Chapter 11 : Hot Billionaire

8.5K 305 9
                                    

PERHATIAN part ini 98% hot 2% konflik wkwkwk

Anyway bagi anggota grup chat maap ya telat update. Niatnya up minggu jadinya senen

Yang penting tetep buat
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
FOLLOW
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
VOTE
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
COMMENT
.
.
.
.
.
.
.

WITHOUT FURTHER DO
LET'S GET STARTED


Dengan tangan yang bergetar aku mencoba membuka pintu depan rumah seolah aku sedang dikejar seseorang dan hanya rumah ini yang bisa membuatku aman. Aku mencoba untuk bernapas dengan tenang namun aku tidak bisa, malahan aku menjatuhkan kunciku dan berakhir denganku mengutuk diriku sendiri.

Aku mencoba memasukkan kunci dan tiba-tiba saja seseorang menepuk bahuku aku dengan cepat dan berbalik lalu mendorong siapapun yang tadi menepuk bahuku.

"Aku tidak punya apapun untukmu lagi. Pergi!" Kataku menjerit dan menangis seolah aku kembali lagi ke rumah Nate dan dia yang terus saja meminta uang padaku lalu jika aku tidak punya dia akan menampar, memukul, kau namakan saja. Aku terus mendorong orang itu jauh dariku seolah jika dia akan menyakitiku. 

"Laura. Hei! Ini aku. Hei!"

Orang itu menahan kedua tanganku dan saat aku membuka mataku aku melihat Xavier menatapku seolah aku baru saja terjun dari tebing dan selamat. Xavier meraih bagian belakang kepalaku dan mengelusnya, seketika aku merasa lebih tenang.

"Sudah lebih baik?" Xavier menangkup wajahku. Aku menganggukan kepalaku sebisa mungkin.

Aku tahu Xavier sesekali melirik bibirku dan saat kami bertatapan dia tahu aku tahu apa yang dia lakukan dan sambil mengerang Xavier menciumku dengan gairahnya yang selalu bisa meradiasiku dan membuatku meleleh seperti lilin yang menyala.

Saat Xavier melepaskan bibirnya untuk membiarkanku mengambil napas dia mendekat ke telingaku, menggigitnya sebelum berbisik.

"Aku menginginkanmu. Aku tidak tahu kenapa tapi aku menginginkanmu lagi, lagi, dan lagi."

Aku menganggukan kepalaku dan meraih bahunya.

"Bawa aku Xavier. Bawa aku."

Xavier tersenyum kecil kemudian dia menarikku ke mobilnya. Dia memutar lagu dari radio, tidak terlalu yakin lagu apa itu, saat berada di persimpangan dan berhenti di lampu merah tangan Xavier meraih pahaku dan meremasnya, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam celana dalamku. Aku mengerang akibat perbuatannya tapi aku tidak ingin menghentikannya. Aku menyadarkan kepalaku dan menggigit bibirku saat mobil kembali berjalan. Dua jari Xavier menelusup dan bergerak 'ayo kemari' dengan perlahan. Sial, aku akan orgasme. Xavier memasukkan jarinya yang lain dan aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk mendesah dan mencengkeram apapun yang bisa kuraih terutama pergelangan tangan Xavier. Aku mengerang setengah menjerit saat orgasme ku raih.

Saat aku membuka mataku, mobil sudah berhenti dan berada di depan pintu garasi sebuah rumah. Aku menoleh dan menatap Xavier, dia sedang mengeluarkan jarinya dari kewanitaanku, membuatku merintih kecil sebelum Xavier meraihku ke dalam salah satu ciumannya yang bergelora. Aku bahkan membuka mulutku dengan lebar dan menyesap jemarinya yang dia gunakan untuk memberiku orgasme. Lalu dia menciumku lagi hingga dadaku terasa sesak. Xavier melepaskan ciumannya dan mengajakku turun.

"Rumah siapa ini?" Kataku sambil mengeratkan genggaman tanganku pada Xavier.

"Rumahku." Jawab Xavier sambil membuka kunci pintunya dengan sidik jarinya. Aku tahu. Wow.

CAPTIVATED BY THE CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang