Yoongi turun dari mobil sambil menenteng satu keresek putih berukuran kecil berisi obat-obatan yang ia beli dari apotek, memasuki rumah yang sudah terlihat sepi. Awalnya ia ingin langsung pergi ke kamarnya, tapi niat awalnya itu ia urungkan karena melihat anak bungsunya yang kini tengah berdiri di hadapan kompor. Menaiki bangku kecil karena tinggi badannya yang tak cukup untuk menggapai panci di atas kompor.
Gadis kecilnya itu tengah mengaduk-ngaduk isi panci, mengambil isinya lalu menuangkannya ke dalam mangkuk kaca di sebelah panci.
"Kau sedang apa, Nak?" Yoongi menyimpan tas kerja dan kantung kereseknya di kursi meja makan sebelum akhirnya menghampiri Yoora.
"Eh Ayah sudah pulang?" ucap Yoora melirik ke belakang sejenak, "Yoora sedang ambil bubur untuk ibu. Kasihan, ibu belum makan dari Yoora pulang sekolah."
Yoongi yang mendengar penuturan anaknya itu langsung mengambil alih centong bubur dari tangannya.
"Kenapa tidak minta oppa yang ambilkan?"
"Oppa belum pulang," jawab Yoora sembari turun dari bangku.
Dahi Yoongi mengerut. Ia melirik jam yang melingkar di lengannya. Pukul sembilan malam. Ia juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur yang berantakan. Piring, mangkuk, dan gelas bekas sarapan masih utuh di dalam wastafel. Yoongi menghela napasnya begitu berat.
"Biar Ayah yang bawa buburnya. Yoora bisa bawa tas Ayah ke kamar, kan?"
Yoora mengangguk lalu meraih tas ayahnya yang cukup besar, menjatuhkannya ke lantai dan menyeretnya ke kamar.
Sedangkan Yoongi membawa mangkuk berisi bubur dan menenteng keresek obat, mengikuti Yoora dari belakang.
Kini Yoongi mendapati ruang keluarga yang juga cukup berantakan, mainan dan beberapa buku dongeng berserakan hampir memenuhi setiap sudut ruangan.
"Bu! Ayah sudah pulang, Ibu makan ya ...."
Yoora menaiki ranjang, sedikit mengguncang tubuh ibunya agar bisa berbalik.
Nara pun berbalik, mengusap surai hitam pendek milik Yoora lalu tersenyum.
"Terimakasih, sayang ...."
"Yoora ... mainan Yoora kenapa berantakan?"
Kini atensi Nara beralih pada Yoongi yang kini berdiri di ambang pintu dengan kesal.
"Lho? Belum dibereskan juga? Ibu, kan sudah suruh Yoora membereskannya,"
Yang ditanya hanya tersenyum malu.
"Ayo bereskan," lanjut Nara, mendorong sedikit tubuh kecil Yoora untuk turun dari ranjang.
Yoora pun pergi keluar, melewati ayahnya yang mulai memasuki kamar.
"Bagaimana? Masih merasa pusing?" Yoongi mendudukan dirinya di sisi ranjang. Membantu Nara bangun dan menyandarkannya di tepian ranjang.
"Lumayan," ucapnya sedikit meringis.
"Kenapa akhir-akhir ini kau sering sakit?"
"Mungkin aku sudah tua?"
"Kau menyindirku?"
Nara terkekeh, "Bukan begitu ... sudah, aku lapar. Kemarikan buburnya."
Yoongi pun menyodorkan mangkuk bubur. "Mau aku suapi?"
"Tidak perlu. Kau pikir aku ini bayi apa? Daripada kau menyuapiku, lebih baik kau bantu Yoora membereskan mainannya."
"Maksudmu, membereskan rumah?" Yoongi berdiri membuka kedua kancing lengan kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ A Little Min Family S.2 | Yoongi x Nara | BTS Fanfiction
FanficKelanjutan dari serunya cerita keluarga Min Yoongi dan Min Nara dengan anak-anaknya. ~ Min Yoongi ~ Min Nara ~ Min Jongwon ~ Min Yoora © - J_Ra21