Part 9 : Voice of an angel

306 13 0
                                    

Kyuhyun’s    

Pagi harinya, aku sudah rapih dengan kemeja putih dan celana jeansku. Semua buku sudah masuk ke dalam tas. Lalu aku meminum segelas sereal dan pergi keluar rumah.

            Tak kusangka aku dan Nana keluar rumah bersamaan. “Pagi”, sapa Nana. Wajahnya terlihat lelah.

“Kau baik Nana ?”, tanyaku. Nana mengangguk, “Never better”, aku suka caranya bicara bahasa inggris.

“Yasudah, ayo”, ajakku, tetapi Nana menarik tanganku, “Kau sudah bawa inhealer ?”, mendengarnya bertanya begitu, aku kembali masuk ke rumah, dan benar saja, inhealernya ketinggalan di atas meja belajar.

“Terimakasih sudah diingatkan”, ucapku. Nana mengangguk.

            Kami berjalan menuju stasiun yang tidak jauh dari rumah susun kami. Aku memilih diam selama perjalanan.

            Nana membeli sebuah Koran yang berisi lowongan pekerjaan. Aku menepuk kepalanya sebal, “Bodoh, kalo lowongan kerja di Koran, biasanya buat yang udah lulus kuliah”, ucapku. Nana menatapku sebal juga. Kemudian ia menatap ke sekeliling, lalu berhenti ketika melihat sebuah kertas terpampang tulisan, “Dibutuhkan pegawai part-time”.

           Nana langsung berlari ke tempat kertas itu tertempel. Aku menunggunya sejenak, lalu Nana keluar dengan membawa selembar kertas formulir.

“Kau mau melamar kerjaan ini ?”, tanyaku sambil merebut lembar formulir. Ada tulisan ‘pencuci piring’ di sana. Anehnya, Nana mengangguk.

“Tidak mau pekerjaan lain ?”, tanyaku, Nana mengedikkan bahu.

“Untuk sementara aku harus kerja di sini dulu. Lumayan, 2000 won sebulan!”, aku menghela napas lalu mengembalikan formulirnya.

            Kami naik kereta ke Yeongnam, Nana tidak banyak bicara. Dia hanya sesekali menggumamkan lagu yang didengarkannya lewat earphone.

“Kau suka musik ?”, tanyaku sambil memejamkan mata dan bersandar pada sandaran kursi penumpang. “Suka, sekali”, jawab Nana.

“Nanti, pulang sekolah datang saja ke kampusku”, ucapku. Aku bisa merasakan Nana menoleh menatapku. “Aku memang selalu lewat kampusmu Kyu. Aku pasti membeli asparagus sebelum pulang”, aku membuka mata.

“Tidak bisa masak yang lain ?”, tanyaku.

“Hmm, apa ya, ramyun ?”,

“Ayolah, kalau masak ramyun, aku lebih jago dibanding kau”, Nana tertawa.

“Benar juga, bagaimana kalau kimchi ?”,

“Buatan bibiku jauh lebih enak”, cibirku.

“Aku jamin buatanku lebih-lebih enak”, menantang huh, Nana ?

“Kalau begitu belilah bahan untuk memasak kimchi. Jangan sup asparagus kepiting itu lagi”, suruhku lalu kembali bersandar.

“Huh, jangan lupa bayar ya pak”, balas Nana.

            Aku tidak tahu pasti apa ini. Tapi, sejujurnya aku ingin Nana memasak untukku, entah apa yang kurasakan sekarang.

***

Nana’s

            Hari ini sekolahku pulang lebih cepat karena ada rapat guru dan renovasi ruang kelas. Jadi, pukul 2 siang aku sudah diperbolehkan pulang.

            Dengan sisa uangku yang menyedihkan ini aku pergi ke supermarket langgananku di dekat Yeongnam. Ternyata membeli bahan untuk kimchi lebih murah dibanding membeli bahan sup asparagus. Dan keberuntunganku hari ini! Aku dapat bonus rumput laut organik.

            Aku melangkah menuju kampus Kyu yang masih ramai dilalui oleh mahasiswa yang membawa buku dan gadget mereka. Sepertinya Kyu belum selesai kuliah, jadi, aku menunggu di pelataran kampusnya. Ada semacam pohon rindang dengan pot besar yang terbuat dari semen dibentuk melingkar, hingga lingkaran potnya dibuat untuk tempat duduk. Aku memutuskan untuk duduk di sana.

            Ketika hendak meminum susu kotakku, seorang mahasiswi melewatiku sambil berbincang dengan temannya.

“Kau tahu ? Kyuhyun sedang bernyanyi lho, di ruang music”

“Oh, ya ? kudengar suaranya bagus”

“Memang! Aku saja suka dengan suaranya”, kemudian perbincangan itu hilang seiring kedua mahasiswi itu berbelok masuk ke kampus. Kyuhyun bernyanyi ?

            Penasaran, akhirnya aku melangkah mencari studio musik di dalam kampus besar ini. Setelah beberapa saat, aku berhasil menemukannya. Ada di lantai dua.

            Aku mendengarkan di balik pintu studio yang memiliki satu jendela persegi panjang kecil di pintunya. Dia menyanyikan lagu A whole new world bersama seorang wanita. Kurasa mereka sedang latihan atau apa.

 “A whole new world,

A new fantastic point of view

No one to tell us no

Or where to go

Or say we're only dreaming”

             Gosh, ini suaranya ? jjinja ? yang kudengar ini suaranya ? . Aku mengintip di jendela mini pintu itu, melihat Kyu yang sedang menyanyi dengan mata terpejam. Sebenarnya dari awal aku melihatnya, aku sudah jatuh hati pada wajahnya yang tampan itu, tapi, sikapnya yang seperti keledai itu membuatku ilfil dan…. Entahlah, dia memang menyebalkan.

           Perlahan aku ingat kejadian semalam ketika Kyu menolongku di malam hari. Aku tahu dia mengataiku wanita murahan, tapi dia tetap mengikutiku kan semalam ? kurasa Kyu hanya tidak pintar berekspresi.

           Aku menyadari kalau seulas senyum terbentuk di bibirku, lalu aku bersandar pada dinding di samping pintu. Menikmati perasaan baik ini.

            Kyuhyun, kuharap kau tahu, kau terlalu indah untuk ukuran manusia.

****

m/s

Nah, sudah sampe siniii. mudah-mudahan selesai di chapter 15 yaaaa amin ;;) se-meleset-melesetnya ya sampe 17 deh ga banyak-banyak biar ga pegel bacanya :D

Don't forget to give vote and comment kalo ada usul atau ada yg kurang dari ff ini :)

Gomawooo~

30 days to know youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang