8 | Asha

59 8 7
                                    

PART VIII
Tamu tak terduga!
.
.
.
.
Yah, namanya juga manusia.
Masalah sepele digede-gedein.

Nakeisha isshabira

🍃🍃🍃

Seorang gadis cantik baru saja pulang dari penatnya sekolah, ia kini berada diapartemen yang dibelikan oleh ayahnya.

Ia mulai membuka pintunya, dan berjalan masuk kemudian merebahkan tubuhnya disofa. Ia terdiam, sudah hampir 5 hari namun ia tak melihat perempuan itu lagi.

Yah, perempuan yang kini menjadi bahan perbincangan banyak orang.

Ia memejamkan matanya, hingga seseorang masuk keapartemennya. Tanpa membuka matapun ia sudah tau siapa yang masuk.

Bukan, bukan karena ia cenayang atau sejenisnya. Tetapi, hanya dialah yang bisa keluar masuk ke apartemennya.

"Gimana keadaannya?" Tanya seseorang itu, yang kini sudah duduk disebelahnya. Gadis itu menolehkan kepalanya sebentar, helaan nafas terdengar dari gadis itu.

"Separah itukah akibatnya?" Seseorang disebelahnya mengangguk lemah, "Ayahh, aku sakit. Bagaimana bisa dia melalui itu semua!!"lirihnya, membuat pria yang dipanggil ayah itu, merengkuh tubuhnya.

"Maaf ayah, maaf fan, maaffin ayah." Fani melepaskan pelukannya, menatap Ayahnya dengan lekat.

"Ini bukan salah ayah, ayah harus yakin bahwa semuanya akan kembali seperti semula. Dan, kalo dia tau tentang ayah yang sebenarnya-" Fani menggantungkan ucapannya, Ayahnya tersenyum mengerti apa yang selanjutnya akan ia ucapkan.

"Terimakasih sudah ada disamping Ayah." Fani tersenyum dengan tulus, menatap wajah pria paruh baya didepannya yang mulai berkerut itu.

🌿🌿🌿

Pagi ini Asha sudah mulai bersekolah kembali, keadaannya pun sudah membaik. Nevan, sangat setia menunggu Asha. Bahkan berkali-kali ia kerumah Asha hanya untuk melihat keadaan Asha, meskipun Asha sangat risih tapi dengan sangat terbuka, Salsa dan Reyhan mengijinkannya.

Mereka melihat, keramahan dan ketulusan Nevan yang sangat nyata.

Kini Asha dan Nevan sudah berada disekolah, yah mereka berangkat bersama atas paksaan Rey. Jika tidak, mana Mau Asha berangkat bersama Nevan.

Bahkan, kini Asha entah sudah kemana. Meninggalkan Nevan yang masih ada di parkiran.

"Sha, nanti pulangnya-" Nevan menghentikan kalimatnya, msaat berbalik Asha sudah tidak ada dibelakangnya. 

"Ditinggalin lagi," Gumam Nevan dan berjalan menyusul Asha.

Asha berjalan melewati koridor sekolah, banyak pasang mata yang menatapnya. Tunggu! Bukan hal yang tak biasa jika setiap siswa melihatnya, namun kali ini beda.

"Katanya nih yah, Ayahnya si Nakeisha tuh pembunuh. Lebih parahnya lagi, Ibunya mati karena dibunuh oleh ayahnya itu."

"Iihh ngeriii"

Asha berhenti dari langkahnya, ia membalikkan badannya, menatap siswa yang dengan seenaknya berbicara tak sopan itu.

Asha menghampiri dua siswi itu, merasa dihampiri keduanya diam tertunduk. Asha mengangkat salah satu wajah siswi itu, dengan satu tangannya. Dengan gemetar, siswi itu mendongkakkan kepalanya. Menatap Asha.

Trough The Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang