"Papa ngapain ngajak Qaram kesini?" tanya Qaram kebingungan.
Sementara mata Qaram mengedarkan pandangan ke sekeliling nya yang tampak gelap dan tidak ia kenali. Karena sang Papa mengajak Qaram dengan mata di tutup dengan kain hitam.
Papa yang saat itu tersinari sedikit cahaya terlihat sedang duduk menghadap jendela luar tingkat dua dimana mereka berada.
Qaran yang melihat ke arah luar jendela, Ia hanya mengernyitkan dahi nya karena keadaan di luar sangat tidak terurus. Banyak akar akar pohon yang menjalar ke atas dan penuh lumut.
Menambah kesan mencekam di tambah hawa dingin di ruangan tersebut. Tapi Qaram biasa saja, bahkan saat berpuluh mata menatap ke arah nya dari sudut manapun.
"Papa ingin menunjukkan sesuatu sama kamu." Robi bangkit dari duduk nya dan membuka tirai yang menutupi dinding lebar.
Blushh
Debu kini bertebaran menghempas wajah nya dan Robi. Segera Qaram mengibaskan tangan nya di udara menghilangkan serpihan debu yang berterbangan.
'Apa apaan ini', batin Qaram
Didepan mata Qaram kini terpampang lukisan seorang lelaki tua, bisa dibilang dia sudah 'sepuh'. Sepuh itu terduduk di kursi rotan dan memakai seragam batik dan sarung serta tak lupa pula blankon nya yang menutupi rambut yang mulai memutih itu.
Qaram memiringkan kepalanya kekanan dan mengamati dan mengingat, apakah ia pernah berjumpa dengan beliau sebelumnya?
"Kamu pasti bertanya tanya, siapa beliau ini?" Robi berjalan dan berdiri tempat di sisi kiri Qaram bersilang dada.
"Qaram ga kenal, Pa." sahut Qaram juga bersilang dada tegap menghadap lukisan gantung di dinding berwarna coklat itu.
"Sebenarnya Papa sudah lama ingin menunjukkan padamu, tetapi melihat usia kamu yang belum bisa mengontrol emosi kamu, Papa mengurungkan niat jikalau kamu akan bertindak di luar batas kemampuan kamu.
Robi menyilangkan tangan kiri nya dan tangan kanan memgang kepala seraya menunduk ke bawah seperti memikirkan sesuatu.
"Atau--atau bahkan kamu menggunakan ilmu itu dengan cara yang tidak baik." Helaan nafas Papa sangat jelas hingga indra pendengarannya kini bisa mendengar dan merasakan kekhawatiran Papa.
Sensor motorik papa berganti lagi, kedua telapak tangannya dimasukkan ke dalam saku celana nya.
"Papa kan tau Qaram tidak akan aneh aneh, dan Papa sangat hafal kelakuan Qaram." kini tatapan Qaram sangat serius seakan menusuk mata Robi.
Robi mulai mengambil dua kursi untuk tempat mereka duduk. Robi mulai menceritakan kisah seorang lelaki yang ada di hadapan nya kini. Sedang Qaram hanya bisa mendengarkan dengan khidmat dan antusias karena beliau-lah dia bisa seperti ini.
Setelah bercerita panjang lebar, Robi memutuskan untuk membuka pembahasan tentang dia dan teman nya akan berlibur di tempat Paman nya itu.
"Jadi, bagaimana?" sentak Papa sembari berdiri dan menggeser kursi yang di duduki hingga menghasilkan suara yang memekik.
"Apanya, Pa?" tanya Qaram bingung.
"Ya teman teman kamu lah, jadi atau engga perginya??"
"Ya-ya jad-di sih, Pa." jawab Qaram ragu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh ya sudah. Kalau gitu kita akan adakan--" tatapan sang Papa begitu tajam, setajam silett.
"Adakan apa, Pa?? Ngomong nya jangan setengah gitu dong, Pa. Bikin bingung aja."
"R-i-t-u-a-l..malam ini..heaheahea"
Kedua telapak tangan Robi digosokkan seperti menghangatkan diri dan memicingkan matanya menghadap lukisan tersebut.
'Ebuset bokap gue napa nih', batin Qaram.
**
Qaram kembali ke kamar nya dan merebahkan diri nya yang seakan lelah dengan peraturan yang diberikan oleh Papa nya.
Ia mengabari teman teman nya dengan aplikasi chatting grup miliknya. Ia mengundang teman nya untuk datang malam ini.
Sedangkan itu, Papa menyiapkan alat dan bahan yang perlu di gunakan nanti demi keselamatan mereka kelak.
Malam pun tiba, dengan segala aura dingin dan teman teman nya. Membuat orang awam kini akan merasakan merinding yang tiada tara. Membuat bulu kuduk naik dan rasanya ingin pulang sajaa memeluk guling di rumah.
Teman teman Qaram kini berada di rumah Qaram kaya mau uji nyali. Dengan kaki gemetar berdiri di depan pintu masuk.
"Ih Liwaa, Sera takut.." Sera yang sedari tadi memeluk lengan Liwa selalu gemetaran dan membuat Liwa terasa risih.
"Aduh Sera udah lah, biasa aja kenapa sih." sergah Liwa membuang muka dari arah Sera.
Tiba tiba pintu terbuka dan menampakkan sosok Qaram lengkap dengan setelan warna hitam nya. Dengan kemeja lengan panjang yang di gulung hingga sikut, celana keper dan rambut klimisnya.
'Sungguh indah ciptaan mu, Tuhan..', batin Liwa.
"Eh kalian udah datang. Loh, Sera kenapa? Sini sama Abang." Qaram mengulurkan tangan nya ke arah Sera. Namun, Sera masih betah ingin berlama lama dengan Liwa.
"Ya udahlah, yuk masuk." ajak Qaram memberi jalan kepada teman tercinta nya.
Jimy, Terga dan Jerry hanya bisa celingak celinguk menikmati dekorasi rumah Qaram yang lumayan mewah namun terkesan angker. Jimy yang sangat antusias dengan Holiday Planning mereka, kini mulai bersiaga.
"Nyokap lu mana, Ram?" tanya Terga yang melihat patung dan figura foto terpampang di depan matanya.
"Nyokap lagi di luar kota, ada urusan katanya. Jarang banget pulang, paling di susulin sama bokap." Qaram menjelaskan keadaan rumah nya sambil mereka berjalan ke tempat Papa nya.
Ruangan yang minim cahaya dan bahan aneh mulai menakuti mereka, feeling buruk pasti menyelimuti mereka.
"Wahh, sudah sampai yaa. Ya sudah, mari kita mulai." ucap Robi melihat mereka sangat ketakutan melihat Ayah Qaram yang sebenarnya terbilang masih tampan walaupun usia nya memasuki kepala empat. "Sini! Jangan disitu!" titah Robi.
Mereka hanya terkejut kejut mendengar Robi dan mau tidak mau harus mengikuti aturan nya.
Ritual yang menurut Qaram tidak serumit saat mereka berdua akan mengunjungi Paman, hanya menggelengkan kepalanya memaklumi kelakuan Papa nya itu. Yahh, ini semua demi kebaikan teman temannya juga, kan?
Hingga saat prosesi terakhir pun tiba, namun tiba tiba saja hal yang tidak di inginkan pun terjadi.
"Sera!!!"
Tbc
06 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Terrorist of The Book [HIATUS]
Mystery / Thriller[On Going] Hidup Jimy penuh dengan ketegangan dan teror dari sebuah buku. Hanya untuk beristirahat saja ia tak bisa. Pikiran nya selalu terganggu dan bayangan hitam kerap muncul dalam kepala nya. Apakah yang sebenarnya terjadi? Akankah hidup Jimy ak...