12

1.1K 213 13
                                    

"Aku cuma tau aku sayang kamu.
Dan enggak tau gimana caranya berhenti"

^












"Kalau orang yang aku suka itu mas Daniel?" Sejeong akhirnya buka suara, yang sukses menghentikan niat Daniel ingin kembali melangkah kembali ke apartemennya.

"Apa aku harus berenti juga?"

Daniel tersenyum samar. Dan sebelum tubuh pria itu menghilang dari balik pintu, ia sempat berkata, "Kalau gitu jangan berhenti."

Sejeong ingin berteriak rasanya. Akhirnya ia bisa mengungkapkan perasaannya juga. Begitu saja sudah membuat lututnya terasa lemah. Mulai sekarang ia tidak perlu menutupi-nutupi perasaannya lagi. Ia akan berusaha untuk tidak jatuh cinta sendirian setelah ini.

^

Sejeong tidak bisa berhenti tersenyum saat ia berduaan dengan Daniel di dalam lift. Sementara Daniel pura-pura acuh sambil memainkan ponselnya. Bahkan ketika pintu lift terbuka, Daniel berjalan lebih dulu meninggalkan Sejeong. Namun itu tidak melunturkan senyum di wajah Sejeong. Gadis itu masih terus tersenyum bahkan hanya dengan memandangi punggung Daniel.

Tiba-tiba Daniel berhenti dan berbalik menoleh pada Sejeong.

"Berangkat naik apa?"

"Angkot kalau gak ojol, atau paling mewah naik taksi," jawab Sejeong jujur, pakai cengengesan lagi.

"Bareng gue," putus Daniel langsung.

"Eh?" Sejeong yang sempat kebingungan buru-buru menyusul langkah Daniel.

"Bareng gue, Je," jelas Daniel menjawab kebingungan di wajah Sejeong.

"Tapi nanti temen-temen di sekolah ngira kita ada apa-apa"

"Ya emang kita ada apa-apa kan?"

"Katanya gak boleh ada yang tau," sahut Sejeong yang membuat Daniel mengeram gemas.

"Ya udah nanti lo gue turunin sebelum nyampe sekolah"

"Ih, jahat," Sejeong pura-pura manyun.

"Makanya gak usah bawel"

Daniel berjalan lebih dulu lagi. Gimana gak, langkah cowok itu lebar-lebar. Sejeong jadi sedikit kewalahan menyeimbanginya.

^

Mobil Daniel sudah sampai di parkiran sekolah. Sejeong melihat ke sekitarnya area parkiran dulu sebelum turun dari mobil Daniel dengan sedikit mengendap-ngendap.

Daniel tersenyum geli melihat tingkah gadis itu. Kemudian dengan iseng ia memanggil nama gadis itu nyaring.

"Je!"

Sejeong menoleh dengan mata membulat hingga terlihat menggemaskan.

Daniel tersenyum samar -lagi- lalu satu tangannya bergerak menepuk kepala Sejeong.

"Baliknya tunggu gue"

Setelah mengatakan itu, Daniel mengeloyor gitu aja, ninggalin Sejeong yang jantungnya rasanya udah mau melorot ke perut.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang