Hari ini adalah hari yang membosankan. Minggu pagi yang entah harus di isi dengan kegiatan apa. Gadis manis itu memutar tubuhnya kesana kemari sambil memegangi boneka stitch kesayanganya. Di atas temoat tidur yang sudah kusut akibat tubuhnya yang tidak bisa diam. Monika sedang dalam mode yang tidak baik akibat marahnya sang ayah kemarin. Hingga ponsel di sebelahnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Dia langsung membuka lookscren ponselnya dan membuka salah satu aplikasi chat nya.
Hanya ada satu pesan dari satu orang disana yaitu dari Rizan.
"Cepet mandi 15 menit lagi gue jemput".
"Siapa nih?".
"Manusia tertampan sejagat raya".
"Gada yang tampan selain sehun. Cepet kasih tau lo siapa atau gue gak mau lo jemput".
"Gue Rizan bawel, cepet mandi gue jemput 15 menit lagi".
Dan degh.. untuk apa Rizan menjemputnya? dan yang paling penting dari mana dia mendapatkan nomer Gabriella? Ah sudahlah itu tidak penting yang terpenting sekarang dia belum mandi sama sekali dan juga kamar nya masih sangat berantakan.
Tok tok tok
Suara pintu kamar Gabri di ketuk oleh Deva sang kakak."Eh kerdil ada yang nyari tuh". Katanya setelah duduk diatas sofa di kamar Gabriella.
"Siapa sih bang? Gue baru mau mandi elah".
"Cowok lo kali. Namanya Rizan".
"Hah? Jangan ngawur lo bang!". Katanya dengan muka seperti orang shok.
"Kalo gue boong kenapa gue bisa tau namanya?"
Gabriella berlari secepat kilat masuk kedalam kamar mandi. Dia sudah tak memperdulika Deva lagi. Yang dia harus lakukan adalah cepat agar Rizan si cowok tengil itu tak menunggunya rerlalu lama.
***
"Cepet mandi 15 menit lagi gue jemput".
Rizan membuka helm nya dan melihat rumah bercat putih di hadapannya. Ya! Dia sudah sampai di rumah Gabriella. Niatnya ingin meminta maaf karena dia tau kemarin Gabriella di marahi oleh ayahnya. Dan ya tentunya juga meminta ijin untuk mengajak Gabriella berakhir pekan.
"Assalamualaikum". Walaupun dia suka berkelahi dulu tapi setidaknya dia harus sopan di rumah calon mentuanya.
"Waalaikum salam. Siapa ya?" Tanya Dava karena dia yang mendengar ucapan salam Rizan tadi.
"Gue Rizan. Temenya Ella".
"Oh masuk aja. Si Gabri belum mandi. Duduk aja dulu oke gue panggilin".
Rizan hanya membalasnya dengan senyuman dia. Melihat Rizan yang hanya tersenyum Deva sudah tau bahwa Rizan adalah lelali dingin yang berusaha ramah.
***
Gabriella sudah siap dengan celana jins hitam dan kaos biasa berwarna merah. Dia sedang malas berdandan ria. Rambutnya pun hanya dia ikat sembarang. Dia mengambil tas kecil berwarna senada dengan celananya dan segera keluar dari kamar.
Setelah menuruni tangga Gabriella memutar pandangannya kesana kemari mencari bunda dan ayahnya dan dia tidak mendapati mereka. Dia hanya melihat Deva yang sedang ngobrol dengan Rizan di ruang tamu ditemani teh manis dan kue kering.
"Bunda sama ayah mana bang?"
"Pergi kerumah sodara katanya".
"Ko gak bilang gue?"
"Cih lo siapa emang". Jawab Deva sambil menjulurkan lidahnya. "Yaudahlah lo hati-hati ya. Dan lo zan titip ade gue. Jangan sampe lecet atau apapun. Gue mau berenang dulu". Deva pergi meninggalkan Rizandan Gabriella berdua di ruang tamu dan dirinya pergi kebrlakang untuk berenang.
"Emang lo mau ngajak gue kemana. Gue lagi dalam mode males nih". Ketus Gabriella.
"Kepo ya lo! Udah ikut aja. Nanti juga lo tau." Rizan menarik tangan Gabriella agar segera beranjak dari sana.
Gabriella hanya melihat tangannya yang di genggam oleh Rizan dan entah kenapa dia merasakan kesenangan tersendiri yang entah apa istilahnya.
~♡~
Jangan lupa vote dan komentarnya 😉
Happy Reading😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella
Teen FictionSelalu berada di nomor dua adalah sesuatu yang sangat menyebalkan. Gabriella gadis manis dengan segala keunikannya yang selalu mendapatkan nomor kedua dari orang-orang disekitarnya. Dari mulai pelajaran di sekolah, bahkan hingga dia bertemu dengan...