🍤Aluya - Khawatir🍤

1.4K 234 23
                                    

Alucard pusing. Miya tidak membalas pesannya hampir seharian. Kemana saja perginya pacar manisnya tersebut ?

"Alucard, tolong pindahkan barang yang baru datang ke dalam." Pinta paman Argus saat Alucard telah usai menyusun minyak sayur ke raknya.

"Hm. Tapi setelah ini aku boleh pergi paman ?" Tanya Alucard terlihat gusar.

Paman Argus paham apa yang membuat ponakan bandel ini terlihat gusar dan khawatir. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada pacar manis kesayangannya.

"Miya ?"

Alucard mengangguk lemah.
_

Alucard menyibak poni pirangnya ke atas, poninya terlalu menutupi pandangannya. Terengah engah, melirik kanan dan kiri. Tapi jejak Miya tidak di temukan, saat ke kampus dan ke tempat biasa Miya dan adiknya hang out, mereka mengatakan Miya telah pergi beberapa jam lalu. Kemana pacarnya itu pergi ?

Alucard mengecek ponselnya lagi, siapa tahu ada misscall atau balasan pesan dari Miya barang satu biji pun. Menghela nafas gusar dan frustasi, saat tahu hanya notifikasi youtube memenuhi di sana.

"Kemana kau kucing nakal ?"

Menyeret langkahnya di antara keramaian. Alucard merasa asing di antara keramaian meski ini adalah kota yang telah lama dia tempati.
_

Alucard akhirnya menemukan gadis manis bersurai putih seputih salju itu, saat memutuskan untuk mengecek kembali kampus, gadis manis itu sedang berjongkok di depan air pancuran di halaman kampus. Kenapa Alucard tidak berpikir kalau pacar manisnya itu akan berdiri sendirian di sini ?

Alucard grabbed her shoulder and then turned around and engulfed her into a warm, bear hug.

Miya tersentak kaget. Dengan mata mengedip cepat. Saat tahu sang kekasih lah yang tengah memeluknya, ia perlahan kekhawatirannya mulai hilang.

...and started crying.

"Where were you ? Did you get any of my messages ? Don't do that even again. I was worried you had been kindnapped or something--"

"Alucard." Panggil Miya memotong racauan khawatir Pria itu. Menarik diri untuk menatap penuh wajah tampan pacarnya. "Aku bodoh. Aku ngehilangi cincin yang kau berikan padaku hiks maafkan aku hiks...,"

"Aku mencarinya...,"

"Aku bahkan bolos 2 matakuliahku hari ini untuk mencarinya hiks tapi aku tidak menemukannya. Aku takut kau marah hiks aku...aku juga ke air pancuran ini melempar koin hiks Berharap harapanku terkabul."

Astaga! Bagaimana gadis polos yang lebih tua dua tahun dari dirinya masih percaya hal hal seperti itu ? Berdoa saat bintang jatuh atau melempar koin ke dalam air pancuran.

How is so uwu ?---

"It doesn't matter, honey, don't mind it. Aku bisa beli yang lebih bagus nanti." Tangan Alucard bergerak membelai rambut belakang milik Miya yang terasa sangat lembut di tangannya. "Yang penting sekarang kamu selamat," Lanjut Alucard pelan dan lembut. Menenangkan Miya.

..dan hal itu berhasil, perlahan Miya mulai tenang. Tidak terisak lagi.

"Alucard...can you carry me please ? I'm too tired." Bisik Miya pelan.

Alucard segera menarik tubuh Miya, dan menggendongnya ala bridal style. Untung saja tadi ia membawa mobil pamannya.

Ia tidak perduli bagaimana sekitarnya melihatnya dengan tatapan aneh. Toh, Alucard juga tidak perduli. Selama mereka tidak mengusik teritorialnya.

_
♡'・ᴗ・'♡

Day By Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang