-2

132 12 2
                                    

"Harapan yang menggebu,hasrat yang kian meronta seketika lenyap, pupus hilang ditelan kekecewaan.
Oh, Taqdir siapa bisa menepis Taqdir"

                            ☆☆☆

Bismilahirohmanirohim......

Badan tinggi tegap, rambut kelimis dengan poni samping seperti biasanya bapak-bapak kemeja abu-abu celana panjang hitam rapi duduk di ruang tamu dengan dada membusung.

Sesekali melihat keluar jendela seperti ada yang ditungguin.

"Langit!"Sapa ummi padaku "ngapain ngintip disitu?"

"Ah ummi ngagetin aja, Langit cuma liat mi, siapa itu mi tamunya abi ya?

Tanyaku polos.

"Nanti juga kamu tau nak!"
Jawab ummi lagi.

"Memangnya abi sedang pergi kemana mi, kasian tamunya nunggu, apa mau Langit panggilin abi ...??"

"Ga usah nak!abi sudah tau sebentar lagi abi pulang, abi hanya pergi ke kebun." Jawab umi seperti ada yang disembunyikan.

"Oh ya udah, mi Langit mau ke rumah Linda sebentar boleh mi? Aku mengiba.

"Nanti dulu Lang, tunggu abi ya nak!"

Apaa ... tunggu abi? Tumben aku mau pergi ke rumah Linda sebentar harus nunggu abi dulu, fikirku dalam hati.

Hatiku semakin gak enak. Ingin aku bertanya sama ummi ada apa tapi sepertinya ummi tau kalau aku ingin bertanya padanya, oleh karena itu ummi seperti sengaja menghindar dari tatapanku.

"Jangan-jangan!"

"Ah!

"Gak mungkin!"

"Gak mungkin ... orang itu!"

"Assalamualaikum ...!"
"Waalaikumsalam ...!"

Rupanya abi sudah pulang aku menguping dari kamarku, pintu kamar sengaja kubuka sedikit agar aku bisa mendengar percakapan mereka. Meskipun memang menguping itu tidak baik Langit ...!!

Hhh ... itu yang selalu ummi katakan jangan nguping pembicaraan orang tua. Tapi sudahlah aku penasaran sekali dengan orang itu.

Kulihat orang itu menyalami abi, ummi datang membawakan minum untuk abi. Dan orang itu ummi sudah lebih dulu menyediakan minum untuknya sedari tadi.

"Bagaimana kabarnya nak zidan?

Terdengar suara abi membuka pembicaraan.

"Alhamdulilah, Alhamdulilah baik pak!"

Terdengar lelaki itu menjawab. Dia tersenyum ramah kepada abi sama ummi yang duduk disamping abi.

Hhhh ...!! Aku menghela nafas semoga bukan orang itu.

Beberapa hari yang lalu aku mendengar percakapan abi dan ummi. Bahwa calon suamiku akan datang. Hatiku tak karuan, bila biasanya kata orang-orang menanti calon suami itu hal yang membahagiakan.

Oh tidak bagiku saat ini, sakit, tak berdaya benci, tak mauuu ...!

Abi tega padaku, kenapa tidak bertanya dulu seperti biasanya abi lakukan padaku. Abi selalu bertanya apa kesukaanku, mau atau tidak ??

Aku kecewa sama abi kecewa !! Itu sebabnya jika akhir-akhir ini aku jarang sekali menegur abi bahkan hampir tidak sama sekali.

Aku lebih suka pergi ke kebun menyendiri dan menangis. Abi memang mendadak tidak menyenangkan seperti aku bukan putrinya lagi.

AIR MATA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang