Pagi ini Liwa merasa badmood karena membaca percakapan di grup kemarin. Jadi ia memutuskan untuk mampir dan bermain di rumah Sera.
Rumah Sera memang terkesan seram karena sunyi. Apalagi rumah nya bertingkat dua nuansa warna cream dan coklat. Halaman luas dan taman bunga di depan rumah menambah tingkat kelembapan area teras rumah.
"Eh lu tumben kesini. Kok gak ngomong dulu, kan gue bisa bersih bersih tadi." Sera memberi jalan untuk Liwa masuk. "Yaudah yuk masuk, ga ada siapa siapa juga sih di rumah."
Liwa yang saat itu tertunduk menandakan sedang tak bersemangat seperti biasanya, maka ia lebih memilih bungkam. Dan ada perasaan kesal juga kepada Sera. Tapi, cuma Sera teman terbaiknya.
Sera yang dari tadi terduduk mulai heran melihat sikap Liwa yang seperti ini."Lu mau minum apa Wa, gue buatin. Eh sekalian gue beli makan dulu di luar ya."
Liwa tersentak kaget saat Sera mulai bicara. "Eh ga usah repot repot Ra, ntar kita masak aja ya."
Walaupun di rumah cuma ada bibi Sum dan pembantu lain nya, namun mereka tetap ingin membuat quality time bersama
"Yaudah deh." Sera mengangguk kan kepala nya tanda mengiyakan saran dari Liwa.
Suasana begitu canggung saat Liwa diam saja entah memikirkan apa, tatapan nya begitu kosong ke arah bawah dengan duduk bersila dan menopang dagunya dengan kedua telapak tangan.
Sera mendehem dan menghembuskan nafas kasarnya. "Gini nih, kelakuan ada ajaa. Baru semedi lu udah kumat lagi bengong nya."
Sera mulai mencairkan suasana dengan mendengus dan memperbaiki posisi duduk nya. "Gue gak papa Ra, gu-gue cuma-emmm apa ya? Boring aja di rumah."
"Bohong lu." sergah Sera.
"Lah emang iya Ra, emang kenapa sih?" Liwa menanyakan dengan tatapan serius.
Sera mengernyitkan dahi nya dan menghempaskan tangan nya di udara. "Udah udah lupain aja."
Mereka saling mengunci tatapan netra di antara mereka. Entah apa yang terjadi, kini di kamar nuansa ungu muda di blaster warna putih itu kembali senyap.
Hening.
"Lu ngapain ngeliatin gue kaya gitu Wa?" tanya Sera bingung tanpa mengubah ekspresi nya.
"Diem aja lu, di belakang lu ada yang liatin." jawab Liwa tak kalah mematung.
"Eh anjir apaan dah, jangan nakutin gue lu."
Masih tidak ada yang berani bergerak dari posisi duduk mereka berdua.
"Udah ga ada." tukas Liwa.
Sera menghembuskan nafas lega dan duduk di samping Liwa.
"Eh-iya gue lupa, lu bisa liat yang begituan kan?" ujar Sera dengan menatap wajah Liwa dengan serius.
"Iya." jawab Liwa seadanya dan seperti tidak ada rasa bersalah apa yang tadi di utarakannya hingga membuat jantung Sera seperti habis marathon.
"Trus trus?? Ada apa aja?" tanya Sera penasaran sambil memegang kedua tangan Liwa.
Liwa menghampiri rak koleksi video film korea milik Sera. Mood nya kini sudah kembali seperti semula.
"Ga ganggu kok dia, tenang aja.""Yang bener lu, awas aja gue kenapa kenapa." Sera menatap sinis Liwa yang tengah sumringah di rak koleksi film miliknya.
"Iya iya, bawel lu."
Mereka menghabiskan waktu seharian berdua, tanpa ada yang mengganggu hobi mereka itu. Namun, saat saat sore kini mulai terjadi keganjilan yang membuat mereka saling bertanya.
Mulai dari ketukan kecil di pintu mereka dan suara pintu kamar lain yang terbuka dan tertutup dengan suara seramnya. Mengingat sang bibi jarang naik ke atas kecuali di panggil dan kedua orang tua Sera selalu pergi ke luar kota dengan waktu yang tidak bisa di tentukan.
Wushhh~
Angin berhembus sangat kencang sehingga membuat gorden warna cream itu berkibar dengan kuat dan membuat jendela kaca itu terbuka dan tertutup menghasilkan suara yang sangat berisik.
"Lu nginep sini aja deh Wa, ga biasa nya kaya gini. Takut gue." rengek Sera seraya memeluk tangan Liwa.
"Aduh gimana ya, gue tadi izin sama ortu kalo bakal nginep." Liwa yang menggaruk kepala nya yang tidak gatal kini bimbang harus menemani Sera atau tidak.
Sera hanya bisa melihat ke segala arah, celingak celinguk jika ada yang tidak beres lagi di kamar nya. Dan saat itu juga angin berhenti berhembus.
Gubrakkk
Miniatur Bis milik Sera jatuh di sudut kamar yang jika secara logika tidak terkena angin dari jendela.
Dan samar samar kini terdengar suara berat bariton seorang lelaki.
"Huwaaa aapaan itu Liwaaa!!" teriak Sera sambil memeluk Liwa.
Sedangkan itu Liwa yang dapat melihat dengan mata batin nya hanya terdiam mematung dan memejamkan matanya. Sera yang melihat itu yakin, Liwa kini berjuang mengatasi ulah 'mereka' itu.
Tok tok tok
Liwa dan Sera kini terjaga di depan pintu dan terdiam menunggu siapa yang mengetuk pintu itu. Kaki Sera sudah tidak kuat menahan ketakutan yang melanda nya. Terlebih lagi Liwa yang sudah lemas mengeluarkan banyak energi nya.
Kreeettt
Pintu terbuka dan menampakkan wajah bibi yang menunduk. Tiba tiba saja bibi menaikkan kepala nya dan menampakkan wajah dan bibir pucatnya.
Bibi tiba tiba nyengir dan berkata, "Haaaaiiii~"
Tbc ~
25 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Terrorist of The Book [HIATUS]
Mystery / Thriller[On Going] Hidup Jimy penuh dengan ketegangan dan teror dari sebuah buku. Hanya untuk beristirahat saja ia tak bisa. Pikiran nya selalu terganggu dan bayangan hitam kerap muncul dalam kepala nya. Apakah yang sebenarnya terjadi? Akankah hidup Jimy ak...