Bagian 13 (Menikah?)

998 55 5
                                    

Percayalah, Allah punya sesuatu yang lebih menarik dari setiap rencana indahmu

🌼

Sejak dari rumah, Ariana sudah merasakan gejala tidak mengenakan pada hati, jantung dan kepalanya. Sebenarnya hari ini Ariana ingin izin tidak masuk namun karena teringat hari ini ada meeting, gadis itu mengurungkan niatnya untuk membenamkan tubuhnya dalam kehangatan selimut tidur begambar kartun keropi favoritnya.

Dengan iseng Ariana kembali membuka hasil gambar komik dakwahnya, kembali meneliti jika ada kesalahan berhubung saat ini pekerjaan Ariana sudah hampir selesai.

"Itu apa? komik mbak?" tanya Sari yang tidak sengaja melihat layar monitor Ariana. Ariana mengangguk seraya menampilkan wajah dengan senyumannya.

"Mbak aku mau tanya deh perbedaan ta'aruf sama pacaran apa sih mbak. Mbak kan tidak mau pacaran terus kalau mau menikah bagaimana?" tanya Sari yang membuat Lia juga ikut menimbrung.

"Perbedaan antara ta'aruf dengan pacaran yang aku dapat dari kajian yang pertama pada niat, orang yang berta'aruf sudah berniat dan siap untuk menikah sedangkan pacaran tidak ada komitmen diawal. Kedua, Membangun cinta. Ta'aruf membangun cinta setelah akad pernikahan sedangkan pacaran diawali dengan menyatakan cinta sehingga dapat muncul rasa kecewa. Dan yang terakhir, Berkhalwat atau berduaan. Ta'aruf tidak memberi ruang berkhalwat. Pacaran berkhalwat adalah aktivitas utamanya yang akan terjerumus kepada zina."

"Tapi ya Ri sekarang banyak loh yang ngakunya ta'aruf tapi rasa pacaran," ucap Lia.

Belum sempat Ariana menjawab pertanyaan dari Lia, suara Rafka menginterupsi.

"Ini kerja atau cuma ngegosip ya, Ari dan Lia segera ke kafe sekarang kita meeting di sana. Saya tunggu di mobil," ucap Rafka.

Ariana dan Lia menggangguk pasrah dan berjalan dengan cepat meninggalkan Sari sendiri, takut jika bosnya menunggu terlalu lama. Namun sebelumnya Ariana membereskan beberapa lembaran yang berserakan di mejanya. Begitu sampai di mobil, Rafka langsung menyalakan mesin mobil.

Tak berapa lama mereka sampai di depan kafe yang menjadi tempat meeting. Mata Ariana melihat-lihat ke area sekitar. Lia tanpa banyak bicara langsung turun dan menarik tangan Ariana. Belum juga Ariana siap dengan goncangan yang menerpa tubuhnya, Alhasil dirinya harus menubruk tubuh Lia yang lebih besar darinya.

"Aduh sakit, Lia."

"Makanya jangan melamun, perasaan aku nggak kencang -kencang amat kok nariknya. Sakit ya?"

"Teramat sakit."

"Lebay kamu."

Dengan pelan dan penuh waspada Ariana melangkahkan kakinya menuju ke kafe, dirinya langsung duduk bersama Lia, Rafka dan kedua orang yang ia yakini sebagai rekan kerja alias penulis tak ketinggalan pak direktur yang menjadi faktor terpenting. Sambil berdiskusi, Ariana membuka beberapa lembar kertas yang diperlukan untuk kelancaran meeting tersebut.

Sayup-sayup Ariana mendengarkan suara Sakha bersama teman-temannya yang berada di samping mejanya.

Sebenarnya Ariana ingin menghindari pria bernama Sakha namun sepertinya takdir berkata lain, semenjak kejadian menolaknya ta'aruf yang diajukan oleh Sakha malah membuat gadis itu harus berurusan dengan pak pilot ganteng itu.

Jodoh Terbaik (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang