Bagian 12 (Jatuh Cinta)

1.1K 49 3
                                    

Islam itu tidak melarang jatuh cinta, yang dilarang adalah tindakan - tindakan negatif yang kamu lakukan atas nama cinta
🌸

Memaksakan konsentrasi pada sesuatu sementara pikiran lari ke hal lain, sangat menyusahkan. Itulah yang dirasakan Ariana ia menatap nanar tumpukan kertas yang berada di atas mejanya sesekali ia juga menatap layar dekstopnya.

"Menolak orang yang akan mengajakmu berta'aruf tetapi dirimu malah terlibat dengan orang tersebut," gumam Ariana.

Lia menolehkan kepala dari biliknya, "Kamu ngomong apa tadi?"

Aeri membulatkan matanya kaget sebelum menegakkan posisi duduknya, "Enggak, ini tulisannya masih banyak yang perlu direvisi. Baru mulai saja sudah menemukan kesalahan penulisan."

Arianapun kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat terbengkalai.

"Ari, Lia besok jam sepuluh kita meeting dengan penulis," ucap Rafka tiba - tiba yang baru datang.

"Loh kok saya ikutan pak, biasanya hanya direktur dan penulis yang hadir di rapat naskah tapi kenapa sekarang seluruh tim harus hadir," protes Lia.

"Saya tidak tahu, saya hanya menyampaikan berdasarkan permintaan direktur. Kenapa tarik napas begitu?"
Ariana dan Lia langsung saling lempar pandang tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rafka.

"Kamu yang ditanya," ucap Lia pada Ariana.

"Oh supaya hidup mas, makanya tarik napas bukannya manusia bernapas untuk mempertahankan hidupnya."

"Bernapas dengan biasa saja, hembus dan keluarkan perlahan. Santai jangan buru-buru," ucap Rafka menggurui. Ariana mencoba menghela napas dengan arahan Rafka bersikap sabar adalah kuncinya jika menghadapi bossnya ini.

"Sepertinya kamu lagi banyak pikiran, pikiran tidak boleh diforsir hati tidak bisa disetir."

Rafka memandang Ariana dengan prihatin, "Jangan memikirkan hal yang tidak penting, fokus pada satu masalah. Masalah jodoh itu rahasia Allah."

Ariana terbengong mendengar ucapan dari Rafka yang jelas melenceng dari konteks.

"Mas Rafka kesambet apa?" tanya Lia pada Ariana sembari menepuk bahu bergamis itu.

"Enggak tahu."

Matahari masih menyisakan kilatan sinarnya karena belum sepenuhnya tenggelam. Karena hari ini motor Ariana dibawa oleh Sarah alhasil dirinya harus menunggu Sarah untuk menjemputnya.

"Belum dijemput?" tanya Danu.

"Belum."

"Pulang sama aku aja, dijamin aman, nyaman, tentram, sehat sentosa sampai tujuan, Insya Allah."

Ariana mendengus sambil memutar mata yang hanya dibalas kekehan pria itu. Seolah takjub dengan sikap gadis dihadapannya Danu memberanikan diri untuk menyentil dahi Ariana dengan bolpoint yang selalu berada di sakunya.

"Danu, sakit tahu," protes Ariana sambil melototkan matanya.

Dengan kepribadian Danu, tidak heran jika emosi Ariana merasa dipermainkan.Ariana hanya diam membisu, teman sekantornya ini sungguh luar biasa hingga sebuah bunyi motor matic mengalihkan pandangan mereka.

Jodoh Terbaik (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang