PROLOG

169 22 6
                                    

"Ayahhhh......." Ucap gadis itu dengan lemah, dengan masih menahan rasa sakit yang menjalar ditubuhnya.

Pria yang dipanggil Ayah pun menoleh kearahnya, dan menghentikan sejenak kegiatannya. Ia mendekati gadis yang masih merintih kesakitan.

"Apa?" Pria itu memegang pipi Asha dengan satu tangannya.

"Pleasee stop yahh...." Dengan susah payah Asha ingin menghentikan ayahnya itu.

"Ohhh jadi kamu ingin seperti ibu kamu hah??" Teriak Arendra

"STOPPP JANGAN SENTUH DIAAAA" Arendra hanya bisa menghiraukan teriakan istrinya

PLAK
Sebuah tamparan tepat mendarat di pipi Asha, yang memunculkan warna merah keunguan di pipinyaa.

Arendra menarik rambut Asha dengan sangatt kasarr.

"Arghhhhh Sakitttttttt..... Lepasssssss" Jerit Asha yang kesakitannn

"STOPPPPPP, BERHENTIIII PRIA BIADABBBBBB JANGAN SAKITIN ANAKKK AKUU" Teriak Siska yang tak berdaya. Tangan dan kakinya terikat sempurna, wajahnyaa sudah seperti bukan Siska yang dikenal, badannya penuh luka, darah yang masih mengalir dengan segar. Namun itu tak seberapa sakitnya dengan melihat anak yang tak berdosa, diperlakukan dengan kasar oleh Ayahnya sendiri.

"DIAMMM PERCUMA KALIAN TERIAK" Bentaknya dengan masih terus menggusur Asha.

"Ahhhhhh Ayahhhh tolonggg lepassss... Hiksss sakitttttt" Jeritt Asha semakin menjadi. Kepalanya terasa sangat sangat perihh, tubuhnya yang diseret bersentuhan langsung dengan lantai, perih rasanya, dengan kaki dan tangan diikat. Keadaannya sungguh mengenaskan.

Trough The Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang