࿐Pelawak

39 20 2
                                    

Perihal sikapmu, aku menyukainya.
Entah itu sapaan atau ejekan yang kamu tunjukan. Semua celotehmu itu membuatku ingin belajar banyak darimu. Belajar untuk tidak beku, belajar banyak bicara denganmu. Meski seperdetik kemudian aku diam. Tapi, aku akan tetap belajar untuk tidak bungkam.

Mendengar alunan nada bicaramu, membuat seulas senyum membingkai di bibirku.
candamu itu, ah iya. Membuat yang mendengar ikut tertawa.

Aku akui, kamu memang pandai melawak. Atau mungkin, kamu memang pantas menyandang gelar sebagai seorang pelawak. Karena, kamu senang sekali membuat orang lain tergelak Haha.
Kamu tau? Aku selalu mati-matian menahan agar tidak terbahak. Dan, itu berhasil.

Namun, aku tidak bisa menyembunyikan senyumku. Lagi-lagi aku gagal dalam soal itu.
Kamu selalu mencari bahan untuk membuat lelucon. Korbannya tak lain dan tak bukan adalah temanmu, dan kamu akan menjadi sangat menyebalkan ketika aku yang menjadi objek leluconmu.

Kalau sudah begitu, aku akan menggerutu, dan jari-jariku itu sudah siap untuk mencakar wajahmu. Ah sudah, tetaplah jadi pelawak yang menyebalkan ya, karena aku suka.

Senandung HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang