saja yang diperlakukan seperti itu.
"Ah, nenek belum memberitahumu ya. Bandara ini milik nenek."
Mereka berdua langsung Speechless tak tahu harus menjawab apa. Wajah mereka benar-benar tidak dapat digerakkan sedikitpun selain kedutan di sebelah mata kedua pemuda yang diadopsi nenek Legend ini.
"Secara resmi nenek yang memiliki 51% saham bandara ini, tapi sebenarnya semuanya adalah milik nenek."
Dari dulu mereka hanya berpikir kalau Kokuyo adalah orang luar negeri yang berpetualang ke berbagai negara dan menetap di Indonesia sebentar untuk mengurus dua bocah yang sudah ia anggap sebagai cucu sampai sekarang. wanita itu hidup sederhana, tak tampak sama sekali kalau dia adalah orang yang super kaya. Saat Raizer dan Zell masih anak-anak, mereka pikir paras cantik Kokuyo sudah biasa di luar negeri, jadi mereka berdua tidak ambil pusing dengan kecantikan wanita itu untuk menyamakannya dengan bangsawan atau rakyat biasa.
"Ku kira nenek menyewakan rumah itu karena memang itulah pekerjaan nenek. Kalau nenek sekaya itu, kenapa repot-repot membuka asrama?"
Kokuyo hanya terseyum mendengar pertanyaan cucunya yang memang benar adanya.
"Terkadang ada sesuatu yang tidak bisa didapatkan dengan menjadi kaya."
Akhirnya mereka sampai ke pintu masuk dimana sebuah pesawat super mewah sudah terhubung dengan pintu masuk tersebut.
"Pesawat pribadi?"
"Jangan tanya. Itu hanya akan membuat kepala kita mendapatkan banyak pertanyaan, Zell."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mondaiji DxD
HumorRaizer Arga Leviansa, atau biasa dipanggil Sang Iblis dikalangan para berandal di kota XXX. Sebenarnya dia hanya pencari kesenangan tingkat akut, namun karena sikapnya yang sulit dikendalikan akhirnya dia dikirim ke Jepang dimana nenek sekaligus pen...