Hari ini Gabriella harus bersabar harus naik angkutan umum seperti sekarang. Ini semua di karenakan kakaknya tidak ada jadwal kuliah dan sedang malas mengantar Gabriella.
Gabriella bukan tidak ingin naik angkutan umum. Tapi menurutnya angkutan umum itu banyak orang yang merokok dan Gabriella tidak menyukai asap rokok.
Memangnya siapa yang menyukai asap rokok?
Biasanya kalau tidak di antar Deva, Gabriella pasti memesan ojeg online. Tapi, karena Gabriella sedang masa mengirit jadi dia harus extra sabar untuk kali ini.
"Bang geser dong." Ucap Gabriella ketika angkot yang di tumpanginya berhenti entah karena apa.
Orang di sebelah Gabriella tidak merespon sama sekali ucapan Gabriella dan itu membuatnya kesal.
"Maaf mba, mas, pak, bu. Angkotnya mogok ini, jadi naik angkutan yang lain saja ya." Jelas supir angkot.
Gabriella semakin di buat kesal untuk hari ini. Dia turun dari angkot dan bingung harus bagaimana, ini sudah jam 6.50 dan sekolah masih lumayan jauh.
***
Rizan mengendarai motor sport berwarna merah nya dengan kecepatan rata-rata. Dia melihat gadis manis berdiri dengan gelisah.
Rizan berhenti tepat didepan Gabriella. Sambil tersenyum Rizan memperhatikan Gabriella dari atas hingga bawah.
"Hai cewek galak, ikut gak?" Kata Rizan
"Siapa yang lo panggil cewek galak? Gue punya nama!"
"Iya iya, ayo Ella berangkat bareng gue."
Sepertinya virus dari Monika sudah menyebar kemana-mana. Sampai Rizan saja memanggilnya seperti itu.
"Ogah."
"Lo yakin? Ini udah jam berapa Ella jelek! Lo mau di setrap guru?"
Jika bisa di bayangkan sekarang di kepala Gabriella sudah ada dua tanduk. Tadi dia dikatai galak dan sekarang jelek? Sungguh luar binasa!.
Karena tidak ada respon dari sang empu, akhirnya Rizan menstater motornya. "Yaudah kalo gak mau, dah."
"Iya gue ikut, tapi jangan ngebut!" Jawabnya terpaksa.
Entah kenapa Rizan merasa senang walaupun dia tahu Gabriella menjawabnya terpaksa.
Gabriella menaiki motor Rizam susah payah. Ķarena motor Rizan terlalu tinggi.
"Lo udah galak, jelek, boncel juga! Cepet tinggi dan pegangan takutnya lo jatuh makin kecil nantinya." Gabriella sudah kebal dengan hinaan Rizan.
Merasa kesal selalu di cueki oleh Gabriella, Rizan menggas motornya dan melajukannya dengan kecepatan cukup tinggi.
Karena belum siap refleks Gabriella memeluk Rizan erat dan itu membuat Rizan tersenyum di balik helm full facenya.
Hanya membutuhkan waktu 5 motor Rizan sudah terparkir di parkiran SMA Garuda.
~♡~
Minta dukunganya supaya aku rajin nulis dung, hiks;(
Lagi pusing ujian praktek kelas 12. Jadi gada referensi😭
Doakan aku supaya lulus dengan nilai yang memuaskan😊
Jangan lupa vote dan komen😉
(Sigalak Gabriella)
Happy Reading😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella
Teen FictionSelalu berada di nomor dua adalah sesuatu yang sangat menyebalkan. Gabriella gadis manis dengan segala keunikannya yang selalu mendapatkan nomor kedua dari orang-orang disekitarnya. Dari mulai pelajaran di sekolah, bahkan hingga dia bertemu dengan...