5

1.2K 210 9
                                    

Aku nyerah, bukan karna lelah
tapi kamunya yang emang gak mau aku perjuangin

^




"Kenapa sih, mama tuh selalu lebih mentingin dia? Sebenernya anak mama itu Sejeong atau aku!"

Terdengar teriakan Yeri pagi itu. Sejeong yang sedang berada di ruang makan hanya bisa terdiam mendengarnya.

Karna perjodohan yang dibicarakan tadi malam, Yeri jadi mengamuk pada Dara. Sejeong pun baru tau ternyata awalnya Daniel ingin dijodohkan dengan Yeri, tapi kemudian Dara menyarankan agar Sejeong saja yang menerima perjodohan itu. Yeri yang notabenenya suka pada Daniel tentu saja tidak terima.

"Yer, mama mohon mengertilah"

Mendengar tantenya memohon seperti itu, Sejeong tidak tahan lagi. Ia lalu memberanikan diri untuk mendekat pada ibu dan anak itu.

Yeri langsung menatapi Sejeong tajam.

"Ini semua gara-gara lo, tau gak! Kenapa sih lo harus ada di hidup gue? Lo ngambil semuanya dari gue! Lo ambil perhatian mama, lo ambil kak Daniel gue. Gue benci sama lo, Sejeong!"

Setelah mengatakan itu Yeri langsung berlari meninggalkan rumah.

Dara masih terdiam. Ia tidak ingin mengejar karna menurutnya Yeri hanya sedang emosi. Dara kemudian menoleh pada Sejeong, meraih jemari gadis itu dan menggenggamnya lembut.

"Maafin Yeri ya, Je"

"Aku yang harusnya minta maaf, tante. Yeri jadi marah sama tante karna aku"

"Cuma ini yang bisa tante lakuin supaya bisa bahagiain kamu. Tante gak mau kamu merasa gak punya siapa-siapa setelah orang tua kamu gak ada"

"Aku bersyukur banget aku masih punya, tante. Ini udah lebih dari cukup, tante. Jangan sampai hubungan Yeri sama tante jadi renggang gara-gara aku. Lebih baik aku pindah ke apartemen aja, tan"

"Nanti siapa yang ngurusin kamu di sana, Je?"

"Aku bukan anak kecil lagi, tante. Aku bisa ngurus diri aku sendiri kok. Tante gak usah khawatir ya?"

Dara mengelus wajah Sejeong dan tersenyum tipis, "Kalau kamu butuh apa-apa, jangan ragu buat hubungin tante ya, sayang?"

"Iya, tante"







^

Brak!

Terdengar suara pintu toilet yang ditutup dengan kasar oleh Yeri. Sejeong yang tadinya ditarik paksa oleh Yeri ke dalam sana, hanya bisa pasrah dan memandang takut-takut pada sepupunya itu.

"Lo bisa gak sih ngilang aja dari hidup gue? Kenapa sih lo gak nyusul ortu lo aja sekalian? Gue muak liat muka sok polos itu, tau gak! Nyokap gue boleh kasian sama lo, tapi gue gak sama sekali! Berani lo ngerebut kak Daniel dari gue, lo bakal tau akibatnya!"

"Ngerti lo!" Yeri mendorong Sejeong cukup keras hingga punggung gadis itu membentur dinding, setelah itu berlalu meninggalkan Sejeong yang hanya bisa mematung di sana.








Sejeong menjatuhkan pantatnya di bangku taman sekolah. Pikirannya masih berkecamuk dengan ancaman Yeri tadi. Bohong kalau ia tidak senang jika tantenya berniat menjodohkannya dengan Daniel, pria yang selama ini begitu dipujanya. Tapi tentu saja hidupnya pasti tidak akan tenang setelahnya. Ia tau betul watak sepupunya itu, Yeri tidak pernah main-main dengan ancamannya. Waktu kecil saja Yeri sering memfitnahnya di depan teman-temannya hingga tidak ada lagi yang mau berteman dengannya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang