Aku mencuci masker bengkoang yang menempel di wajahku dengan air hangat. Setelah itu aku mengelap wajahku dengan handuk halus yang sejak tadi sudah kupersiapkan.
“Tapi serius, deh, Yu. Kayaknya si Dewa kampret punya dendam kesumat sama gue,” keluhku seraya duduk di samping Ayu di sofa.
Ayu yang tadinya tengah mengutek kuku kakinya kini menatapku seraya mengerutkan kening. “Kenapa lo mikir gitu?” tanyanya.
Aku memutar bola mata malas. “Dewa selalu tau cara bikin gue susah,” gerutuku sebal.
“Semua bos, mah, selalu tau cara bikin karyawannya susah. Lo pikir bu Roseeta nggak? Yang ada lebih parah! Lagian kalo nggak mau dibikin susah, ya, jangan jadi kacung!” sarkas sahabatku itu.
Aku mengerucutkan bibir. “Maksud gue, cara Dewa nyusahin gue, tuh, beda. Mulai dari kopi. Ya, lo bayangin aja, Yu, perkara beda sendok aja diributin. Salah sendiri dia nggak ngasih tau dari awal kalo mau dia itu takeran gulanya dua sendok teh! Terus dia suruh gue jadi sopir, padahal dia punya sopir pribadi dan pak Iyos waktu itu lagi nggak absen. Lebih parahnya lagi dia suruh gue fotokopi bolak-balik sampe kaki gue gempor. Maksud gue, kalo emang banyak yang harus di fotokopi kenapa nggak sekalian aja gitu? Pokoknya gue yakin banget kalo si Dewa punya dendam kesumat sama gue!” seruku frustrasi.
Ayu menghadap ke arahku seraya mengulurkan tangan kanannya. “Bantuin kutekin tangan gue dong!”
Dasar teman kampret! Walau malas aku tetap mulai mengutek kuku Ayu dengan telaten, karena inilah tujuan sahabatku itu main ke rumahku sepulang kantor, minta bantuin kutekin kuku tangan. Karena Ayu tidak dapat mengutek tangannya sendiri.
“Lagian kenapa coba Dewa punya dendam sama lo? Emang lo punya salah apa? Asumsi lo ngawur!” seru sahabatku itu.
Aku mengedikan bahu pelan. “Entah, mungkin di kehidupan sebelumnya gue bikin dia sakit hati kali,” asumsiku makin ngawur.
Kali ini Ayu terbahak kencang. “Maksud lo di kehidupan sebelumnya lo sama Dewa pacaran? Terus lo selingkuh dan Dewa bersumpah bakal bales dendam ke lo bahkan di kehidupan selanjutnya? Yang bener aja, deh, Pita! Berhenti nontonin drama Korea tema fantasi. Nggak baik buat kesehatan otak lo!” Tawa gadis itu semakin keras. “Lagian, Tuhan pasti salah server kalo lo punya jodoh seganteng Dewa. Nggak ikhlas gue!” candanya.
Aku melempar bantal sofa ke muka Ayu. “Go to the hell bitch! I hate you!”
makiku.Ayu mengedip genit. “I love you too, darling! Soooooo much! Btw, gue mau mie goreng dong, bebi!”
Aku mencibir ke arah Ayu. “Ewh!”
Ayu terkekeh pelan. “Jangan pedes-pedes, ya, bebi!” serunya menggoda.
Aku menggerutu kesal, tapi tetap melangkahkan kakiku menuju dapur untuk memasak mie goreng instan.
Sesampainya di dapur aku segera membuka lemari kecil di atas kitchen set dan mengambil dua bungkus mie goreng. Setelah itu aku mengambil tiga buah cabe rawit, lima lembar sawi, dan dua butir telur di kulkas.
Setelah semua bahan tersedia, aku segera merebus air dan mulai memotong sawi juga cabe rawit. Tak berapa lama air pun mendidih, aku segera memasukan sawi hingga setengah matang sebelum akhirnya aku memasukan telur dan mie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped (Terbit) ✓
Romance[Pemenang Wattys Award 2020 Kategori Romance] #Highest Rank 1 in Chicklit (01-01-2020) #Highest Rank 1 in Metropop Indonesia (16-01-2020) #Highest Rank 1 in Metropop (20-01-2020) #Highest Rank 1 in Persahabatan (23-02-2020) #Highest Rank 1 in Rindu...