• Perjalanan •

6.2K 745 2
                                    

Assalamu'alaikum wr wb readers CDH

Yeaii Update lagi....
hayyoo siapa yang rindu??😙

Alhamdulillah bisa update
Moga nggak boring ya sama alur ceritanya.

Kalau suka boleh di Vote

#Happy Reading

------

Segala cobaan, dicaci dan disindir secara jelas oleh teman-teman yang kini Kenara anggap mantan teman mula ia biasakan dan hanya anggap angin lalu. Kenara memilih tidak peduli, terlebih mengingat bagaimana pentingnya sabar dan bagaimana pahala sabar yang sungguh luar biasa.

Berkata mengenai hijrah, Kenara mengakui bahwa pakaian yang digunakannya masih saja seperti dulu. Belum seperti Alena yang berjilbab dalam dan bergamis panjang. Jujur Kenara sendiri masih belum sanggup dengan perubahannya yang bisa dikatakan sangat drastis oleh teman-temannya.

Kenara tahu memulainya dengan pakaian syar'i baik untuk proses hijrah, karena lambat laun sikap akan berubah seiring dengan diri yang sadar bahwa sikap buruk tidak pantas untuk orang yang berpakaian syar'i. Tapi Kenara hanya ingin berubah perlahan dan menikmati proses hijrahnya. Biarlah waktu yang menuntunnya untuk bisa hijrah totalitas dan berubah menjadi lebih baik.

"Ra, gue ke toilet dulu ya. Lo tunggu di sini sebentar."

Kenara mengangguk, duduk di depan Mushalla sekolah yang menyediakan bangku panjang dari keramik. Bangku yang dibuat dari semen dengan sandaran yang disatukan dengan dinding.

Menatap Mushalla di depannya membuat Kenara teringat akan hijrahnya. Malam itu hatinya sudah terniat hijrah. Entah itu dorongan dari mana, namun yang Kenara yakini, ini semua rencana Allah yang tidak pernah diduga, rencana yang membuatnya sadar akan kelupaannya selama ini kepada Yang Maha Menciptakan.

Astaghfirullah... betapa banyak dosanya yang sudah menumpuk selama ini?

"Kenapa lo, galau?" Kenara mengerjapkan matanya begitu sebuah suara masuk ke indra pendengarannya. Kedua alisnya tertaut mendapati Nanda yang duduk di bangku ujung. Jarak mereka sangat jauh, apalagi dengan batasan yang memang sengaja dibuat untuk memisahkan duduk antara perempuan dan laki-laki.

Mengenai Nanda dan Gian, Kenara sudah mulai bisa mengontrol emosinya. Tidak ada lagi kemarahan dan tidak ada lagi rasa sakit hati ketika disindir, yang ada hanya sebuah kesabaran dan keikhlasan menerima cobaan. Lebih-lebih ketika mendapat hadits yang berisi pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada seseorang yang meminta nasehat dari beliau.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Berilah aku wasiat." Beliau menjawab, "Janganlah engkau marah." Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (selalu) menjawab, "Janganlah engkau marah." (HR. Bukhari, no. 6116).ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda, "Jangan engkau marah, maka bagimu surga." (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi).

"Galau?" ulang Kenara yang memang sama sekali tidak mengerti maksud pembicaraan Nanda.

"Udahlah... nggak usah nggak tahu gitu, Ra. Lo pasti udah liat instagram Ardi kan?"

Kenara mengernyit mencoba mencerna ucapan Nanda. Instagram? Sedetik kemudian Kenara memutar mata malas seraya berooh tidak peduli, Kenara cukup capek membahas Ardi untuk sekarang ini.

"Lo cemburu?"

"Cemburu? Nggaklah!"

Kenara tidak pernah cemburu, malam dia hanya mengkritik saja. Perihal Ardi yang sekarang instagramnya dipenuhi dengan foto seorang gadis dengan status 'My Love' dengan emoticon love yang membuat Kenara memutar bola matanya malas.

Malam itu Kenara merilekskan tubuhnya di atas kasur sembari membuka instagram, begitu postingan baru masuk, terlihat postingan paling atas, Ardi memasukan foto cewek, bahkan foto profilnya ikut berubah. Kenara yang cukup penasaran membuka instagram Ardi, dan ternyata itu pacar Ardi.

Tiga hari lalu Ardi mengatakan menyukai dirinya bahkan teman Ardi juga sangat kekeh menyatukannya dengan Ardi. Lalu sekarang setelah Kenara mengatakan tidak bisa, esoknya Ardi sudah punya pacar. Menurut Kenara ini terlihat aneh. Bukan keadaan, tapi lebih tepatnya Ardi.

Entah kenapa Kenara merasa tidak dianggap oleh cowok itu. Kenara sadar bahwa dia sebenarnya hanya dijadikan ajang mainan. Ungkapan Ardi dua hari yang lalu hanya sebatas omong kosong.

Kenara tidak pernah menyesal mengatakan tidak bisa menjadi pacar Ardi. Malahan Kenara bersyukur bisa terhindar dari cowok hidung belang dan playboy itu. Hhhhh... mengingatnya lagi membuat Kenara terasa semakin berdosa. Keburukan Ardi seolah terasa lebih banyak terlihat olehnya.

Nanda bangkit dari duduknya lalu berlalu melalui Kenara dengan wajah meremehkan. Seolah menganggap Kenara memang sedang dilanda cemburu.

Kenara mendengus, gemes sendiri dengan satu cowok itu, bisanya hanya membenarkan argumen sendiri.

***

Salam hangat buat pembaca, semoga selalu istiqomah di jalan-Nya

⭐⭐⭐⭐
Vote!! Vote!!

Cinta Dalam Hijrah || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang