👻Aluya - She👻

1.8K 242 26
                                    

👻enjoy👻

Alucard point of view

Sore itu, aku merampung semua benda yang akan aku bawa pindah. Kakakku sudah berteriak berkali kali karena aku begitu lelet.

"Memang kenapa dengan daerah itu ? Bukannya dekat ?" Tanyanyaku malas.

"Hei, apa kau tidak pernah ikut ayah untuk survei tempat dimana kita akan pindah ? Makanya jangan pacaran terus dengan Miya. Sekarang kan kau sudah putuskan, rasakan." Olok Estes senang melihatku dan Miya putus.

Kalau kalian tidak tahu siapa itu Miya, biar ku jelaskan. Dia adalah gadis manis yang menjadi pacar kedua atau sekarang sudah mantan. Kami putus tepat di 6 bulan kami berpacaran.

Aku memutar bola mata malas mendengar perkataan Estes. Untung saja dia kakakku, atau tidak. Sudah lama aku tendang.

"Tempat bagus. Banyak sport untuk memancing, ada danau juga. Kau bakalan suka." Ujar Estes sambil melirikku. Aku ? Sungguh tidak perduli.

"Gadis desa juga banyak yang cantik, jangan stuck dengan satu orang, lil bro."

"Bacot."

Mobil yang kakakku bawa sudah memasuki daerah yang mungkin jadi tempat yang akan aku dan kakakku domisili selama 3,5 tahun sampai aku wisuda.

Daerah ini cukup asri, jauh dari kepadatan kota, dan cukup indah. Betul apa yang di katakan kakakku. Tapi itu tidak bisa menggantikan pikiranku yang masih di penuhi Miya.

Saat mobil kakakku mulai masuk perkarang rumah kosong yang bersih, aku segera mengedarkan pandangan. Eh, tunggu! Gadis itu ???

Miya ?

Bagaimana bisa Miya ada disini ? dan tinggal di depan rumahku ? Kebetulan macam apa ini ?

"Kak." Panggilku dengan nada masih tidak percaya.

"Ayo cepat turun, aku mau memakirkan mobil." Perintahnya tanpa memperdulikan panggilanku. Aku menatapnya kesal.

"Kak, coba lihat rumah di seberang."

"Kak. Liat ada Miya di sana." Aku masih bersih keras memanggil kakakku.

"Apa sih Alucard, di depan itu rumah kosong. Untuk apa aku melihatnya ? Jangan menghalu yang tidak tidak tentang Miya. Kita jauh dari kota ingat ?" Kakak ku menatapku tajam, lalu membuka kasar pintu mobil.

Aku kembali melihat rumah seberang, tidak ada siluet gadis yang mirip Miya itu. Huh ? Kemana perginya ? Jelas jelas aku melihatnya berdiri di sana.

Apa benar kata kakakku aku berhalusinasi ?

🐧
🐧🐧
🐧

Besok paginya aku masih melihat kerumah seberang, masih kosong melompong. Bahkan tidak ada tanda tanda kehidupan.

Aku memilih tidak perduli dan segera berangkat ke kampus. Hari ini jadwal kuliah ku padat, dari jam 8 hingga jam 5 sore. Itu benar benar mengerikan.

Belum lagi jurusan yang ku ambil adalah jurusan kedokteran. Sial.

Setelah beraktivitas seharian di kampus, aku mengendarain motorku dengan kecepatan sedang. Aku tak sabar untuk pulang- Tunggu! Gadis yang kulihat sore kemarin melambai lambaikan tangannya padaku.

Apa ???

Semakin aku mendekati rumah, semakin jelas visual gadis itu. Benar, dia benar benar Miya. Dengan ikat rambut yang sangat mirip dengan Miya.

"Tidak mungkin." Bisikku tidak percaya.

Tapi aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Aku tidak melihat ke arahnya sampai aku masuk ke perkarangan rumah.

Day By Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang