(6) Berkelahi (lagi)

3.8K 260 6
                                    

Tadinya mau update setiap jumat tapi di pikir-pikir idenya datang selalu tiba-tiba, jadi aku up sesuai ide yang datang aja hehehe...

*****

Under19 cafe, tempat di mana seluruh peserta didik — siswa dan siswi— bisa berkumpul dengan bebasnya. Itu dikarenakan lingkup cafe berada di perbatasan kampus.

Suasana cafe cukup ramai, beberapa diantaranya sedang mengerjakan tugas, menikmati menu makanan, bermain truth or dare dan beberapa yang sekedar berbincang-bincang saja.

Cafe ini menjadi tempat ter-favorite bagi sejumlah peserta didik Under19. Selain menu camilan yang enak, tempat ini juga sering dijadikan tempat pencarian jodoh.

Seperti contohnya Soomin; peserta didik dari kelas Rap itu sedang berbincang —proses pendekatan—dengan seorang gadis dari kelas Vocal, asal asrama perempuan pastinya.

Juga, Byonghee —kelas Performance— yang kini sedang merayakan anniversary-nya bersama Yuju dari kelas Rap.

"Kalian mau pesan apa? Biar aku traktir," ucap Suren seraya masuk ke dalam cafe bersama kedua temannya —Jongwon dan Si Young.

"Double Choco pie!" Ide Si Young.

"Ah ... benar, Double Choco pie yang terbaik," ucap Jongwon memberi dua jempolnya tanda setuju.

Di sisi lain, seorang gadis tengah sibuk dengan buku pelajarannya. Duduk di ujung cafe dekat jendela sembari menyumpal telinganya dengan earphone.

"Bisa kau pindah? Ini tempat kami."

Suara tenor dari seorang anak laki-laki yang kini tengah berdiri tepat di hadapan sang gadis tak digubris sama sekali.

Tuk! Tuk!

Anak laki-laki itu mengetuk meja, berusaha mendapat perhatian dari gadis yang masih menundukan kepalanya.

Gadis itu menengadah, menatap tiga anak laki-laki yang kini tengah bersidekap, menatap gadis itu bingung.

Dilihat dari tampilannya; mengenakan hoodie merah yang ditutupi dengan jas almamater sekolah. Sudah pasti ketiga laki-laki itu berasal dari kelas Rap.

Gadis itu pun mencopot earphone-nya, "Ada yang bisa kubantu?"

"Pindahlah, ini tempat kami," ucap salah satu anak laki-laki yang berdiri di belakang —Junhyuk— dengan suara bass yang cukup mempesona.

Bukannya pindah atau menjawab, gadis itu malah meraba-raba meja cafe, meneliti setiap sisi meja mencari sesuatu.

"Ini bukan meja kalian. Aku tidak menemukan tanda bahwa meja ini milik salah satu dari kalian," ucapnya seraya menunjuk satu persatu name tag yang terpampang di jas almamater ketiganya.

Sungwoon, salah satu dari ketiga anak laki-laki itu berbisik tepat di telinga teman di sampingnya —Yechan.

"Sepertinya dia anak baru, lihat saja seragamnya."

Yechan, si pemilik suara tenor itu menatap datar kepada sang gadis yang digadang-gadang sebagai anak baru di sekolahnya.

"Kau anak baru? Sepertinya kau tidak tahu jika meja ini sudah menjadi tempat pribadi kami selama satu tahun. Lebih baik kau pindah atau kau akan mendapat masalah," jelas Yechan angkuh.

Gadis itu —Haneul— menatap tajam pada manik milik Yechan dengan sengit. Kalau dia bukan anak baru, mungkin wajah laki-laki di hadapannya ini sudah ia tinju. Hanya saja Haneul sadar, tidak mungkin bagi dirinya untuk membuat onar di hari pertamanya masuk sekolah.

Jadi, Haneul pun menyerah. Ia membereskan buku-bukunya dan mulai beranjak dari meja cafe.

"Ah ... akhirnya kita mendapat tempat duduk. Oh ... bisa geser sedikit?"

Haneul terduduk kembali saat tiga orang siswa yang memakai kaus hitam lengan panjang dengan tulisan Performance itu datang sembari membawa Double Choco Pie di masing-masing tangannya, berbondong-bondong duduk.

"Ya! Min Jongwon!" Sergah Yechan.

"Astaga ... kau mengagetkanku saja," ucap Jongwon dengan datar, santai mengunyah camilan di tangannya— mengejek.

"Angkat kaki sekarang juga," geram Yechan yang kini memajukan tubuhnya agar bisa mendekat dengan wajah rival abadinya yang menurutnya menjengkelkan.

Suren menyikut kedua sahabatnya itu. Mereka bertiga pun berdiri berbalik arah seakan-akan meninggalkan tempat duduk. Tapi sedetik kemudian mereka berbalik kembali dan mengangkat kaki tepat di atas meja. Mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak tatkala suara gaduh dari dentuman sepatu mereka memenuhi cafe.

Dengan otomatis, mata Yechan dan kedua sahabatnya terbelalak tak percaya dengan tingkah ketiga orang yang dijuluki sebagai trouble maker itu. Sedangkan peserta didik lain hanya menggelengkan kepala mereka lalu kembali fokus pada aktifitas masing-masing, seolah keributan yang dibuat Jongwon Cs itu sudah seperti makanan sehari-hari.

"Ya! Kalian ini bodoh atau apa? Angkat kaki itu maksudnya pergi dari sini!" seru Sungwoon lelah dengan trio trouble maker sekolahnya.

"Ya memangnya kenapa? Ini, kan, tempat umum. Kita bisa duduk di mana saja yang kita mau," jawab Si Young mendudukan bokongnya kembali.

"Benar, jangan mentang-mentang ayahmu itu seorang donatur terbesar di sekolah ini, kau jadi semena-mena kepada peserta didik lain," tambah Suren.

Jongwon mengangguk, "Betul sekali ... jadi, daripada kalian terus berdiri dan menghalangi pemandanganku. Lebih baik kalian pergi dari sini, sebelum aku berubah pikiran dan kembali menendang bokong kalian seperti dulu."

"Kau mau berkelahi denganku?" ucap Yechan mulai mengepalkan tangannya.

"Tidak," sahut Jongwon kelewat santai.

"Kau takut jika wajahmu babak belur seperti dulu dan diobati oleh ayahmu?" Yechan menyeringai, saat mata tajam Jongwon menatapnya ragu. "Dasar anak ayah," tambahnya lagi sambil tertawa diikuti oleh kedua temannya.

Suren dan Si Young menatap ke arah Jongwon. Yang ditatap hanya menunduk lalu tersenyum. Jongwon balik menatap kedua temannya.

"Aku dikatai anak ayah ...," adu Jongwon pada kedua temannya— melas. Suren dan Si Young menepuk pundak Jongwon seakan-akan menguatkan.

"Kau benar Yechan-a, aku ini memang anak ayah. Tapi ... setidaknya, aku tidak menyuruh ayahku pergi menemui kepala sekolah untuk menyogok agar aku bisa masuk ke program tahunan sekolah."

Skak!

Seketika, tawa Yechan memudar mendengar penuturan yang keluar dari mulut Jongwon.

Haneul yang sedari tadi menonton perdebatan antara dua lelaki di hadapanya kini mulai takut. Karena ia bisa merasakaan aura negatif yang keluar dari mata Yechan. Terlihat begitu kentara kilatan matanya yang seakan-akan ingin membunuh Jongwon.

Benar saja, rupanya perkataan Jongwon membuat amarah Yechan tersulut. Yechan mulai menarik kerah kaus hitam milik Jongwon, membuat rivalnya itu berdiri, mendekatkan wajah mereka berdua.

"Jaga ucapanmu. Lihat saja nanti ... aku akan buktikan, aku akan mengalahkanmu dan berhasil debut dengan usahaku sendiri ...."

"Tidak, yang ada akulah yang akan mengalahkanmu. Jika aku kalah dan tidak berhasil debut, itu artinya kau juga ... kau juga tidak akan debut. Camkan ucapanku ini."

.
.
.
.
.
.

Nah gitu dong gelut 👏👏
Sebenernya aku nulis ini seadanya, lagi gak ada napsu buat nulis 😓. Dan seperti biasa bakal direvisi kalo udah beres ceritanya.

Gak pernah bosen aku ngingetin buat vote sama komen. Yang belum follow .. ayoo follow dan simpen cerita ini di reading list kalian.. see you 😘

💕💕💕

J_Ra21

✔️ A Little Min Family S.2 | Yoongi x Nara | BTS FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang