"Lo tau gak sih katanya Rizan suka sama Monika".
Kata-kata itu selalu terngiang di kepala Gabriella. Entah kenapa mendengar ucapan umam itu hati Gabriella sedikit sakit. Nafasnya tercekat tanpa sebab. Apa mungkin dia mulai nyaman dengan Rizan? Ahsudahlah Gabriella tidak tau.
Tadi setelah Gabriella mendengar obrolan antara Uman dan Wibi Gabriella memutar balik tubuhnya. Dia mengurungkan niatnya menemui Monika yang sedang berada di UKS. Dia kembali kekelasnya dalam keadaan yang tidak jelas.
Gabriella duduk di bangkunya dia mengambil ponselnya dan membuka salah satu media sosialnya. Dia mencari nama Rizan di sana tapi dia urungkan. Hatinya masih tidak karuan hatinya masih sedikit sakit hingga dia tak sadar sedari tadi Monika sudah duduk di sampingnya.
"Sejak kapan lo disini?"
"Kurang lebih setelah lo mulai cari nama Rizan di Instagram lo" Jelasnya.
"Ada yang mau lo ceritain?" Gabriella memberanikan diri bertanya pada Monika.
Mungkinkah diam-diam sahabatnya itu sedang dekat dengan Rizan. Tapi kenapa Rizan akhir-akhir ini mendekatinya. Apa maksudnya...
"Oh iya...". Gabriella langsung memiringkan tubuhnya menghadap kearah Monika. "Tadi gue pusing, makanya gue ke UKS minta minyak angin. Lo gak nyariin gue kan?"
"Gak!". Jawabnya ketus pasalnya bukan jawaban itu yang di tunggu oleh Gabriella.
Dia tidak ingin bertanya secara spesifik kepada Monika. Takut-takut Monika tak akan menjawab jujur. Saat ini dia hanya perlu mencari bukti.***
Pria itu berjalan gontai melewati kakak kelasnya. Dia sangat percaya diri mirip sekali dengan kakaknya. Tetapi hanya itu kemiripan mereka berdua.
Dia tak merasa risih atau apapun ketika melihat kakak kelasnya memperhatian dirinya.
"Rasya ya?" Celetuk salah satu cewek berambut sebahu.
"Iya. Kakak gue mana?" Tanyanya to the poin ketika sampai di kelas kakaknya.
"Gila! Kakak sama adik sama-sama ganteng ya". Kata teman si cewek berambut sebahu itu.
"Masuk aja kakak lo biasanya ada dipojok".
Rasya pergi meninggalkan cewek-cewek yang menurutnya alay itu. Dia melihat kedalam kelas yang cukup sepi mengingat sekarang adalah jam istirahat. Hingga dia melihat lelaki dengan kaki yang diatas meja dan earphone yang terpasang di telinganya.
"Woy kak". Katanya setelah duduk disebelah Rizan.
"Apaan?"
"Gue mau tanya sesuatu nih".
"Kenapa harus disekolah? Gak bisa dirumah aja! Mau pamer kalo lo adik gue iya!" Ucap Rizan dan ada penekanan bagian pamer.
"Cih PD lo ya! Lo sama gue aja masih gantengan gue".
"Brisik lo kutil! Cepet mau tanya apa!" Rizan sudah mulai kesal dibuatnya.
Rasya membisikkan sesuatu ketelinga Rizan. Dia berharap keinginanya bisa di capai untuk saat ini. Dia sudah menanti dan satu-satunya orang yang bisa membantunya adalah kakaknya ini.
~♡~
Hai hai hai... selamat malam sabtu hehe😁Ada yang tanya panggilan Gabriella itu Gabri. Gab. Atau Ella sih?
Panggilan aslinya itu Gabri. Yang manggil dia Ella itu seperti kata-kata ejekan. Karena Gabriella tidak suka di panggil Ella.
Oke jangan kebanyakan ngomong.
Jangan lupa vote dan komen karena aku sangat butuh suport dari kalian😊
Happy Reading😍
Siapa hayo? Dia adalah Rizan Arya Dermawan😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella
Teen FictionSelalu berada di nomor dua adalah sesuatu yang sangat menyebalkan. Gabriella gadis manis dengan segala keunikannya yang selalu mendapatkan nomor kedua dari orang-orang disekitarnya. Dari mulai pelajaran di sekolah, bahkan hingga dia bertemu dengan...