-5

69 7 0
                                    

Bismilahirohmanirohim ....

Yaa Rohmaan semoga semua teman-teman kami lulus semua. Aku harap-harap cemas menunggu pembagian hasil kelulusan ini, aku takut kejadian tahun kemarin terulang lagi siswa yang tidak lulus harus mengulang lagi belajar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 anak-anak kelas 3 B sudah mulai tak sabar menunggu hasil kelulusan dibagikan dengan hati harap-harap cemas.

Tak lama kemudian dari kejauhan tampak beberapa orang guru masuk ke beberapa kelas lain, kami hanya memperhatikan sembari hati dagdigdug diliputi perasaan yang tak karuan.

Pa Dani wardana ketua kelas kami belum terlihat menghampiri kelas kami. Kelas mulai ribut anak-anak semakin tak sabar.

Kemeja putih, celana hitam, sepatu hitam mengkilat, rambut rapi namun sudah mulai botak dan beruban tampak beberapa map tertata rapi ditangannya. Berjalan tenang penuh wibawa menghampiri kelas kami.

"Ssssssttttt ... jangan ribut pak Dani sudah datang ...!!"

Teriak anak-anak yang melihat kedatangan guru wali kelas kami pak Dani Wardana.

Suasana kelas mulai tenang kami semua diam menanti kedatangan pak wali kelas kesayangan kami. Tak lama kemudian pintu diketuk kemudian terbuka.

"Assalamualaykum anak-anak...!"

"Waalaykumsalam pak ..."

Kami semua serempak menjawab salam pak Dani.

Beliu menatap kami satu persatu tatapan yang tenang, oh yaa Rohmaan semoga pertanda baik. Aku menebak-nebak kemudian terdengar pak wali kelas kembali berbicara.

"Bagaimana kabar kalian?"

"Alhamdulilah baik pak ...!"

"Baiklah tentunya kalian sudah tak sabar bukan, ingin mendengar dan melihat secara langsung hasil belajar kalian, namun sayang ...!"

Beliau berhenti sejenak,seolah sengaja ingin membuat kami penasaran dan terus menduga-duga. Beliau masih terdiam lalu kemudian melihat ke arah kami dan memperhatikan kami seolah tak berkedip.

"Namun sayang pada hari ini kita semua tidak bisa berkumpul secara lengkap dikarenakan teman kalian kania Widiawati sudah menikah jadi dia tidak hadir pada hari ini dan kita doakan semoga pernikahannya langgeng samawa serta diridhoi oleh Allaah SWT aamiin ...."

Seketika anak-anak ribut, mungkin ada rasa kecewa dalam hati mereka karena mereka tidak sempat mengucapkan selamat kepada yang bersangkutan secara langsung.
Ada juga yang menghela napas dalam-dalam karena dikiranya ada kabar yang kurang mengenakkan seperti ada teman lagi yang tidak lulus dan sebagainya, ternyata ada yang menikah. Sepertinya tidak ada yang aneh memang seperti itulah di desa kami setelah selesai sekolah ya mau apalagi selain ngurus suami . Kalau tidak dinikahkan ya mereka ke kota mengadu nasib.

Semua kembali terdiam masih harap-harap cemas menunggu pak wali kelas membagikan hasil kelulusan kami.

"Baiklah bapak akan mulai membagikan hasil kelulusan kalian nama yang dipanggil sesuai absen ya!"

Kemudian bapak wali kelas kami mulai memanggil nama kami satu persatu.

"Hasan Rizqia!"

"Jajang Husein!"

Deg ...!! jantungku berdebar sudah inisial "j" sebentar lagi inisial namaku yaa Rohmaan semoga nilaiku bagus ... aamiin.

"Kenapa Lang tegang amat biasa aja kelllles ... nilai kamu pasti bagus !"

"So tau kamu Lin, katanya sekarang juara umumnya pindah tangan ke tangan kamu ...!!"

"Huuu ... assik ga nyesel tuh aamiin aja aamiin ...!" Ejek Linda sambil menadahkan tangannya.

"Langit Ananda!"

Terdengar namaku dipanggil pak wali kelas menatap ke arahku jantungku mau copot rasanya, semacam ingin ke toilet, perutku mendadak mules tak karuan.

"Langit Ananda!!"

Yaa Rohmaan pak wardani sampai memanggil dua kali.

"Langit ... buruan ...!!"

Linda mencubit tanganku dan memicingkan matanya terus memelototiku.

Aku berdiri dan berjalan perlahan maju ke depan.

"Selamat ya Lang nilaimu seperti biasa tidak mengecewakan,bapak harap kamu jadi anak yang baik teruslah berbakti sama orang tuamu agama, negara juga junjung tinggi almamater mu!"

"Baik pak terimakasih ...!"

Jawabku masih gemetar pak wali kelas kemudian menyerahkan nilaiku dan aku menerimanya dengan rasa yang masih campur aduk. Bahagia sedih, haru bercampur menjadi satu.

Aku teringat orang tuaku abi, ummi yang telah membesarkanku sampai sebesar ini dengan penuh kasih dan sayang lalu, apa yang ku berikan kepada mereka ...?? Tidak ada!!

Lalu jika mereka meminta sesuatu dariku apa aku pantas menolak, mereka pantas mendapatkannya mereka yang telah berkorban untukku selama ini.

Dan aku ? betapa durhakanya aku yang selama ini sering sekali tidak mematuhi perintah dan larangan abi sama umi, padahal kemauanku selalu diikutinya,abii,ummii maafkan langit ...!

Air mataku tak terasa mengalir membasahi pipiku, cepat-cepat kuhapus dengan ujung kerudungku, apa jadinya bila Linda melihatku menangis bisa habis aku digodain atau di ejekin.

"Linda Rahma !"

Terdengar pak Wardana memanggil nama Linda dan ketika kutengok Linda sudah berada di depan dengan pak wali kelas.Dasar temanku ini memang selalu gesit dan fokus tidak seperti diriku yang akhir-akhir ada banyak sekali hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kufikirkan tapi terus kefikiran.

Dimulai dari kata-kata abi waktu itu yang katanya aku anak perempuan satu-satunya mau dinikahkan dengan segera,kemudian laki-laki tua waktu itu yang dikenalkan abi dengan nama zidan siapa dia ...?
Masih belum kutemukan jawabannya.
Aku tak mempermasalahkan jika aku tak bisa melanjutkan sekolah sesuai harapanku tapi, tidak harus menikah juga kan?

Aku pusing hampir setengah mati memikirkan hal ini.

"Tak mau mengucapkan selamat padaku ya tukang bengong!"

Tak sadar lagi Linda sudah duduk disampingku sambil berkacak pinggang.

"Oh iya Lin sahabatku sayang... selamat yaaaa akhirnya kamu lulus juga!"
Ejekku.

"Maksudmu aku angkatan tahun kemarin yang tak lulus huh!!"

Linda mendengus kesal dan menarik bibirnya dalam-dalam mirip seperti nenek-nenek yang sedang mengunyah daun sirih.

"Iya maaf, maaf!"

Aku membungkukan badanku di depannya, kami pun tertawa.Oh Allaah ... jika aku boleh mengajukan satu permohonan, aku mohon jagalah sahabatku ini dan jadikan persahabatan kami ini sampai ke jannah-MU aamiin.

Tinggal beberapa siswa-siswi yang belum dipanggil mereka dengan tenang menunggu namanya disebut oleh pak Wardana wali kelas kami.

Akhirnya selesai sudah pembagian kelulusan angkatan kami Alhamdulilah. Beberapa patah kata pak Wardana menyampaikan pesan-pesan kepada semua murid-muridnya .

Beliau berpesan agar kami menjadi anak yang baik dimanapun kami berada.

Ada sedikit haru saat pak Wardana menyampaikan permohonan maafnya apabila selama mengajar beliu tidak bisa menjadi orang tua kedua yang baik beliau juga memohon maaf bila dirinya banyak kesalahan selama proses belajar mengajar.

Sungguh malu kami mendengarnya karena sesungguhnya kamilah yang seharusnya meminta maaf kepada beliau, beliau adalah sosok guru yang kami idolakan ramah bijaksana juga pengertian dalam meghadapi kami yang dalam masa pencarian jati diri, masih dalam keegoisan kami masing-masing. Tapi selama ini beliau selalu bijak dalam menghadapi kami, selalu ada cara yang membuat hati kami luluh. Akupun mengidolakannya oh sungguh seandainya semua Guru bisa memahami kami mengajar dengan hati tulus dan ikhlas. Semoga semua amal baikmu dibalas oleh Allaah SWT bapak wali kelasku tersayang.

Terimakasih atas semua jasa-jasamu.

☆☆☆☆

Instagram @shoofin_ge

AIR MATA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang