Sapa saja dia nestapa, pemuda yang suka menyuguhkan lengkungan kurva dipigura yang paripurna, membuat netra para wanita mendadak mati rasa.
Bagi saya, dia serupa tatahan jingga yang sengaja dicipta untuk menghiasi randu nabastala milik semesta. Tatkala tawanya menggema, desir pawana seakan tahu kemana ia akan bermuara. Menyejukkan raga, hingga sukma lebur menjadi satu rasa.
Nestapa, apakah ini yang disebut dengan cinta?
(Nuwun sewu, Nana ingin bucin dulu)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hujan
PoetryAku menyukai hujan karenamu dan mencintainya seperti aku mencintaimu.