26

42 1 0
                                    

Bruk

Misha tiba tiba saja memeluk tubuh surya. Untungnya surya masih bisa menahan. Kalau tidak, yg ada mereka berpelukan sambil tiduran.

Tiba tiba terdengar suara isakan dari misha.

Surya hanya bisa tersenyum maklum sambil mengelus pelan rambut misha.

"Udah, udah, udah gak papa ko. Udah aman ini, gak usah nangis ya" ucap surya lembut sambil terus mengelus rambut misha.

"Hiks se-hiks seriusan ini udah aman?" Ucap misha di sela nangisnya sambil menatap surya.

Masih dengan senyuman yg terpampang di wajah tampannya. Surya mengelap air mata misha dengan lembut di area pipi misha.

"Iya, serius. Ini udah aman ko, gak usah takut lagi ya" saut surya sambil terus menatap misha.

Dan hanya di balas anggukan dari misha. Tentunya dengan tangannya yg masih melingkar di tubuh surya.

"Ekhm, bukan muhrim dan yg lebih parah lagi belum ada status. Bisa kali acara pelukannya udahan" celetuk kenzie di depan pintu kamar misha.

Misha yg mendengar hal itu. Buru buru langsung mendorong tubuh surya. Dan langsung berdiri dan berlari ke arah pacar kenzie lalu memeluk tubuhnya.

"Ck, kandangin kenapa sih laki lu kak!" Ucap surya kesal sambil berdiri.

"Hahahah, mau marahin. Tapi yg di omongin sama mas mu bener sur" balas orang tersebut sambil membalas pelukan misha.

Dan surya hanya menggerutu kesal.

××

Setelah terjadi sedikit perdebatan tentang mereka yg akan nginep dirumah itu atau misha yg akan kerumah surya untuk menumpang tidur pada malam itu.

Akhirnya perdebatan tersebut di menangkan dengan misha menumpanh tidur di rumah kekasih kenzie yg memiliki nama  Casey Zhafira Pratista atau biasa di panggil dengan nama caca.

Surya dan kenzie pun pulang pada akhirnya. Lalu misha dan casey berjalan kerumah casey setelah perlengkapan sekolahnya sudah misha bawa.

Ke esokannya surya menjemput misha sesuai ucapan misha kemarin.

"Em, chan" panggil misha pelan saat mereka sedang perjalanan menuju sekolah mereka.

"Hm?" Saut surya santai.

Karena surya bawa motornya santai. Maka, sepelan apa pun misha panggil. Ia bisa mendengarnya.

"Em, gue mau nanya. Tapi jangan marah ya?" Ucap misha sambil memiringkan wajahnya hanya agar bisa melihat wajah surya yg lagi fokus mengendarai motor.

"Iya, gue gak bakal marah. Lagian kapan sih gue pernah marah?" Balas surya.

"Pernah tau, pas waktu pertama kali kita ketemu, terus ama yg di uks. Itu elu marah kan ke gue" ucap misha dengan nada kesal.

"Lah? Iya ya? Hahahahah maaf deh kalo gitu. Khilaf aku tuh ngelakuinnya" balas surya sambil melirik ke belakang.

Lebih tepatnya ke arah misha.

Misha hanya mendecak namun kepalanya juga mengangguk meng iya kan atau lebih tepatnya memaafkan omongan surya.

"Jadi? Tadi mau nanya apa?" Ujar surya saat melihat respon misha seperti itu.

"Em, kemaren kata sepupu lu. Elu punya kemampuan khusus?" Ucap misah dengan nada ragu dan juga memiringkan kepala.

PERCAYA? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang