01

153 20 4
                                    

Tok tok.

"Sayang, bangun nak. Udah azan subuh, sholat" ucap seseorang dari balik pintu kamar yg lumayan berantakan.

"Iya bunddd" teriakan malas terdengar dari arah kasur didalam kamar tersebut.

"Sholat ya, jangan sampe enggak loh" ucap orang di balik pintu tadi yg ternyata adalah ibu kandung dari si pemilik kamar dan setelahnya terdengar suara langkah kaki yg menjauh dari kamar tersebut.

Setelah mendengar suara langkah tersebut kian menjauh. Pemilik kamar tersebut langsung terduduk di atas kasurnya.

Kalau bisa di bilang, ia sedang mengumpulkan nyawanya sebelum melakukan aktivitasnya.

Setelah ia merasa cukup buat mengumpulkan nyawanya, ia mengambil botol yg berisikan air mineral di atas nakas yg berada di samping tempat tidurnya. Lalu ia meminum sampai habis air tersebut.

Dengan langkah malas dan mata yg masih sedikit mengantuk, ia menuju lemari untuk mengambil baju.

Lalu ia kembali melangkah menuju kamar mandi yg berada di dalam kamarnya, tidak lupa tadi ia menarik handuk yg menggantung di dekat pintu kamar mandi.

Setelah semua keperluan mandinya lengkap, ia masuk kedalam kamar mandi.

Sekitar 15 menit ia didalam kamar mandi. Akhirnya ia keluar dengan wajah yg lebih segar. Tidak lupa dengan rambutnya yg setengah basah dan kering.

Lalu ia meletakan kembali handuknya di tempat semula. Terus ia mengambil sajadah dan menggelar sajadah tersebut.

Setelah ia menyelesaikan ibadahnya.

Ia langsung bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya.

"Aaaah, liburan udah selesai dan welcome to hell" gumamnya sambil memandang tumpukan buku yg berada di atas meja belajarnya.

"Emangnya kamu udah pernah liat neraka?" Dengan nada jepang yg kental sekali.

"Ya belum lah, kalo udah mah aku gak bakal ada di sini bocah"

"*Sonoyōni denwa shinaide kudasai?!"

"Iya, iya, maaf, khilaf aku tuh. Udah ah sana, pergi main. Jangan ganggu aku dulu"

"Iya sudah. Kalau kamu mengusir ku, aku pergi dan semangat untuk pergi ke sekolah. Sampai bertemu di sekolah mu, fadlan hihihih"

"Ya, ya, ya. Dan bisa gak sih, gak usah pake ketawa" protes anak remaja tersebut sambil memandang sengit sesosok yg sudah menghilang dari kamarnya.

Setelah percakapan kecil tersebut.

Achazia Surya Fadlan atau lebih sering di panggil surya oleh seluruh anggota keluarga dan teman temannya. Kembali melanjutkan aktivitasnya, yaitu memasukan barang barang yg akan ia bawa ke sekolah.

Setelah ia selesai membereskan isi tasnya. Tiba tiba ada yg mengentuk pintu kamarnya.

Tok tok.

"Iya, bentar" ucapnya sambil menenteng tasnya dengan malas menujuk sumber suara.

Ceklek.

"Ayo turun. Udah di tungguin yg lain di bawah" ucap to the point dari seorang gadis saat surya membuka pintu kamarnya.

"Tumben mba yg samper" celetuk tiba tiba dari surya sambil mengekori gadis tadi.

PERCAYA? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang