Wish-12

42 18 0
                                    

Yoon jae, Diya, dan Jian saat ini sedang dikantin, Diya membawa napan yang diatasnya ada tiga mangkok yang isinya Bakso. Sambil jalan menuju tempat duduk kantin mereka bicara rigan, sesekali tertawa. (Biasa kalau orang gesrek ya gitu, pasti dikit-dikit ada yang bikin dingakakkin).

"Si Anggara ama Hyunjae mana sih? Tumben tuh anak berdua gak muncul. Udah mati kali ya tuh anak." Ucap asal Diya.

"Istiqfar kamu teh, jangan bicara gitu. Sok bener wae ah.. namun ngomong teh." Ucap Jian sambil diikuti dengan tawanya yang nyaring. Diya langsung ikut tertawa begitupun Yoon jae.

"Eh, ngantian dong bawa napannya nih. Gini-gini berat loh." Ucap Diya, langsung menyimpan napan ditangan Yoon jae begitu saja, gimana kalau jatuh coba? Kan ribet. Yoon jae langsung menerima napannya.

"Eh.. hati-hati dong diy, gimana jatuh coba." Ucap Yoon jae, Diya dan Jian menoleh keYoon jae, sambil Diya bantuin Yoon jae mengang napan yang bener, ribet kan?.

"Eh.. eh... Misi dong, ngehalangin jalan banget."

Prak~~

Tiba-tiba lima orang datang melewati tengah-tengah Yoon jae dan Diya yang lagi benerin napan. Ya otomatis ya jatuh lah tuh mangkok kebaju Yoon jae, karna salah satu menyenggol napan tersebut. Dan saat ini juga mereka jadi pusat perhatian dikantin. Suasana hening ya, karna ngeliatin Yoon jae cs, dan tuh lima orang, perempuan ya.

Yoon jae merasa panas setengah badannya, kena air bakso yang panas.

"Njirr... Siapa yang buat Yoon jae kaya gini!!." Teriak kesal Diya, emosinya sangat menaik. Diya langsung lihat kearah belakang, kelima perempuan itu malah melanjutkan jalannya tanpa menoleh. "Kampret!! Lu yang bikin Yoon jae kaya gini. Sini lu!!!." Sebelum nya author sudah bilang, kalau Diya lagi marah ya gini bahasanya berubah.

Kelima perempuan itu berbalik, karna banyak yang melihat kearah mereka saat ini. "Lo manggil gue?." Tanyanya tanpa dosa.

"Menurut lo!." Diya langsung mendekati mereka, matanya mendelik. " Oh.. jadi Jisa Cs, bukannya lo kakak kelas ya? gak sopan banget ya. Seharunya elu itu ngejari adik kelas lu hal-hal yang baik, nunjukin seorang kakak kelas yang bisa membingbing adik kelas, ke yang baik!! Tapi ini apa!!." Kata Diya dengan tajam. Yang dipanggil nama Jisa oleh Diya, menatap Diya dengan emosi.

"Lo yang harusnya sopan kegue ya!! Lo itu adik kelas. Gak usah belagu lah.. Oh apa lu juga gak tau siapa gue!!." Tanyanya keram, jari telunjuk nya menyempil kepala Diya.

"Iya, adik kelas kok gak punya sopan satun ya!! Diajarin gak sama mamih papih lo. "Ujar salah satu teman Jisa.

Diya langsung menangkap jari telunjuk Jisa, lalu meremasnya lalu menjatuhkan jari tersebut dengan keras. Jisa meringis kesakita.

Yoon jae yang melihatnya, agak terkejut. Yoon jae membawa tangan Jian yang masih diem ngelihat Diya yang berantem. Yoon jae mengham-piri Diya. Tangan yang satunya lagi menarik lengan Diya. Diya yang merasa begitu, langsung melepaskan cengraman Yoon jae. Dan meminta jawaban atas yang dilakukan Yoon jae padanya.

"Sudahlah, tak apa. Ayo ketoilet saja." Ucap Yoon jae. "Kau harusnya suruh mereka meminta maaf dulu padamu Jae?!." Ucap Diya dengan emosi, "Sudahlah tak apa." Ucap lagi Yoon jae, Jisa memandang mereka dengan malas. Drama, dalam batinnya.

Sebenarnya Yoon jae juga sama dengan Diya merasa emosi telah diperlakukan seperti itu. Ayolah, siapa yang mau diprilakukan oleh orang seperti itu! Tak ada kan. Yoon jae juga tadi ingin membalas seperti Diya, tapi niatnya ia urungkan, tidak enak bila Anggara melihatnya memperlakukan orang yang disukai-nya dengan apa yang dilakukan Diya. Ya Jisa adalah orang yang disukai Anggara.

Ingin pergi Yoon jae, Diya, dan Jian. Tapi sesaat berhenti. "Dasar drama, gak berani ya lawan kita. Dasar Jalang pengecut." Kata Jisa pedas, seperti seblak mah nuning. Canda.

Yoon jae melepaskan legan Diya, tangannya meremas kuat. Rasanya emosinya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Yoon jae berbalik, dan menatap Jisa dengan tajam. Lalu kakinya memba-nya jalan lebih dekat dengan Jisa cs.

"Kak kalau ngomong itu dijaga ya? Kakak kelas kok gak punya sopan santun ya. Diajarin gak sama mamih papihnya?!"sindir Yoon jae. Emosi Jisa makin menaik. "Padahal ya, belajar lebih duluan kakak dari pada aku. Tapi yang disini terlihat adalah aku orang yang seperti belajar lebih duluan. Oh iya... Biasa paling juga bolos masuk kelas, jadi gini kelakuan nya. Jadi kasian."Ujar Yoon jae mendelik.

"Dasar adik kelas gak tau diri lo. " Ucap Jisa marah sekali, replek tangannya langsung mendarat kearah pipi Yoon jae. Yoon jae langsung memeramkan matanya. Yoon jae sudah tau, ini adalah salah satu resiko kalau ia melawan orang yang seperti ini.

"Disini itu, dilarang yang namanya kekerasan." Ucap seorang laki-laki yang menangkap tangan Jisa yang akan menanpar Yoon jae.

Yoon jae terkejut mendengar suara itu, Yoon jae langsung membuka matanya. Dan ya benar orang itu, orang yang sangat dikenalnya.

"Lo itu kakak kelas, mau jadi tuntunan adik kelas supaya kaya lo. Yang gak bener ini, seharusnya lo itu mikir pake otak. Lo itu kakak kelas ngerti!!." Ucapnya agak berteriak. Kedua kalinya Yoon jae terkejut lagi.

"Anggara lo itu sukakan sama gue? Tapi apa yang lo lakuin sama gue? Dan ya lo kenapa ngebela orang lain dari pada gue!!." Tanya Jisa kesal. Ya Anggara, laki-laki yang udah nolongin Yoon jae secara tiba-tiba, mungkin.

"Dia itu sahabat gue, bukan orang lain. Lo tau? Ini kejadian sekian kali gue lihat lo kaya gini sama orang lain, tapi gue jujur, bahwa gue gak peduli dulu, bahwa lo itu punya sifat kaya gini. Tapi yang kali ini lo memperla-kukan temen gue sama kaya gini juga.  Gue kasih tau juga ya, bahwa gue suka sama orang yang salah. Jangan pernah lo nganggu sahabat-sahabat gue lagi." Jelas Anggara panjang lebar, Jisa makin emosi dan merasa malu.

"Dasar cowok brengsek." Maki Jisa, Jisa cs pun pergi dari kantin. Dan suasana kantin pun menjadi kembali, seperti biasanya.

Yoon jae masih menghuleng, karena terkejut. Anggara berallih melihat Yoon jae, melihat keadaan Yoon jae saat ini yang berantakan dan basah bajunya.

"Aku bilang apa kan jae? Mereka itu pantas dapetin balesan. Untung kamu gak kenapa napa. Dan untung juga ada Anggara." Ucap Diya, kembali kebahasa asalnya. Diya dan Jian menghampiri Yoon jae dan Anggara.

"Kamu gak kenapa-kenapa kan jae, aduh maafin aku ya, kamu tau kan bahwa aku teh gak bisa lawan orang-orang yang kaya gitu." Ucap Jian khawatir. "Baju kamu basah jae, ayo sama aku bersihin." Ucap Diya, tapi Yoon jae masih diem aja, menatap kosong suasana. Anggara menghela napas, "Udah sama gue saja, kalian kekelas aja sana." Ucap Anggara, tangannya ingin membawa tangan Yoon jae pergi, tapi tiba-tiba Yoon jae pergi sendiri begitu saja. Meninggal- kan sahabat-sahabatnya.

"Udah sama gue aja, diurus soal ini. Kalian tenang, kekelas aja." Ucap Anggara mencengah Jian, dan Diya ingin mengejar Yoon jae. Anggara langsung lari mengejar Yoon jae.

.
.
TBC
Maaf kalau ada typo ok;)

Wish [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang