⚠️Typo selalu ada⚠️
^Happy Reading^
Setelah kejadian di gudang minggu lalu, Aera selalu menghindar dari Taehyung. Sungguh gadis bermarga Go itu tidak berani dekat dengan sang Kakak, ia selalu menjaga jarak aman agar kejadian itu tidak terulang.
Namun, Aera tidak berani menceritakan kepada siapa pun terlebih Orang tua angkatnya. Hanya Ia, Taehyung, dan Tuhanlah yang tahu. Sejujurnya Aera sudah berusaha mengenyahkan bayang-bayang kejadian itu, tapi tak bisa. Kejadian itu terputar secara otomatis saat Aera melihat wajah Taehyung.
"Untuk apa kau membuat sarapan sebanyak ini?" Suara bariton yang selalu membuat Aera merinding, telah mengintrupsi kegiatanya menata makanan di meja.
Aera tak menjawab, ia justru menyibukan diri dengan membuat 4 gelas susu. Merasa diabaikan Taehyung pun menggebrak meja.
Brakk!
"Apa kau tuli, hah?!" bentak Taehyung yang berhasil membuat Aera terkejut. Sepertinya Aera masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kelakuan Kakak angkatnya itu.
"Te-tentu sa-saja untuk sa-sarapan bersama," jawab Aera terbata-bata, ia tak berani menatap Taehyung yang auranya sudah menyeramkan.
Taehyung menduduki kursi, ia mengambil sepiring nasi goreng yang sudah Aera siapkan pastinya tanpa sosis ayam yang tidak Taehyung sukai. Pria tampan itu menguapkan makanan ke mulutnya, Aera dengan ragu ikut menyantap makanan.
Ia duduk beradu pojok dengan Taehyung, itu adalah jarak terbaik agar terhindar dari tatapan tajam yang selalu Taehyung suguhkan. "Sisanya buang saja!" titah Taehyung yang tentu saja membuat Aera ingin berteriak 'tidak mau', namun gadis itu memakai kata-kata yang lebih sopan.
"Kenapa harus dibuang? Eomma dan Appa 'kan belum sarapan, la--"
"Jadi mereka tidak memberitahumu?" Aera menyernyit bingung mendapat pertanyaan itu dari Taehyung. "Orang tua barumu sedang melakukan perjalanan bisnis ke Jepang, dan mereka akan pulang sebulan atau dua bulan lagi," ujar Taehyung yang tak terlalu perduli pada kenyataan itu.
Berbeda dengan Aera yang semakin bingung, dan khawatir, ia khawatir kejadian di gudang akan terulang kalau Taehyung tidak dalam pengawasan Orang tuanya. Gadis itu juga sedih karena pasti dia akan kesepian tanpa Orang tuanya di rumah.
"Bagaimana? Sekarang kau bisa merasakan apa yang selalu aku rasakan selama ini. Kesepian." Perkataan Taehyung seolah bisa menebak pikiran Aera. "Kuberitahu padamu, Orang tuaku tak akan memiliki rumah semewah ini, jika kegiatannya hanya menghabiskan waktu di dalam rumah. Selamat datang di Sangkar Emas keluarga Kim!" Setelah mengatakan itu Taehyung berangkat Sekolah.
Aera hanya mendesah kecewa. "Aku pikir aku bisa memiliki keluarga utuh yang selalu harmonis dan bisa menghabiskan waktu bersama setiap hari, ternyata ... aku jadi merindukan Adik-adikku di Panti Asuhan."
*****
Sepertinya Jimin tidak main-main saat berkata akan mendekati Aera, buktinya saat ini Jimin sudah berada di depan kelas Aera, dengan berpura-pura menjemput Jungkook.
Pria itu berjalan ke bangku Aera dan Jungkook tanpa memperdulikan pekikan memuja dari teman sekelas Aera yang belum meninggalkan kelas, hanya sekitar 10 orang tapi bisa membuat polusi suara.
"Aera-ya, ayo kita ke kantin bersama. Aku akan metraktirmu," ajak Jimin tersenyum manis di samping Aera. Berhasil membuat gaduh seisi kelas Aera karena murid lain merasa iri pada Aera yang diperlakukan special oleh Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nappeun Oppa (Kth NC 17+)
FanficRating 🔞 Yang dibawah umur jangan baca! Kim Taehyung, pemuda yang memiliki kenangan buruk dengan wanita. Sehingga menggap wanita hanyalah sebuah mainan. Terkecuali Ibunya. "Semua wanita itu brengsek! Kebaikannya hanyalah topeng agar keinginannya bi...