(3) Kekhawatiran

4.3K 337 8
                                    

Aku publish hari ini dong 😂 tadinya gak akan publish hari ini karena jadwalnya hari jumat kan, cuman karena aku udah janji sama diri sendiri kalo ALMF Season 1 tembus 3K aku bakal kasih bonus 1 part di Season 2, jadi kemaren aku kaget karena terakhir liat itu 2,97K jadi aku mikir keknya jum'at tembus 3K nya tapi eh .... ternyata lebih cepet.. jadi ya udah deh happy reading 😘😂

********

Pukul dua dini hari, wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga itu tengah terlelap sendiri di ranjangnya. Menepuk dan menggaruk asal lengannya yang tak terbalut selimut karena beberapa nyamuk yang hinggap memperebutkan darah sucinya(?)

Ia menggeliat tatkala seluruh tubuhnya terasa kaku, tangannya ia rentangkan, meraba-raba sisi lain ranjang berharap menyentuh perut buncit milik suaminya. Tapi, seperti yang dibilang tadi; ia terlelap sendiri. Alhasil yang ia sentuh hanyalah, kasur empuk kosong.

Ia mengerjap beberapa kali hingga matanya terbuka dengan sempurna.

"Kemana dia?" Nara bermonolog, masih mencarinya di sekitar area kamar.

Ia keluar, mengikat rambutnya asal sekaligus berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.

Tapi langkahnya terhenti saat tak sengaja mendengar samar suara musik dari ruang kerja Yoongi yang tertutup rapat.

Niatnya untuk mengambil minum pun ia urungkan. Ia berbelok dan tak segan membuka pintu ruang kerja Yoongi. Ia mengintip dan menemukan suaminya yang duduk sembari menopang kepalanya melihat layar laptop yang menyala.

Ia pun berjalan menghampiri suaminya, mengalungkan tangannya lalu mengecup sekilas pucuk kepala Yoongi.

Yoongi tersentak, kepalanya mendongak untuk melihat sosok di belakangnya.

"Kukira siapa? Kenapa kau terbangun?" Yoongi mengusap lengan Nara yang melingkar di lehernya.

"Kau sendiri?"

"Aku hanya ... mengecek pekerjaanku saja,"

"Memangnya harus sekarang, yah? Kenapa tidak kau kerjakan besok saja?"

Yoongi terdiam, matanya terlihat fokus pada layar laptop. Tapi tidak dengan pikirannya.

Tak kunjung mendapat jawaban, Nara menarik lengannya beralih menuju meja kerja Yoongi, bersandar agar bisa berhadapan dengan suaminya itu.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?"

Yoongi bersandar dan membuang napasnya resah.

"Kau tahu jika Bang PD-nim akan segera pensiun, kan?"

Nara mengangguk, ia tahu tentang hal itu karena Yoongi pernah bercerita sekitar satu minggu yang lalu.

"Bang PD-nim ... ia ingin aku menggantikannya sebagai co-CEO baru di Bighit,"

"Lalu? Bukankah itu bagus?"

"Entahlah, aku masih merasa kurang baik jika dibandingkan dengan ketiga seniorku di sana. Kau tahu PDogg, kan? Cara kerjanya memproduksi lagu sudah tidak diragukan lagi. Slow Rabbit pun sama, dia selalu menciptakan lirik-lirik lagu yang berkwalitas. Lalu Namjoon, walaupun umurnya terpaut dua tahun lebih muda dariku, di tempat kerja dia tetaplah seniorku. Aku merasa ... mereka bertiga lebih cocok untuk menjadi co-CEO dibandingkan denganku,"

Nara melihat Yoongi, miris. Gurat kegelisahan terpatri pada wajah tampan sang suami.

"Jika kau merasa tak sanggup, kenapa kau tidak menolaknya saja? Hmm ...?"

Nara meraih surai hitam milik Yoongi, sayang.

"Aku merasa tidak enak. Bang PD-nim terlalu banyak menaruh harapan kepadaku. Aku tidak ingin membuatnya kecewa,"

"Ya! Sekarang aku tanya ... apa kau merasa bahagia dengan pekerjaanmu sekarang?"

Yoongi mengangguk.

"Apa kau merasa sudah tercukupi dengan pekerjaanmu yang sekarang?"

Lagi, ia menganggukan kepalanya.

"Lalu kenapa kau bingung? Kau sudah merasa tercukupi, kau juga merasa bahagia dengan pekerjaanmu sebagai produser, ditambah kau sudah memiliki dua anak yang lucu dan satu istri cantik sepertiku,"

Yoongi terkekeh mendengar pernyataan terakhir Nara.

"Lalu apa lagi? Kau sudah bahagia, jangan membuat kebahagianmu itu hilang hanya karena kau merasa tidak enak kepada orang lain. Ikuti kata hatimu. Jika kau mampu, lakukan. Jika kau tak mampu, tinggalkan. Kau mengerti?"

Yoongi mengangguk, tersenyum lebar kepada istrinya yang kini ia tarik hingga terduduk di pangkuannya.

"Sejak kapan gadis manisku ini tumbuh menjadi wanita yang bijaksana? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?" Yoongi membenamkan kepalanya tepat di ceruk leher Nara— memeluk.

"Aku sudah melahirkan dua anak, Yoon. Kau tidak ingat?"

Yoongi mengangguk, masih dalam dekapan Nara. Sedangkan Nara, ia mengusap punggung Yoongi, mencoba memberi sedikit energi positif untuk suaminya itu.

"Kau tahu? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak menikah denganmu,"

Nara tersipu malu mendengar perkataan Yoongi. Ia semakin mempererat pelukannya, tak bisa menjawab apa-apa.

"Aku ingin kau selalu bersamaku, hingga ajal yang memisahkan kita," Yoongi mundur sebelum akhirnya berkata ... "Aku mencintaimu,"

"Aku juga mencintaimu, Yoon."

.
.
.
.
.

Sengaja, pengen bikin yang sweet" dulu, baru part 3 juga jadi gak mau ngasih konflik, biarkan keluarga ini bahagia dulu kek di season 1, tau" ntar jeder (apaan si) 🤣

Jangan lupa vote sama komennya, aku seneng loh kalo bisa berinteraksi sama kalian

Terimakasih sebelumnya..

💕💕💕

J_Ra21

✔️ A Little Min Family S.2 | Yoongi x Nara | BTS FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang