Chapter 4 : Work This Together

11.4K 428 19
                                    

Uhh yess bitch 👆👆👆😍

Entah kenapa aku pengen jadi Laura
.
Siapa yg pengen jdi Laura juga?
.
.
.
.
.
"Sesuatu yang menyenangkan?" Kataku dengan banyak sekali asumsi di otakku.

Xavier hanya tersenyum dan tangannya berada di rambutku dan mengelusnya. Aku menelan ludahku berharap itu akan mengurangi rasa gugupku. Xavier tidak lagi tampil rapi dengan setelah tiga lapisnya itu. Dia hanya menggunakan kemeja biru-abunya, celana panjang, dan sepatu PDH yang hitam mengkilap. Aku bisa melihat betapa kekar dadannya lewat beberapa kancing kemejanya yang sudah lepas dan lengannya yang sangat besar. Aku semakin penasaran apa dia memiliki six pack atau eight pack. Apakah dia memiliki v-line yang seksi?

Aku bangun dari lamunanku yang mesum itu saat Xavier terasa semakin dekat dan kedua tangannya berada di punggungku. "Katakan padaku, Laura. Apa kau merasakannya juga?"

Aku bersandar di dadanya yang dengan mengejutkannya lebih nyaman dari yang aku pikirkan tanpa mampu mendongak dan menatap mata birunya yang bisa membuat kakiku lumpuh. Aku bingung dengan apa yang dia tuju dengan pertanyaannya. Apa yang dia maksud adalah detakan jantungnya yang sama cepatnya denganku, udara yang terasa panas sekali, atau-aku bisa merasakan wajahku merona memikirkan ini-merasakan ereksinya di perutku.

Aku menahan napasku saat lagi lagi tangan Xavier berada di pantat dan pinggiran rok ku. Dia perlahan mengangkat rokku dan tangan kanannya menurunkan celana dalamku. Aku bisa merasakan celana dalamku turun ke pergelangan kakiku. Aku gemetar dengan napas tak karuan saat tangannya menyentuh pantatku yang telanjang di balik rok.

Xavier menempelkan dahinya di dahiku saat aku menatap matanya dan aku bisa merasakan dia tersenyum saat mencium bibirku. Tangannya bergerak ke depan dan menemukan klitorisku. Aku tersentak dan secara impulsif membuka mulutku yang membuat Xavier makin dalam saat menciumku.

Xavier menarik kakiku untuk memeluk pinggangnya kemudian dia berputar dan mendudukkanku di meja kaca kerjanya yang sangat dingin. Aku menarik kepalaku kebelakang untuk mengambil napas sambil menahan kepala Xavier agar tidak maju dan meraihku ke dalam ciumannya. Kami saling bertatapan sebelum Xavier mencium bibirku lagi kemudian turun ke leherku. Aku mendongak dan menggenggam rambutnya sembari menahan diriku sendiri agar tidak mengerang. Aku sudah lama tidak diperlakukan lembut seperti ini dan sesuatu yang sudah sangat lama tidak kurasakan kini kembali kurasakan, sesuatu yang nikmat, aku melepaskan desahanku sambil memanggil Xavier saat gelombang itu datang.

Tangan Xavier keluar dari dalam rokku dan dia mulai membuka kemejaku. Sedangkan bibirnya semakin turun seiring terbukanya bajuku. Memperlihatkan bra usangku yang masih cukup baik untuk dipakai menurutku.

Kami kembali bertatapan lagi saat aku merasakan tekanan kuat di payudaraku yang membuatku ketagihan. Mungkin Xavier suka melihat reaksiku terhadap sentuhannya dan aku sangat-sangat menyukai sentuhannya. Saat kami akan kembali berciuman sebuah suara menghentikan kami.

"Xavier, astaga apa yang kau lakukan pada Laura?" Itu sudah jelas William. Aku selalu mengingat suaranya yang mirip dengan ayahku yang sudah tenang bersama ibuku di surga.

Xavier menghela napas lalu membalikkan badan. Aku secara otomatis turun dari meja dan bersembunyi di belakang Xavier-mencoba merapikan bajuku-kemudian melangkah ke samping dan mencoba menatap William. Ini sungguh sangat memalukan. Alex bisa saja kehilangan proyeknya dan itu sudah pasti karena aku.

Xavier terlihat begitu tenang walau tatapannya sangat dingin. "Bukan urusanmu."

Aku terkesiap saat tangan kiri Xavier memeluk pinggangku dan menarikku pergi bersamanya. Aku menatap penuh permohonan maaf pada William sebelum kami benar-benar keluar dari ruangan Xavier dan berjalan memasuki lift yang kebetulan terbuka karena seorang kurir baru saja keluar sambil menatap kami dengan dan bergumam sangat lirih. "Unbelieveable."

CAPTIVATED BY THE CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang