Part 2

2.6K 124 8
                                    

"Dia yang merubah My simple future, menjadi Our amazing future."
Jihan Catelya Putri.

***

"Gue tadi lihat dadanya."

"Apa? Dada?"

"Dada siapa? Besar gak?"

"Lo pap tt sama siapa?"

"Share link woi!"

Ababil memutar bola matanya jengah saat melihat teman-temannya mulai menggerumbuni mejanya. Awal niat ingin bercerita pada Riko karena Keken--teman sebangku Ababil telah hilang entah kemana--- dan dirinya tak bisa menahan untuk tidak bercerita saat Riko datang ke bangkunya.

"Dada ayam. Puas lo!"

"Dih, gak normal lo."

"Sange kok sama hewan."

Ababil sudah siap ingin melempar botal minum Superman miliknya kepada teman-temannya itu, namun mengingat botal itu baru saja ia dapat dari endoresnya kemarin malam. Ababil terpaksa menyimpan kembali botalnya.

Riko menyenderkan punggungnya di atas bangku. "Lo liat dadanya? Enggak kena tabok?" tanya Riko setelah teman-temannya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kena. Tapi, gue bukan mau mesum kok. Cuman mau tau namanya doang. Tapi, karena rambutnya yang panjang dan halus itu, gue gak bisa lihat." Ababil ikut menyandarkan punggungnya namun bukan pada kursi melainkan pada dinding. Kebetulan meja Ababil tepat disamping dinding. "Gue penasaran. Shamponya merek apaan, yak?"

"Kambing!" maki Riko. Sedangkan Ababil tertawa puas.

Pria itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kelas yang nampak lenggan dan kosong. Sebagian siswa sudah hilang entah kemana, sebagain masih tertahan di bangkunya.

Ababil memilih mengganti topiknya, membicarakan kemana guru Bahasa Indonesia itu pergi sehingga membuat kelas kosong. "Anak kelas dua belas lagi ujian praktek. Jadi, kita bakal free class, deh."

"Ah, padahal gue pengen balajar," celetuk sebuah suara dari arah belakang mereka berdua. Ababil yang sudah tau suara siapa itu hanya mendengus keras-keras.

"Gak usah sok-sok pengen belajar, deh, Sell. Lo aja waktu pelajaran Pemprograman dasar tidur," ujar Ababil sambil menatap seorang wanita berambut panjang namun sedikit keriting. Selly--wanita itu hanya menampilkan cengirannya.

Sedangkan Dika, wanita berhijab putih yang berada disamping Selly hanya fokus menatap laptop dihadapannya. Sama sekali tidak terganggu dengan teman sebangkunya.

"Ini lagi satu. Pagi-pagi udah ngewibu aja!" decak Ababil.

Dika menekan tombol space pada laptopnya, memberhentikan film Anime yang entah berjudul apa. "Apa?" tanyanya tak bersalah.

Ababil hanya menghendikan bahunya. Dan, dalam hitungan detik. Selly dan Dika sudah fokus pada laptop masing-masing.

"Berasa kena azab gak lo? Dapat temen yang dekatan meja, yang satu K-popers, satu lagi Wibu," kata Riko yang kini tengah membayangkan dirinya menjadi Ababil. Mengkhayal saat musik K-pop bergabung dengan soundtrack Anime. Baru membayangkan saja Riko sudah mual.

"Dari 35 siswa, di kelas kita cuman ada 7 cewek. Dan, sialnya gue dapat yang dua ginian. Gak ada yang beres."

"GIBAH KOK KENCENG BANGET!" sindir Selly.

"SENGAJA!"

Riko dan Dika reflek menutup telinga saat Ababil dan Selly beradu suara. Perempuan berambut sedikit keriting itu sudah dipastikan menang, selain ia adalah mahluk yang menghasilkan hormon esterogen, darah Batak juga mengalir di darahnya.

Smk & SmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang