Dia, fatamorgana yang terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Tapi setidaknya, dia tidak pernah menorehkan luka. Tidak pernah pula menggali lubang lara di jiwa.
Nusantara, dia luar biasa, bagaimana bisa hanya dengan menatap netra beningnya di layar kaca, bisa membuat saya sangat bahagia?
Saat si pemuda menampilkan sederet waja, lengkungan kurva jelitanya terpampang di rupa eloknya. Sembari Menilik rikma penuh estetika miliknya, saya menata kata :
"Nestapa, mengapa engkau semakin manis saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hujan
PoesiaAku menyukai hujan karenamu dan mencintainya seperti aku mencintaimu.