🍃 Aluya Part 2 🍃

3K 353 1.6K
                                    

Miya menatap pantulan dirinya. Dia takut. Sangat takut.

Sekarang dia berada di rumah dulu. Rumah yang dia anggap seperti neraka.

Dengan Ayahnya.

Ayah yang membenci nya dulu sampe seolah Miya adalah anak haram.

"Miya, kembalilah. Ibu merindukan mu." ayah juga merindukanmu

Air mata menetes.

"...Ti..dak...."

Ayah Miya menatap putrinya putus asa.

"Kenapa Miya ? Ini rumahmu." Rumah kita, nak.

"Ti...dak.."

Miya kembali menolak membuat hati ayahnya tambah sakit. Dia tak tau di tolak buah hatinya sendiri akan sesakit ini.

"Kak Estes sangat merindukanmu." Ayah juga nak. Tolong mengerti lah.

Miya terdiam. Dia tau ayahnya itu memintanya pulang demi Ibu dan Kakak.

"Ti...dak.."

Miya tak mau membebani lagi.

Kakaknya.

Keluarganya.

Terutama Ayahnya.

Miya cukup menanggung semua sendiri. Itu sudah cukup untuk penderita cacat fisik sepertinya..

Tak perlu ada orang yang mengasihani nya. Miya sudah membuktikan itu beberapa tahun dia hidup.

"MIYA!"

Ayah Miya sudah habis kesabaran tak sengaja menaikkan nada suara. Miya tersentak. Ia segera Berlutut minta maaf.

Dengan air mata terus mengalir Miya memohon ampun.

"A...yah...bo...leh... Me..nyik..sa..ku.. Hiks."

Ini pemandangan memilukan. Ayah Miya segera berjongkok memegang kepala putrinya.

Air mata mengalir.

Dia tak tau Miya sangat menakutinya.

Tentu saja, image yang dia bangun bertahun tahun di hadapan Miya pasti seperti monster sehingga Miya menjadi begitu.

"A...yah...pu..kul..mi...ya." Pinta Anaknya dengan susah payah karena kerterbatasannya yang ia miliki.

"Miya bangun nak. Ini bukan salahmu. Maafin Ayah."

Ayahnya menarik putri satu satunya ke dalam pelukannya.

Dia bersalah.

Dia terlalu jahat untuk anaknya.

Dan, dia gagal menjadi seorang hero untuk anak gadisnya.

Banyak pepatah bilang jika seorang Ayah adalah figur hero untuk anak anaknya kelak. Tapi dia gagal.

Dia menyakitin hati Istri tersayangnya.

Sulung kebanggaan keluarga.

Dan, Putri manisnya yang sangat malang.

"Maafkan ayah nak. Maaf."

Miya yang di peluk ayahnya sedari tadi menegang. Dia tak tahu kenapa Ayah begitu baik padanya.

"Dengar nak. Ayah salah padamu." Ayahnya menatap mata Miya lurus.

Miya langsung menggelengkan kepalanya.

Tidak ayah tidak salah. Aku pembawa kesialan dan malapetaka di sini batin Miya menjerit.

"Ayah tak pernah mendukungmu. Mengsupportmu seperti ayah ayah hebat di luar sana."

'Ayah tak salah. Aku yang bodoh. Aku pantas di perlakukan begitu.'

Air mata ayahnya turun membuat hati Miya sakit. Dengan tangan bergetar Miya menyikat air mata sang ayah.

'Jangan menangis Ayah.'

"Kau tau ? Beberapa tahun belakangan ini Ayah sangat merindukanmu. Saat melihat lukisanmu. Ayah sangat terharu. Kau begitu hebat nak. Kau pasti menjadi pelukis yang hebat." Puji sang Ayah.

Miya merasa senang. Ayahnya memuji nya untuk pertama kali. Ada rasa membuncah di hatinya. Dan rasa itu adalah rasa bahagia.

Miya menangis. Menangis bahagia.

Miya harap dia tidak sedang tidur. Jika iya, biarkan Miya tidur lelap dengan mimpi indah seperti ini.

Sang Ayah menatap anaknya khawatir.

Dengan pelan Miya meraih tangan Ayahnya lalu membalikkannya. Ia menulis sesuatu.

'Terimakasih Ayah, ini pertama kalinya kau memujiku. Maafkan aku kalau kau terlihat jelek karena lukisanku.' Itu yang Miya tulis di telapak tangan Ayahnya.

Sanga Ayah langsung menggelengkan menepis kata kata Miya.

"Ayah terlihat keren di gambarmu. Seharusnya Ayah yang berterima kasih, selalu menyayangi Ayah padahal
Ayah adalah sosok yang gagal."

Miya menggelengkan kepalanya. Lalu tersenyum sambil menulis.

'Ayah adalah seorang pekerja keras. Yang selalu membanting tulang untuk keluarga. Ayah tidak gagal. Jangan menangis lagi, Miya tak suka melihat Ayah menangis.'

Sang Ayah tersenyum.

Miya merasa semuanya akan berbeda. Semua pengharapannya dulu seakan akan terwujud. Miya harap ini bukan sekedar mimpi saja.

.

Dear Alucard

Terima kasih telah mendoakan aku waktu itu. Akhirnya aku bertemu dengan sosok aku rindukan. Kau sangat berjasa Alu :D

Alucard tersenyum pahit membacanya. Hatinya merasa sakit.

"Jadi ini dinamakan patah hati dan cinta bertepuk sebelah tangan ?'

Kau tau ? Ayah dan Ibuku. Sosok yang aku rindukan meminta mu datang kerumah ku :D

Jangan lupa datang ya Alu!

Tertanda ❤
Miya . A

Apa ?

Alucard mengerjab matanya membaca paragraf berikutnya. Jadi sosok yang ia cemburukan adalah Ortu Miya ?

Ya Ampun Alucard merasa malu sekarang.

Alucard harus membeli pomade baru nih. Masa' ketemu camer dalam keadaan kusut masai ?

Nanti mau di kemanakan wajah ganteng Alucard ?

Alucard pun segera membalas pesan Miya. Ia mengambil secarik kertas lalu menulis dengan pena tinta.

Ia menuliskan semua. Termasuk perasaannya.

Terima kasih juga kau selalu mengisi hariku Miya. Aku senang kau mengirimkan ku surat saat kau sudah ketemu orang tua mu.

Aku akan datang. Lihat saja :D

By
Your future husband
Alucard . H

Fin

Karena permintaan reader, dan Nelo nana lanjutkan. Semoga memuaskan ❤

Btw scene Alucard itu pesanan leader aku 😂 dia suruh Miya dan Alucard nikah.

Day By Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang