Kamu, adalah semu.
Kumpulan abu yang bisa menjadi debu sewaktu-waktu. Apik parasmu, sepercik netra birumu, dan suraimu yang ungu, lagi-lagi membuat aku membisu. Lebur dalam lamunan sendu, tergugu. Pelik sekali ternyata mencintai kamu, hati dan logikaku kembali beradu.
Kamu semu, bahkan tidak bisa digapai oleh jemari hastaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hujan
PoetryAku menyukai hujan karenamu dan mencintainya seperti aku mencintaimu.