Namanya juga jatuh,
ya pasti sakit.
Karna itu jangan jatuh cinta,
tapi bangun cinta.Sejeong sedang berjalan sendirian ketika tiba-tiba seseorang menariknya dan menyandarkan ke dinding. Jantung Sejeong sudah ingin melompat dari tempatnya rasanya, mendapati Daniel kini berada tepat di ujung hidungnya. Mereka sekarang sedang berada di sebuah koridor yang sepi, karna masih dalam jam pelajaran.
Daniel menaruh satu tangannya di samping kepala Sejeong yang sukses menambah kegugupan gadis itu.
"Gue cuma mau ingetin satu hal sama lo, jangan sampai ada yang tau soal perjodohan kita ini, ngerti?"
"I-iya," angguk Sejeong.
"Bagus"
Setelah itu Daniel pergi begitu saja meninggalkan Sejeong. Sejeong terlihat menghela napasnya. Mungkin emang ini sebaiknya. Kalau pun ada yang tau pasti dia akan dibully habis-habisan oleh para fans Daniel.
Tapi tunggu dulu! Bukankah ada Yeri yang mengetahui hal ini.
Sejeong meringis pelan, sebelum dia dikejutkan oleh satu tangan yang tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Kak Jonghyun, ngagetin aja sih?"
Jonghyun hanya cengengesan.
"Ngapain di sini?"
"Tadi habis dari perpus. Ini juga mau balik ke kelas kok, kak"
"Kelas lo bukannya lagi jamkos kan?"
"Kok kakak tau?"
Jonghyun menyengir lagi. Apasih yang gue gak tau tentang lo, Je.
"Boleh ngomong bentar gak?"
Sejeong mengangguki, "Boleh, kak. Mau ngomong apa?"
"Jangan di sini deh. Ke sana yuk!" Jonghyun menunjuk ke arah salah satu bangku taman.
Tanpa pengiyaan Jonghyun langsung saja menarik tangan Sejeong ke tempat yang dia maksud.
"Uhm, Je, kamu mau gak masuk osis?" tanya Jonghyun begitu mereka sudah duduk di bangku taman sekolah.
"Hah?"
"Sebentar lagi pergantian osis, jadi aku pengen rekomendasiin kamu buat jadi anggota osis nanti. Gimana, mau gak?"
"Gak deh, kak. Kayanya aku gak bakat deh di keorganisasian kaya gitu"
"Kenapa gak, Je? Kamu kan pinter, udah gitu pernah banggain sekolah karna prestasi kamu di panahan"
"Beneran gak deh, kak. Aku tuh pemalu orangnya. Yang lain juga banyak kok yang lebih pinter dari aku"
"Ya udah gapapa sih kalau kamu emang gak mau. Aku juga gak mau maksa kamu," ucap Jonghyun akhirnya sambik tersenyum kecil.
"Maaf ya, kak"
"Kok minta maaf sih. Santai aja lah, Je"
Sejeong tersenyum lega. Andai hatinya lebih dulu bukan buat Daniel, Sejeong sudah pasti akan jatuh cinta dengan pemuda yang sekarang ada di hadapannya itu. Selama ini Jonghyun sudah sangat baik padanya. Ia jadi teringat ucapan Chungha,
"Kak Jonghyun kayanya suka sama lo deh, Je"
Masa iya?
"Kak Jonghyun"
"Hm?"
"Kenapa sih kakak baik banget sama aku?"
"Kan kita emang harus baik sama sesama makhluk Tuhan," Jonghyun terkekeh.
"Ya seperti yang kakak tau. Aku tuh orangnya pendiam, kadang temen-temen juga bilang aku aneh karna itu aku gak punya banyak temen di sini. Dan kak Jonghyun itu udah baik banget sama aku padahal aku bukan siapa-siapa"
"Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa. Kamu itu Sejeong Safitri, atlit panahan kebanggaan SMA 101. Aku justru bangga bisa sedeket ini sama kamu"
"Kakak berlebihan ah"
Jonghyun mengusak pucuk kepala Sejeong dengan gemas, "Ada dua hal yang bikin cowok itu deketin seorang cewek. Pertama, karna dia emang ada perlunya. Kedua, karna dia suka cewek itu. Dan aku sama kamu itu, ada di opsi kedua, Je"
Setelah mengatakan itu, Jonghyun meninggalkan Sejeong yang masih bengong mencerna ucapan Jonghyun.
Dan beberapa detik kemudian akhirnya ia bisa menarik kesimpulan.
Hari ini ada dua cowok yang tiba-tiba narik tangannya tanpa permisi, habis itu ninggalin dia juga tanpa pamit.
Hmm.
Sementara itu ada sepasang mata yang menatap tajam ke arah Sejeong dan Jonghyun yang tadinya sedang bicara.
Orang itu mendengus kesal.
Cemburu?
Iya. Ia cemburu.
Siapa yang tidak cemburu tunangannya berduaan dengan pria lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Fanfiction"Janji ya kamu gak boleh nikah kalau bukan sama aku?" Daniel Damaja x Sejeong Safitri