⚠️Typo selalu ada⚠️
^Happy Reading^
.
.
.
Taehyung terbangun karena cahaya matahari masuk di balik tirai kamarnya, ia menoleh ke samping. Ternyata sudah tidak ada sosok Aera. "Dia sudah bangung."
Namja berekspresi dingin itu memutuskan untuk mencuci muka dan gosok gigi. Selesai itu ia keluar kamar, tujuannya adalah dapur.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung begitu sampai dapur.
Aera tidak mengalihkan pandangannya, ia masih fokus pada kegiatanya. "A-aku sudah membuat sarapan untuk O-Oppa," jawab Aera terbata-bata. Sepertinya rasa takut itu sudah muncul lagi.
"Lalu apa itu? Kau mau membawa bekal ke sekolah?" Taehyung melirik kotak bekal warna biru itu.
"A-aniya, aku akan memberikan bekal ini pada Jungkook sebagai ucapan terima kasihku karena kemarin dia sudah menolongku," jelas Aera.
Tentu saja ia merasa berhutang budi pada namja Kelinci itu, yang sudah berbaik hati mau mengantarnya ke UKS, dan mengantar pulang juga. Aera paling tidak bisa merepotkan orang lain. Jadi, ia berharap dengan bekal tersebut bisa mengurangi rasa rasa bersalahnya karena sudah merepotkan Jungkook.
Yah, walaupun ia tak bermaksud merepotkan.
Taehyung agak malas mendengar alasan Aera. "Aku juga membantu menenangkanmu saat kau ketakutan pada Ryena Cs semalam. Apa kau tidak ingin memberiku sesuatu juga sebagai ucapan terima kasihmu?"
Aera hampir saja lupa kalau Oppa angkatnya ini juga sangat berjasa karena membuatnya kembali tenang semalam. Bisa dibayangkan saja, kalau semalam tidak ada Taehyung. Mungkin ia akan terus berhalusinasi, dan mengamuk-ngamuk tidak jelas.
"Baiklah, a-aku juga akan membuatkan bekal untuk Oppa."
"Aku tidak butuh bekal bodoh itu," ucap Taehyung dengan dingin. Tak perduli kalau perkataannya barusan akan menyinggung perasaan Aera.
Taehyung mulai mendekat ke Aera dengan langkah perlahan. Sedangkan Aera mulai tegang. Ia khawatir dengan apa yang akan Taehyung lakukan. Entah kenapa ia jadi agak paranoid setiap berdekatan dengan Taehyung.
Benar dugaan Aera, tiba-tiba saja Taehyung memeluknya dari belakang. Menyandarkan dagunya ke bahu Aera. Ia meniup-niup telinga Aera. Hembusan nafas Taehyung menerpa kulit di bagian tengkuk, dan sekitarnya sehingga membuat bulu kuduk Aera meremang.
"Aku mau moning kiss sebagai ucapan terima kasihmu. Adik manisku," bisik Taehyung dengan suara sangat pelan, bahkan terdengar seperti desahan di telinga Aera.
Aera mematung, ia bingung harus bagaimana? Namun, ia tidak mungkin memberikan apa yang Taehyung inginkan. Satu-satunya cara adalah menghindar. Maka Aera pun beralasan,"O-Oppa, aku ha-harus berangkat sekarang. A-aku ada jadwal piket hari ini." Aera coba melepaskan pelukan Taehyung, sangat risih menurutnya.
Taehyung terpaksa melepaskan sang Adik. Padahal ia masih ingin berlama-lama menikmati adegan favoritnya yaitu membuat jatung Aera berdebar tak karuan. Namun, pada akhirnya membiarkan sang Adik lepas dari pelukannya. Sepertinya ia merasa cukup untuk membuat Aera gugup.
"A-aku berangkat dulu, Oppa. A-annyeong!" pamit Aera dengan cepat mengambil tas dan kotak bekal, ia berlari ke luar rumah agar terhindar dari Oppa angkatnya yang mesum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nappeun Oppa (Kth NC 17+)
FanfictionRating 🔞 Yang dibawah umur jangan baca! Kim Taehyung, pemuda yang memiliki kenangan buruk dengan wanita. Sehingga menggap wanita hanyalah sebuah mainan. Terkecuali Ibunya. "Semua wanita itu brengsek! Kebaikannya hanyalah topeng agar keinginannya bi...