Part 10

665 41 13
                                    

"Stop being you-know-me-so-much, bsc you just know one of part my billion me."
Jihan Putri Catelya




"Ssstt! Bill, Bill!"

"Ababbilll..."

Ababil memutar bola matanya malas lalu medesah kesal, mengalihkan pandangannya ke arah teman sebangkunya, Keken, yang sedang menggambar di kertas ulangan mereka. Iya, Ulangan. Ulangan kimia yang menjadi kiamat sugra bagi teman-teman kelasnya.

Walaupun sekolah Ababil merupakan sekolah kejurusan, namun mata pelajaran kimia masih ada saat pembagian jadwal pelajaran saat di pertama sekolah. Dan yang lebih parahnya lagi, mata pelajaran kimia hanya ada di jurusannya, sedangkan jurusan lain tidak ada.

Sampai sekarang pun Ababil masih ingat perkataan Alif--teman kelasnya-- yang berkata. "Niat masuk Smk biar enggak ketemu pelajaran ini, eh malah ketemu juga. Jodoh banget gua."

Walaupun cuman satu tahun mereka bertemu dengan kimia tapi tetap saja itu membuat otak mereka kepanasan.

"Bill! Ababilllll!"

"Apaan Selly?" balas Ababil rendah.

Selly dan Dika nampak tersenyum lebar saat Ababil sedikit memutar kepalanya ke arah belakang. "Lo udah nomor berapa aja?" tanya Selly pelan.

"7 dari 10 soal."

"Wahhh! Daebakkkk!" seru Selly dengan mata membara persis saat Blackpink mengeluarkan MV terbarunya.

"Yoshhhhaaa!" riang Dika bahagia layaknya memukan berita bahwa One Puch Man merilis season baru.

Ababil mendengus sombong, ia memang sudah menyelesaikan 7 soal. Itu hasil kerja kerasnya, tanpa dibantu oleh siapapun. Tapi gitu, 4 yakin, 2 ragu, 1 mengkhayal.

"Nomor dua itu jawabannya A 'kan?"

"Enggak, gue dapatnya B."

"Hah? Kok gitu? Lo pake jalan yang mana sih? Apa lo salah itung? Kayaknya lo salah hitung deh, coba hitung lagi deh."

"Bacot Selly!" geram Ababil.

"Ngeyel kan! Gua sama Selly dapetnya A bukan B, hitung lagi, deh, Bil!" ujar Dika yang juga nampak tak terima. Keduanya nampak mengerjakan soal itu dengan gotong royong, karena biasanya jika salah satu dari mereka memiliki nilai yang lebih tinggi, akan ada perang dingin antar Selly dan Dika. Yeah, itu ego seorang perempuan.

"Kalo kalian yakin benar sama jawaban kalian kenapa nanya sama gue?" tanya Ababil membuat Dika dan Selly diam.

Hening, mereka bertiga, Selly, Dika dan Ababil saling pandang, tentunya dengan mata setajam silet yang siap menusuk jika dari ketiganya menutup mata sedetik pun.

"Jawabannya E," ujar Keken tiba-tiba.

"Hah?!"

"Hah?"

"Hahhh?!!

"Kalian cosplay jadi mamang-mamang jualan keong apa? Hah? Hahh!?" sewot Keken sambil mengambil Tip-X yang berada di meja Dika.

"Bukan, Ken, Bukan." Ababil menggelang geram. "Bukan masalah gua, Selly atau Dika yang cosplay jadi mamang julan keong, masalahnya pilihan gandangnya cuman sama D enggak sama E, KEKEN!" rasanya Ababil ingin berteriak, andai saat ini mereka tidak sedang ulangan.

"Hah? Kok gue ada ya?" tanya Keken membuat Ababil, Dika dan Selly menggelengkan kepalanya pusing.

"Pokoknya A," ujar Selly keukeh lagi.

"B pokoknya."

"Udah deh, Bil. A aja, pasti lo dapat seratus."

"Kok gue masih yakin jawabannya E, yah."

Smk & SmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang