PART XIV
Terasa ada yang hilang
..
.
.
Ketakutan terbesarku ialah saat yang selalu ada, menjadi tidak ada.Nakeisha Isshabira
🍃🍃🍃
dr. Theresia Tanila, Sp.KJ. nama yang tertera di salah satu pintu, yang berada di Siloam Hospital di Jakarta ini, tepatnya di Kebun Jeruk.
Ia memperhatikan setiap sudut ruangan ini. Masih sama, seperti yang ia terakhir lihat sebelum ia pergi dari sini.
Ia menyunggingkan senyumnya. Melihat foto yang terpajang dimeja nya. Foto dirinya bersama pasien, yang seperti sudah menjadi anaknya sendiri.
Ia sangat bahagia, bisa kembali dan mengobati gadis itu kembali. Ia menghela nafasnya, tak sabar akan bertemu dengan gadis itu.
Jam ditangannya menunjukkan pukul 9, artinya gadis itu seharusnya sudah sampai.
Ia berjalan keluar ruangannya, berniat menunggunya dari luar.
Ia tersenyum, saat melihat dari kejauhan gadisnya itu. Wajahnya masih sama, oh ralat. Wajahnya semakin cantik, namun ekspresinya masih sama. Datar!
"Selamat pagi dok. Senang bisa bertemu dengan dokter kembali. Gimana dong kabarnya?" sapa Salsa yang berada disamping Asha.
"Pagi. Alhamdulillah Baik." Asha menatap dr. Theresia dengan datar.
Tak bisa dipungkiri, meskipun tatapannya datar. Namun, ada rasa bahagia dihatinya, saat melihat bahwa Nevan benar-benar memenuhi janjinya.
Asha dibawa keruangannya, sedangkan Salsa menunggunya dari luar. Asha menyapu pandangannya pada seluruh ruangan ini, ruangan yang selalu ia kunjungi namun sudah beberapa bulan ini tidak ia kunjungi.
Ruangan berwarna serba putih ini, masih sama seperti terakhir kali ia datang kesini.
Asha duduk di sofa yang biasa ia tempati. dr. Theresia tersenyum kearahnya dan duduk tepat dihadapannya.
"Apa kabar?" tanyanya dengan ramah.
"Baik" dr. Theresia tersenyum.
"Bagaimana sekolah kamu?"
"Biasa aja!"
Lagi-lagi dr. There menghela nafasnya. Asha masih Asha yang dahulu.
"Apa saja yang saya lewatkan saat saya berada disingapura?" tanyanya, Asha menatapnya sekilas dan menatap kembali kedepan.
"Banyak hal. Mimpi itu masih terus menghantui Asha, walaupun eksistensinya lumayan berkurang, tak sesering waktu itu. Asha juga, masih sering histeris. Apalagi saat melihat tempat ataupun orang yang terlibat dalam masalalu itu," ada sedikit jeda dari penjelasannya itu.
"Sesak didada, fisik yang mudah lelah selalu datang pada tubuh Asha. Dan, Asha semakin sering mimisan." dr. There terlihat menghela nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trough The Hurt
Teen FictionIni tentang bagaimana caranya berdamai dengan masalalu, disaat semuanya nampak mustahil untuk dilakukan. Ini tentang bagaimana caranya mengatahui sebuah kasih sayang, disaat semua tak lagi dapat dipercaya. Dan ini, tentang bagaimana dapat berpikir...