23. FIGHT

412 38 38
                                    

-Happy Reading, Manteman-

♥️♥️♥️

Aera masih di halte depan sekolahnya. Ia menunggu sang Kakak angkat yang biasanya berangkat, dan pulang bersamanya. Sudah satu jam Aera menunggu, tapi Taehyung tak menampakan batang hidungnya. Atau mengirimi pesan seperti biasa kalau Taehyung sedang ada urusan lain.

Sekolahan sudah sepi, Aera pun semakin was-was karena sendirian. Ia sudah menelepon Taehyung, tapi nomornya tidak aktif. Aera bingung harus bagaimana, kalau ia pulang duluan menggunakan bus nantinya Taehyung bisa mengamuk. Namun, Aera juga tidak ingin terus menunggu Taehyung tanpa ada jaminan kalau Taehyung akan datang.

Setelah berpikir beberapa kali, Aera pun memutuskan untuk meminta bantuan pada seseorang. Ia meraih ponselnya, mencari sebuah kontak. Begitu menemukan nama kontak 'Jeon Sopir pribadi', ia pun menekan tanda panggil.

[Hallo! Ada apa?]

Pertanyaan pertama yang diberikan si penerima telepon di seberang sana.

"Jeon, kau ada dimana? Sudah pulang belum?"

[Aku masih di lapangan futsall, sekitar 200 meter dari sekolah kita. Memangnya kenapa?]

"Antarkan aku pulang, aku masih di halte depan sekolah!" titah Aera.

Sudah biasa. Aera memang sering menyuruh Jungkook untuk mengantarnya pulang saat Taehyung tak bisa pulang bersamanya. Tentu saja itu tanpa sepengetahuan Taehyung. Aera selalu bilang pulang naik bus. Dasar tukang ngibul!

[Aku tidak bisa. Kau pulang bersama Jin Sunbae saja.]

"Jin Oppa sudah pulang sejak 30 menit lalu. Ayolah, Jeon. Sekolahan sudah sangat sepi. Hanya tinggal aku saja. Aku takut." Aera terus membujuk agar Jungkook mau mengantarnya pulang.

[Aku mau 'Perang' dengan murid Shingkang High School, makanya tidak bisa mengantarmu pulang. Lebih baik kau pulang menggunakan bus atau taksi saja.]

Perang yang Jungkook maksud adalah tawuran dengan murid sekolah lain. Aera tahu kalau Jungkook sering berkelahi dengan murid dari sekolah lain karena Jungkook sendiri yang bercerita pada Aera.

Aera hanya bisa menghembuskan napas. "Baiklah, biar aku minta bantuan Jimin Oppa saja." Opsi kedua setelah Jungkook adalah Jimin.

[Jimin Hyung juga ada di sini. Kau pu--]

"Apa Taehyung Oppa juga ada di sana?" tanya Aera was-was. Ia berharap Kakaknya tidak ikut perkelahian yang bisa membahayakan nyawanya sendiri.

[Tentu saja V Hyung ikut. Dia 'kan yang memimpin perang ini--]

Pip!

Aera memutuskan panggilan itu tanpa menunggu Jungkook melengkapi kalimatnya.

****

Jungkook kembali memasukan ponselnya ke saku celana. Ia mengumpat kesal karena Aera memutuskan panggilan itu dengan seenak jidatnya.

"Dasar, perempuan menyebalkan!" Ia lalu kembali ke barisan Jimin, dan Taehyung yang masih menunggu kedatangan musuh.

"Siapa yang meneleponmu?" tanya Taehyung penasaran.

"Aera, Hyung. Dia memintaku untuk mengantarkan pulang. Aku bilang padanya kalau aku tidak bisa karena aku akan perang dengan murid Shingkang."

Taehyung menepuk jidatnya karena melupakan Aera. Ia terlalu fokus ingin berperang sampai lupa tak mengabari Aera. "Ponselku mati, dan aku tak sempat bertemu dengannya. Lalu apa yang katanya?"

Nappeun Oppa (Kth NC 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang