🍀Gusley : Frühling🍀

3.8K 394 76
                                    

Lesley.

Itu namanya.

Dia adalah anak yatim piatu. Yang di besar di bawah panti asuhan bernama Santa Maria.

Kini Lesley telah tumbuh besar. Umurnya pun sudah 18 tahun. Itu pun sudah melewati umur penampungan di panti.

Dengan berat hati Rafaela melepaskan Lesley dari panti asuhan. Lesley pun tak mempunyai rumah, uang dan tempat perlindungan.

Hingga suatu hari ada seorang berjongkok dan memayungi Lesley yang duduk di depan pagar tk tadika mesra dengan selembar jaket lusuh.

"Hei sedang apa kau ? Nanti kau bisa sakit."

Lesley mendongak dengan bibir sudah kebiruan.

Wanita itu tersenyum hangat. Wanita itu sedikit memiringkan payungnya ke depan membuat tumbuh Lesley terlindungi dari rintik hujan.

"Ayo ikut aku."

.

2 tahun kemudian.

Terjadi kegaduhan yang besar di depan meja resepsionis.

"Hei Nona tenang lah."

"Bagaimana aku bisa tenang ? Nenek ini sudah mengantri dari jam 9. Hanya karena dia tua, antriannya di potong. Apa kalian tak kasihan ? Dia berdiri tegak di sini hampir 3 jam lamanya ?" Sembur Lesley dengan nafas terengah engah. Wajahnya padam syarat akan emosi.

Sampai ketua devisi Lesley pun muncul. Dia menatap Lesley geram. Lesley tak takut dengan tatapan itu. Karena ia tak bersalah.

"Kau!" Tunjuknya pias.

"Kau di pecat. Berani sekali kau bertingkah seperti itu! Jangan sok. Kau hanya pegawai magang. Bukan tetap."

Lesley tak salah. Lesley hanya menolong nenek ini untuk mendapatkan haknya. Tapi apa yang Lesley terima ?

Dia di pecat hanya karena menolong nenek nenek ini ?

Lesley melepaskan ID Card nya. "Oke!"

Lalu Lesley keluar dari kantor itu dengan langkah kaki lebar lebar. Untung sekarang ia mengenakan celana jeans. Buka rok pendek selutut.

Musim penghujan.

Baru tiba di dalam hatle bus, tiba tiba hujan deras menyapa Lesley. Lesley mengutuk hujan yang datang tiba tiba saat musim gugur.

Selang beberapa menit, ada seorang Pria berjas masuk. Menurut sudut pandang Lesley. Dia terlihat sedang sakit. kelihatan dari bibirnya yang pucat. Bukan Lesley terpesona dengan tampangnya.

"Ano, permisi." Tegur Lesley.

Pria itu menoleh.

"Apa tak kedinginan jika kau berdiri di depan sana yang jelas terkena air hujan ?"

Pria itu diam saja. Tak merespons.

"Hei aku kasihan melihatmu. Kau terlihat pucat!" Gemas Lesley. Oh ayolah Lesley juga orang yang tak tegaan.

Akhirnya pria itu menurut. Dia duduk di sudut pojok bangku hatle. Lesley yang duduk di tengah tengah langsung mendekati pria itu.

Lesley menggosok tangannya lama lalu menempelkan ke pipi pria itu. Pria itu terkejut merasa sesuatu yang hangat menyapa pipinya.

"Apa yang kau lakukan ?"

"Aku juga tak tahu. Tapi dengan bergini hangat kan ?" Tanya Lesley tersenyum manis.

Lesley sudah melakukan itu puluhan kali. Membuat Pria itu melihat tingkah menggemaskan Lesley langsung terkekeh.

"Genggam tanganku." Perintahnya.

Day By Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang