•The Big bear : Granger x Guin•

1.4K 178 20
                                    

"Big Brother, ini sungguh tidak lucu. Keluar sekarang atau aku akan memotong rambut mie mu itu!" Seru kelinci imut berbulu keemasan, terlihat sangat cantik ketika bulunya di sinari matahari. Kelinci imut itu sudah kehilangan Kakak laki lakinya 40 puluh menit lalu. Kakak laki lakinya berkata ia akan mengambil beberapa beri di semak itu, tapi sang Kakak tak kunjung keluar bahkan sekarang hampir lewat 40 menit sejak kepergian sang kakak.

Dengan segenap kekesalan terkumpul, ia memberanikan diri untuk mencari sang kakak. Yang tidak ia ketahui bahwa Lancelot sudah tidak memikirkan tentang mencari beberapa beri lagi, melainkan pria pirang itu merubah minat menganggu Odette yang kebetulan lewat di dekat jembatan.

"Big Brother, aku serius! Aku akan benar benar- Huwaa!" Jeritnya kaget ketika sesuatu keluar dari semak belukar.

Wajahnya kian memucat ketika melihat beruang cokelat keluar dengan wajah datar menakutkan.

"Ap-apa aku menganggumu ?" Ujar Kelinci itu terbata dan terlihat sekali akan takut akan kehadiran sang beruang.

"Kelinci kecil kenapa kau bisa tersesat di hutan hingga sejauh ini ? Ini bukan daerahmu."

Kelinci itu semakin mundur ketika beruang besar itu mengambil langkah maju mendekatinya.

"Please, berhenti. Kau akan memakanku bukan ?" Kelinci keemasan itu sudah stuck di pohon besar di belakangnya. "Aku mohon jangan memakanku." Cicitnya benar benar ketakutan.

Beruang itu tersenyum dengan senyum ramah yang palsu. "Aku tidak memakanmu. Aku bahkan tidak pernah memakan daging kaummu," tidak tahu jika nanti' Lanjutnya dalam hati.

"Aku akan membantumu jika kau mau." Ujarnya dengan nada meyakinkan. Kelinci keemasan yang telah menutup wajahnya dengan kedua tangannya perlahan membuka tangannya.

"Sungguh ?" Tanya Kelinci menggemaskan itu. Telingannya yang jatuh perlahan kembali berdiri tegak. Menandakan kelinci itu benar benar tertarik atas tawaran palsu sang beruang.

"Tentu saja, aku menghafal semua tempat di hutan ini. Ngomong ngomong siapa namamu ? Di mana kau tinggal ?" Tanya Beruang itu berhenti mendekati Kelinci keemasan itu matanya menatap lekat sang kelinci. Membiarkan sang kelinci menenangkan diri dulu.

Beruang itu beruang cokelat besar dengan mata sebelah tergores luka yang menandakan kalau Beruang itu benar benar pertarung yang handal. Meski begitu, itu membuat kesan menakutkan dari sang beruang semakin kuat.

Kelinci itu bimbang untuk memilih antara mempercayai sang beruang atau tidak. Ia bahkan tak menemukan binatang lainnya selain beruang ini.

'Seharusnya aku patut bersyukur karena yang ku ketemukan adalah seekor beruang besar, bukan harimau atau predator lainnya.' Batin Kelinci itu masih bimbang. Ia meyakinkan dirinya semua akan baik baik saja.

"Namaku Guinevere, aku tinggal di seberang sungai hampir berdekatan dengan ladang gandum." Jelasnya.

"Sungguh ? Itu jauh sekali." Sahut sang Beruang sedikit terkejut. Tapi ia tak heran jika itu kelinci, kemampuan melompat mereka tidak dapat di ragukan. "Kenapa kamu bisa masuk hutan ini, Guin ?" Tanya sang Beruang dengan menggunakan nama sang kelinci manis. Menambah kesan akrab di telinga sang kelinci itu.

"Aku kesini karena-- aku kehilangan Big Brother." Saat mengatakan Big Brother, kedua telinga kelinci itu turun. Wajahnya terlihat sangat sedih dan iba membuat hati sang Beruang sedikit tersentuh.

"Baiklah aku akan mengantarmu." Putus Beruang akhirnya. "Ayo, Guin."

_

Kelinci menggemaskan berbulu keemasan itu membuntuti beruang cokelat besar, perlahan ia mengingat jalan yang ia lalui ketika masuk hutan tadi.

Day By Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang