17. Nembak

26 15 10
                                    

Malam ini malam yang sunyi. Tetapi tidak sesunyi hati cewek yang tidak henti-hentinya tersenyum. Saat ini hatinya sedang berporak-poranda setelah kejadian tadi siang.

Flashback On

Rizan semakin mendekat hingga jarak di antara keduanya sangat dekat. Rizan melihat Gabriella memejamkan matanya. Dan Rizan hanya tersenyum melihat itu. Gadis didepannya ini sangat manis.

Dia terus mendekat hingga hidung mancung miliknya bersentuhan dengan hidung mancung milik Gabriella.

"Maaf non. Ini telfonnya bunyi terus!". Ucap Bi Inah Asisten Rumah Tangga di rumah Gabriella.

Karena terkejut Rizan refleks mundur. Dan melirik Bi Inah seraya berkata dalam hati 'Datang disaat tidak tepat.

"Oh iya makasih ya bi". Kata Gabriella setelah mengambil ponsel nya dari tangan Bi Inah.

Bi Inah hanya mengangguk kemudian kembali kedapur. Ada rasa tidak enak hati karena telah mengganggu majikannya tadi.

"Siapa sih?" Tanya Rizan swdikit sewot.

"Cuma operator ternyata!".

Yeahhh! Sudah tau bagaimana kesalnya Rizan. 'Jadi cuma mau ngasih ponsel yang berisi pesan dari operator doang? Sumpah gak guna' batin Rizan.

Canggung melanda sekarang. Di antara mereka tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu sekarang. Dan akhirnya Gabriella lah yang harus mengalah.

"Lo ada yang mau di tanyain?

"Lo mau ya jadi pacar gue".

"Hah".

"Jawab besok aja deh. Gue pamit dah Gab!". Ucapnya setelah mengacak pucuk kepala Gabriella dan pergi meninggalkan Gabriella.

Flashback Off

"Besok gue harus jawab apa ya kalo ketemu Rizan". Ucapnya pada dirinya sendiri.

***

"Monikaaaaaaa!". Teriak Gabriella saat memasuki kelas dan melihat bahwa sahabatnya sudah berada dibangkunya.

"Paan! Eh iya gue mau curhat nih".

"Gue juga mau curhat. Tapi lo dulu aja deh".

"Tadi pagi Rasya nembak gue!".

"Hah! Terus lo jawab apa?"

"Gue jawab iya lah".

Aneh! Sungguh aneh. Saat pertama kali melihat Rasya dirinya sudah terpesona dengan kelembutan dan ketampanan Rasya. Tapi saat ini ketika Rasya menyatakan perasaannya pada Monika dia biasa saja.

Berbeda saat dia mendengar bahwa Rizan menyukai Monika. Hatinya begitu sakit. Mungkin ini adalah jawaban dari kebingungannya.

Ponsel Gabriella bergetar bertanda ada pesan masuk dia segera melihat siapa pengirim pesan sepagi ini.

RizanGanteng
Gue tunggu di taman belakang oke!

Percayalah nama kontak Rizan bukan dirinya yang menamai. Itu Rizan sendiri yang memberi nama itu.

Dia tidak berniat membalas. Dia berdiri mengingat jam masuk masih lama.

"Gue kebelakang dulu ya nik".

"Gue lagi cerita. Malah lo tinggal!".

"Bentar elah". Gabriella langsung ngacir keluar kelas menuju taman belakang.

Dia memutar tubuhnya mencari sosok yang dia cari. Lelaki itu duduk termenung sendiri dengan tangannya yang dilipat didada.

"Hai. Gue mau kok jadi pacar lo" Kata Gabriella tanpa basa basi. Kemudia dia pergi lagi meninggalkan Rizan.

Dia tak ingin Rizan melihat piponya yang sedang bersemu merah seperti tomat.

Rizan termenung. Dia bingung dan juga senang. Kenapa gadis itu datang-datang langsung berbicara to the point seperti itu.

Apakah tidak bisa basa basi dulu? Sudahlah intinya sekarang Gabriella adalah kekasihnya. Dia melangkah seraya berkata' terimakasih sayangku'.

~♡~

Maafkan jikalau ambigu😂

Kasih dukungan dong supaya semangat😂

Jangan lupa vote dan komen😉

Happy Reading😍

GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang