Aku bersama bala tentaraku selalu datang untuk menipu manusia dalam segala suasana, agar terhina di dunia, dan di akhirat jadi bahan bakar neraka. Aku akan terus menggoda mereka dari segala penjuru yang kumau. Kuperdaya seluruh anak cucu Adam dan kujadikan teman seperjuangan, kugerakkan untuk saling bermusuhan dan saling menggoda pada yang lain dalam segala urusan.
Aku menyeru manusia agar mengotori mata air cinta dengan debu-debu racun yang menghancurkan dan membuat segala jadi gulita, mata membuta hanya memandang cinta sebatas angan dan keindahan fatamorgana.
Aku datang menghalangi manusia dalam menangkap pancaran cahaya Ilahi dan mengelabuhi segala usaha dengan hiasan-hiasan dunia yang memabukkan,
kuhancurkan taman-taman keikhlasan kemudian kutaburi dengan biji-biji kesombongan agar tumbuh pohon-pohon riya dan akar-akar kebanggaanggan.Kuajak para pencari ilmu untuk menemui guru-guru palsu, kuberi harapan semu dengan setumpuk keraguan. Kurampas keyakinan, yang benar seolah salah, yang salah seolah benar, yang hidup seolah mati, yang mati seolah hidup, yang kalah seolah menang dan yang menang seolah kalah.
Kudatangi para pemburu surga. Kulepas baju keimanan dan kuganti dengan baju nafsu. Kulepas ketaatan pada Tuhan dan kuganti dengan kedurhakaan. Aku jauhkan jarak kebenaran dan kudekatkan pada kesesatan, kujauhkan kemuliaan dan kudekatkan pada kenistaan, kulenyapkan kejujuran dan kuganti dengan keculasan.
Aku datang mengiringi setiap kemerduan suara yang membuai perasaan dan tarian yang memanjakan pandangan.
Aku terbang bersama semilir angin dan buaian hawa dingin untuk menina-bobokkan jiwa yang miskin cahaya.
Aku mengalir mengiringi darah bersama sari makanan haram dalam tubuh para pendosa yang rakus dan gila harta, kemudian membangkitkan energi kemarahan dan memuntahkannya lewat dusta dan kekejaman.
Aku datang sebagai mambang pembangkang, menancapkan ketakutan pada segala berhala atas nama cinta cinta, atas nama ibadah, atas nama tolong-menolong, atas nama jihad agar manusia mengira selamat dunia akhirat
Aku datang menemui para pedagang. Kusuruh mereka menimbang dengan curang, menyihir pembeli dengan rayuan iklan, menebar hadiah dengan tebak-tebakan, menghancurkan saingan dengan mantra dan cacian, mengejar omzet lewat bajakan, dan mengejar komisi dengan penjegalan.
Aku datang menemui para pejabat untuk menawarkan dipan kekuasaan dan baju kebesaran. Kuajarkan pada mereka cara mengelabuhi rakyat, cara korupsi yang rapi agar terhindar dari jerat eksekusi.
Aku berdiri di hadapan para kyai dan kuajari mereka membaca kitab suci dan menafsirkannya dengan angan-angannya sendiri agar dianggap paling benar dan pintar di muka bumi.
Aku berbaring di sisi orang sekarat untuk menyumbat telinganya dengan bisikan-bisikan sesat agar ia gundah dan su'ul khotimah.
Aku datang menemui rombongan perang dan kusuruh mereka melawan musuh dengan senjata dendam dan kemarahan, kubisikkan rasa kebanggaaan jadi pahlawan.
Kudatangi para seniman dengan senyuman dan kusuruh mereka mengigau meniru kicau beo, bersandiwara dengan banyolan-banyolan picisan, menulis dengan wisik iblis, menari dengan nafas birahi, memahat dengan jidat madat, menggambar dengan kuas dan kanvas fulgar, agar dunia tampak sangar.
Tak lupa pula kudatangi orang-orang lapar dan kutunjukkan dengan sederet jalan keluar untuk menukar harga diri dengan bisa ular, menukar iman dengan oman, menukar kehormatan dengan kemolekan badan.
Kudatangi para penegak hukum dan kusuruh memutus perkara dengan gurauan, menghukum dengan senyum, sambil menghitung jumlah suap yang dikulum.
Kudatangi segenap muda mudi yang dimabuk cinta dengan buaian-buaian kehangatan, desiran-desiran nafsu dan hasrat-hasrat pekat. Kuhapuskan ketakutan pada rajam, kusembunyikan rasa malu dan kurobek segala peta harapan.
Aku tertawa bila melihat kalian jadi mengkhianati kebenaran, tetapi aku bersedih bila melihat kalian mengikuti kebenaran. Dan aku tak berdaya, sungguh-sungguh tak berdaya, untuk menggoda siapa saja yang selalu pasrah pada yang Kuasa. Aku tak sanggup, sungguh tak sanggup, melawan kekuatan yang terpancar dari jiwa yang ikhla. Sebab, aku ditakdirkan untuk selalu kalah melawan kebajikan.
Aku berlari bila mendengar Qur'an dibaca, menyingkir bila mendengar suara dzikir, meloncat bila mendengar suara syahadat, takut melihat kalian berlutut, sekarat melihat kalian berzakat, kecil hati melihat kalian berhaji, marah melihat kalian sedekah.
Sebab segala rahasia tentang kelemahanku telah tercatat dalam kitab pencuci jiwa.
Segala tipu dayaku telah terbantah lewat ayat-ayat pencerah jiwa. Sebab aku hanya diijikan Tuhan untuk menggoda jiwa-jiwa yang keruh.
Aku ditakdirkan jadi makhluk terkutuk yang senantiasa mengembara menggalang propaganda anti surga dan cinta neraka. Dan kelak para penghuni neraka akan kuejek dengan gelar "si dungu" karena di dunia tak pernah tahu dirinya kena tipu.
Oleh : Kawe shamudra
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hujan
PoesiaAku menyukai hujan karenamu dan mencintainya seperti aku mencintaimu.