25. Di luar ekspetasi

448 42 9
                                    

Moon maaf kalau bahasanya agak beda, dari chapter ke chapter. Ini memang ff udah lama, sempet writer block juga aku, jadi kadang aku ngerasa ada bagian yang kayak aneh gitu. Radak gak nyambung.

Mungkin di chapter awal cukup banyak menggunakan bahasa Korea, tapi kedepannya bakal aku kurangi.

Ntar kalo senggang bakal aku revisi biar gg terlalu aneh .

Happy Reading, Manteman-

🍂🍂🍂

Perkataan Taehyung bukan cuman isapan jempol saja. Terbukti kalau ia benar-benar ingin menjadi Kakak yang baik bagi Aera. Namun, entah pemuda itu sadar atau tidak kalau sebenarnya ia terlalu posesif, dan protektif pada Aera. Untuk pulang bersama Hera, dan Vernon saja Aera tak diizinkan padahal mereka harus mengerjakan tugas kelompok.

Contohnya sekarang. Kebetulan malam minggu, Aera ingin keluar jalan-jalan dengan kedua sahabatnya, tapi Taehyung melarang. Dengan alibi lebih baik Aera belajar di rumah daripada main-main tidak jelas.
Aera pun merasa dongkol. Ia terpaksa menuruti sang Kakak, dan belajar di ruang keluarga.

Tap Tap Tap!

Suara langkah kaki Taehyung menyita perhatian Aera. Ia memandangi Kakak angkatnya yang sudah rapi dengan memakai kaos putih bertuliskan Gucci, jeans hitam serta jaket biru yang bagian belakang terdapat gambar harimau. Taehyung memang mempunyai selera fashion. Style-nya sudah seperti artis-artis ternama.

"Oppa mau kemana?" tanya Aera begitu Taehyung sudah sampai ruang keluarga.

Taehyung menyunggingkan senyum kotak yang teramat manis. Ia mendekati sang Adik. "Oppa mau pergi. Kau harus tetap di rumah!"

Aera menghentikan acara menulisnya. Ia mencebik tidak suka dengan kalimat Taehyung. "Oppa curang. Masak Aera tidak boleh keluar dari rumah, sedangkan Oppa malah mau main. Tidak adil!" protes Aera.

Taehyung mendekati Aera. Ia agak membungkukan badan untuk menyusuaikan tinggi dengan Aera yang duduk lesehan tangannya bertumpu pada meja. "Oppa cuman mau bertemu Jungkook, dan Jimin saja kok," terangnya.

Dua nama yang Taehyung sebutkan. Mampu membuat Aera kegirangan. Wah, sepertinya ia punya alasan untuk keluar dari rumah yang membosankan itu. Aera sedang tidak mood belajar. Lagi pula kenapa harus belajar kalau besok sekolah libur?

"Aku ikut! Pasti mereka akan senang," celetuk Aera antusias, "aku juga sudah lama tidak main bersama mereka. Boleh, ya, Oppa?"

Sayang sekali Taehyung malah menggelengkan kepalanya. "Aku hanya sebentar. Ada urusan penting dengan mereka, dan kau tidak boleh tahu karena ini urusan laki-laki. Mengerti?"

Aera merengut. Sungguh ia sangat ingin ikut pergi bersama Taehyung. Mungkin ia bisa mengobrol santai dengan si playboy bantet, Jimin. Atau Jungkook si Kelinci imut. Aera terlalu bosan melewati malam minggu di rumah.

"Ayolah, Oppa," rayu Aera mengeluarkan jurus puppy eyes. Namun, Taehyung tak terpengaruh.

"Sekali tidak tetap tidak!" tegas Taehyung tak ingin diganggu gugat. "Kalau sudah mengatuk kembali ke kamar, dan kau tak perlu menunggu karena Oppa membawa kunci cadangan."

Taehyung terkekeh melihat ekspresi kesal yang Aera suguhkan. Ia pun segera mengacak rambut gadis bersurai dark bown tersebut. "Sudah, jangan cemberut. Lain kali pasti Oppa akan mengajakmu. Oppa pergi dulu!" pamit Taehyung tak mendapat respon Aera.

Begitu terdengar suara deru mobil Taehyung keluar dari garasi, jemari lentik Aera segera meraih ponsel kesayangan. Mencari sebuah kontak. Menekan tanda panggil pada kontak yang bernama 'Sopir pribadi, Jeon'. Tak perlu menunggu lama, suara dari seberang pun menyahuti panggilan Aera.

Nappeun Oppa (Kth NC 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang