Part 13 : Kyuhyun's Problem

475 13 0
                                    

Kyuhyun’s

            Setelah 3 hari bed rest di rumah, aku melanjutkan kuliahku. Aku mengajukan proposal untuk maju skripsi dan menyelesaikan kuliahku secepatnya. Kudengar Nana juga sedikit lagi ujian, jadi, kurasa dia juga mesti bekerja keras seiring dengan kerja part-timenya.

            Setelah menyerahkan proposal, aku pulang ke rumah sendiri. Nana sedang bekerja dulu. Dan ketika aku berada di depan rumah, aku bertemu dengan Kimo. Ia menatapku dengan tatapan, ‘apa yang kau sembunyikan ?’

“Hai Kimo, kemana saja kau ?”, sapaku. Kimo tersenyum sekilas.

“Biasa, masalah keluarga. Mereka menyuruhku jadi pengganti ayahku”, oh, anak pengusaha.

“Bukankan itu bagus ?”, tanyaku. Kimo hanya menelengkan kepala.

“Bagus, tapi, aku akan segera pindah dari sini“, tunggu, apa ??

“Tidak mungkin. Kau pasti kembali kesini kan ?”, tanyaku. Bagaimanapun aku tidak ingin kehilangan satu tetanggaku.

“Entahlah, kalaupun aku kembali, pasti lama”, kini aku menatap Kimo sedih. Apa-apaan ini.

“Tapi, aku ingin memintamu sesuatu, sebagai teman”, aku menatap wajahnya serius sekarang.

“Boleh, apa ?”, saat Kimo membalas tatapanku, ia berkata,

“Tolong jaga Nana Kyu. Aku tahu dia menyukaimu dan kau menyukainya. Kurasa hanya kau yang bisa menjaganya”.

           Aku tertegun mendengar ucapannya. Aku mencoba berkata sesuatu, “Kimo.. bukan maksudku…”, belum selesai aku berkata-kata, Kimo sudah menyelaku.

“Tidak Kyu, aku mengerti. Inilah alasanku yang lainnya untuk pindah. Agar aku bisa melupakan Nana dengan mudah”, Kimo, Kimo yang bodoh, Kimo bodoh demi cinta.

        Kemudian dia memelukku dan menepuk pundakku, lalu tersenyum sambil melambaikan tangan dan menuruni tangga. Beberapa saat kemudian terdengar deru motornya menjauhi rumah susun kami.

***

                Beberapa hari kemudian, dosenku mengabarkan kalau aku bisa maju skripsi karena nilai dan prestasiku yang stabil sejak semester pertama. Syukurlah, bu! Sedikit lagi anakmu ini lulus bu!

                Aku lekas menekan nomor ibuku pada layar ponsel, sesaat kemudian telepon tersambung.

“Halo ? bu! Aku maju skripsi!”, ucapku senang.

“Oh ya ? Syukurlah nak, ibu bangga denganmu”, balas ibu. Aku tersenyum puas.

“Ibu akan datang kan ? menontonku sidang ?”, jawaban yang kuharapkan datang lebih lama.

Ummm, soal itu, kurasa ibu tidak bisa”, apa ? tidak bisa ?

“Ke-kenapa bu ?”, tanyaku.

“Ibu dan ayah masih banyak urusan nak. Lanjutkan sekolahmu hingga selesai. Lanjutkan skripsimu dengan atau tanpa kami”, aku selalu dikecewakan berkali-kali, tapi, tidak ada yang pernah sekecewa ini.

“Bu, tapi….”, klik! Tut-tut-tut-tut, telepon terputus.

***

Nana’s

            Aku membeli tiga bungkus belut barbekyu setelah pulang kerja. Satu untukku, satu untuk Kyuhyun, dan yang satunya lagi untuk Kimo.

            Ketika sampai di rumah susun, aku berpapasan dengan Kimo. Sepertinya dia baru pulang.

“Hei, habis darimana kau ?”, tanyaku, Kimo menoleh dengan wajah lelahnya, tapi tetap tersenyum, “Habis rapat perusahaan. Kau sendiri ?”, oh, sekarang Kimo sudah bekerja.

30 days to know youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang