Zero

272 37 10
                                    

Tes.. tes.. tes..
Darah segar menitik dari kedua lengan seorang pelajar yang sudah ia hempaskan ke dinding dan beberapa luka fatal yang disebabkan senjata tajam.

Bruk!

Sang Yamanaka menjatuhkan tubuh tak bernyawa itu kearah seorang temannya yang juga sudah tak bernyawa.

"Dengan begini, Ino akan merasa baikan"

Tubuh Ino mulai berjalan mengambil tas selempangnya yang terkapar ditanah.

'Seragam Ino jadi kotor, setidaknya cuma rompinya saja dan sedikit di bagian rok' ia melihat kembali bercak darah yang berada diseragam yang ia pakai, Izumi sedang mengendalikan tubuh Ino.

Ia terus berjalan ke ujung gang hingga terlihat rumah sederhana yang memiliki pintu belakang, gang itu ternyata tembus ke belakang rumah Ino.

"Tadaima.. (aku pulang)" Ucap Izumi yang berada di tubuh Ino

"Okaeri.. (selamat datang)" jawab seorang wanita paruh baya yang masih tampak cantik dengan surai kecoklatan yang tampak senada dengan iris matanya, sedang berada didepan toko, dengan celemek dan gaun sederhana, ia segera berlari-lari kecil menghampiri Ino(?) yang pulang lewat pintu belakang 'tidak biasanya' pikirnya.

Ketika ia sampai dibelakang, matanya membola beberapa saat dan kembali lagi seperti semula.

"Izumi, sudah berapa kali ibu bilang.. jangan lakukan itu di siang hari!" Ujar wanita paruh baya itu sedikit berteriak.

"Tapi, Ino sepertinya mulai melemah dan energi kehidupannya semakin menipis.. kita tidak tau kapan energi kehidupannya habis" ia menunduk, dan mata sang putri Yamanaka mulai berkaca-kaca "Jadi, aku tidak ingin itu-" sebelum Izumi menyelesaikan kata-katanya, wanita di depannya sudah memeluknya terlebih dulu.

"Aku menyayangi kalian berdua, maka dari itu, aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian atau kalian berdua, lagi..." dua Yamanaka itu saling berpelukan dalam hening, tanpa sadar keduanya telah menjatuhkan butiran air bening dari pelupuk matanya.

"Ibu... ma'af..." ucap Izumi lirih

Sang ibu melepas pelukannya dari putri tercintanya, ia menghapus air mata yang mengalir di kedua pipi putrinya.

"Izumi.. Ino.. kalian berdua adalah permata terindah yang hadir dalam hidup ibu.." nyonya Yamanaka itu mengacak-acak surai blonde putrinya itu sembari tersenyum lembut.

Sang putri membalasnya dengan senyuman penuh kehangatan, Izumi sebenarnya adalah anak yang sangat penurut, baik hati, dan ramah. Bahkan sifatnya yang tidak membangkang pada orang tuanya itu masih selalu ada hingga ia berwujud roh dan memakai tubuh adiknya untuk berinteraksi dengan orang tua mereka.

Ya, Izumi telah mati 8 tahun yang lalu. Saat ia masih berumur 13 tahun, Izumi lebih tua 5 tahun daripada Ino.

_Flash_Back_

Seorang gadis kecil duduk ditepi sungai, sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Surai kecoklatannya melambai-lambai ditiup angin, iris kelamnya melihat kearah sungai, ia melipat kedua tangannya di atas lututnya yang ia tekuk keatas.

"Hah~ Itachi-kun lama sekali" keluhnya.

Tak lama setelah itu, orang yang ditunggunya akhirnya datang, "ma'af Izumi-chan, aku sedikit terlambat" ucap seorang bocah kecil berumur 5 tahun yang kemungkinan besar bernama Itachi itu.

Izumi berdiri dari duduknya dan menghadap kearah Itachi yang dibelakangnya "Kau membuatku menunggu lama, Itachi-kun baka! (Bodoh)" ucap Izumi mengalihkan pandangannya dari Itachi dan mengembungkan kedua pipinya.

"Ayolah Izumi-chan, nanti aku belikan kue dango untukmu, mau kan?"

Izumi menghentikan aksi protesnya terhadap Itachi dan melihat kearah Itachi dengan mata berkaca-kaca dan kedua tangannya saling mengenggam di depan dadanya.

"Benarkah? Itachi-kun!?" Ucapnya memastikan.

"Hm, tentu saja Izumi-chan ^-^"

"Yatta~ arigatou Itachi-kun"

Mereka berdua mulai duduk bersila dibawah pohon dan rerumputan hijau yang menjadi alasnya.

"Ne~ ne~ Itachi-kun.. siapa nama adikmu?" Tanya Izumi yang sudah melupakan kejadian tadi, adik Itachi baru lahir kemarin.

"Kau benar-benar ingin tau Izumi-chan?"

"Ayolah~ jangan menggodaku lagi Itachi-kun~"

Itachi terkikik geli mendengar penuturan perempuan didepannya.

"Etto.. Sasuke, Uchiha Sasuke"

______________________________________________

Ino terbangun dari tidurnya dengan terengah-engah dan kepala yang terasa sakit, surai blondenya terlihat acak-acakan "ap- apa tadi itu?" Ino mengadah melihat ke langit-langit kamarnya.

"Tunggu, kenapa aku bisa sampai disini!?"

Ia melihat kearah jam dinding kamarnya, jarum pendeknya menunjuk kearah angka 11 dan jarum panjangnya menunjuk ke angka 5.

'Kenapa.. selalu begini? Sebenarnya Izumi itu siapa?'

TBC~~

///

Uwaahh~ ma'af lama apdet.. listriknya mati sampe seminggu T○T
Makasih buat kalian yg udh mau baca.. Totemo tanoshi naa~ :"D

18/03/2019

Double InoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang